Potret Kehidupan Warga Pedalaman Sorong, Hidup tanpa Listrik dan Air Bersih, Banyak Anak Stunting
air bersih menjadi salah satu faktor anak bebas dari semua jenis penyakit, termasuk stunting.
air bersih menjadi salah satu faktor anak bebas dari semua jenis penyakit, termasuk stunting.
Potret Kehidupan Warga Pedalaman Sorong, Hidup tanpa Listrik dan Air Bersih, Banyak Anak Stunting
Hidup layak dengan air bersih dan jaringan listrik masih sebatas impian bagi masyarakat Distrik Kokoda Utara, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Provinsi Papua Barat Daya. Kehidupan mereka bisa dibilang jauh dari kata layak.
- Sejuk dan Nyaman, Potret Kampung Batak di Pedalaman 100 Persen Warganya Muslim 'Kehidupannya Makmur'
- 10 Potret Pemotor Pakai Baju yang Serasi dengan Motornya, Bikin Auto Nengok di Jalan!
- Stunting Adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
- Momen Seru Atikoh Ganjar Berbagi Cerita Penanganan Stunting hingga Beri Telur ke Ibu Hamil di Bantul
Persoalan Serius
Kepala Distrik Kokoda Utara, Leonardo Tabakore, mengungkapkan bahwa kebutuhan air bersih dan listrik adalah persoalan serius. Pasalnya, hingga kini distrik yang dihuni 3.000 orang itu belum menikmati air bersih dan jaringan listrik.
"Kami sudah berapa kali menyampaikan usulan untuk bisa memperhatikan air bersih dan jaringan listrik," ujar Kepala Distrik Kokoda Utara Leonardo Tabakore, Minggu (17/3/2024), mengutip ANTARA.
Harapan
Leonard menuturkan, berdasarkan survei ditemukan sumber air yang berjarak sekitar delapan kilometer dai permukiman warga. Pihaknya berharap sumber air itu bisa ditindaklanjuti pemerintah untuk disalurkan hingga permukina warga Distrik Kokoda Utara.
"Kami minta pemerintah provinsi maupun kabupaten melihat kebutuhan dasar masyarakat yang ada di 16 kampung di Distrik Kokoda Utara," harap Tabakore.
Kasus Stunting
Leonardo menambahkan, air bersih menjadi salah satu faktor anak bebas dari semua jenis penyakit, termasuk stunting.
Pada tahun 2022, kasus anak stunting di Kokoda Utara mencapai 80 kasus. Kemudian pada tahun 2023, jumlahnya turun 50% menjadi 40 kasus.
Sebanyak 40 kasus stunting tersebut tersebar di tujuh kampung. Keterbatasan fasilitas di Distrik Kokoda Utara membuat penanganan stunting butuh waktu lama.
Kebijakan Lokal
Selama ini bantuan asupan makanan untuk penderita stunting dari pemerintah sangat kurang, bahkan tidak ada. Kepala Distrik Kokoda Utara bersama petugas medis menyiasati dengan mengolah pangan lokal, yakni pucuk daun sagu menjadi bubur untuk diberikan kepada anak penderita stunting.
"Selain sagu, makanan lokal tambahan untuk anak penderita stunting ialah ikan dan siput yang memiliki zat gizi cukup tinggi," ujar Tabakore.