Potret Tragis Warga Jember Pakai Air Sungai Kotor untuk Mandi, Tetap Nekat Meski Kulitnya Gatal-Gatal
Warga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi kekeringan saat Musim Kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir September 2024.
Puncak Musim Kemarau secara umum diprediksi akan terjadi pada Agustus 2024, yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua.
- Potret Warga Boyolali, Karnaval HUT RI ke-79 di Tegah Hutan Puncak Patra
- 8 Potret Curhatan Sopir Truk Terkait Asmara, Sakit Hati Gara-gara Wanita Lugu
- 10 Potret Kalimat di Bodi Truk yang Lucu-lucu, Banyak Berisi Harapan
- Potret Kolam Alami di Pinggir Sawah Pedesaan Garut, Airnya Bisa Langsung Diminum
"Tidak ada El Nino bukan berarti kita abai dengan kekeringan. Kita tetap harus waspada dengan memenuhi kebutuhan air bagi lahan-lahan pertanian," tutur Kepala BMKG Dwikorita, Rabu, (29/5/2024), dikutip dari laman sdlp.bsip.pertanian.go.id.
Saat ini, kekeringan telah melanda sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Tak Ada Air Bersih
Warga Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember terpaksa menggunakan air sungai yang kotor untuk mandi dan mencuci peralatan rumah tangga. Hal ini dilakukan karena sumur-sumur mereka kekeringan.
Setiap hari, para warga berjalan dari rumah menuju sungai dengan membawa ember atau galon. Demi mendapatkan air, mereka harus menuruni tebing yang cukup curam menuju Sungai Bedadung.
Sesampainya di tepi sungai, mereka langsung mengisi ember atau galon itu menggunakan air sungai yang berwarna kecokelatan, lalu membawanya kembali ke rumah untuk memenuhi kebutuhan harian.
Ada pula warga yang mengambil air Sungai Bedadung dengan menyedotnya menggunakan mesin pompa dan langsung dialirkan ke rumah.
Alami Gatal-Gatal
Salah seorang warga Desa Kaliwining Kabupaten Jember, Yati Fatimah mengungkapkan bahwa sejak sumurnya kering, setiap hari ia harus membeli air isi ulang untuk kebutuhan makan dan minum.
"Mandi, cuci piring, pakai air sungai yang ditaruh di tandon dan kamar mandi. Gatal semua badan," ungkap Yati, dikutip dari YouTube Liputan6.
Ketua RW Kaliwining, Agus Dibyono menuturkan bahwa sebenarnya kondisi air sungai yang kotor tidak layak digunakan untuk mandi maupun mencuci perabot rumah tangga.
"Gimana lagi sudah tidak ada air, harus ngambil ke sungai," tuturnya.
Imbauan
Pemkab Jember mengimbau warga menghemat penggunaan air bersih selama musim kemarau.
Sementara Kementerian Pertanian RI mengimbau seluruh masyarakat Indonesia melakukan gerakan panen air hujan untuk optimalisasi penyimpanan air dengan memenuhi waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya.
Selain itu, perlu juga penyesuaian pola dan waktu tanam serta melakukan konservasi tanah dan air. Konservasi tanah dan air dapat dilakukan melalui penggunaan bahan organik untuk memperbaiki daya serap tanah dan mengurangi laju erosi tanah melalui teras bangku atau teras gulud pada lahan yang memiliki kemiringan lereng cukup besar.