Profil 6 Peraih Adhi Makayasa dalam Kabinet Merah Putih, Ada AHY hingga Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Mereka kini memegang peran penting dalam memimpin sektor-sektor strategis pemerintahan, dengan latar belakang kepemimpinan militer dan akademik yang kuat.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan rasa syukur atas keberadaan enam lulusan terbaik periah Adhi Makayasa dari TNI dan Polri dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.
Pada acara gala dinner bersama anggota kabinet dan taruna Akademi Militer (Akmil) di Magelang pada Jumat (25/10/2024), Prabowo mengungkapkan bahwa prestasi ini mencerminkan kualitas kepemimpinan yang kuat dan dedikasi tinggi di antara para menteri yang mengisi pos penting dalam pemerintahannya.
- Kabinet Merah Putih Banyak Diisi Profesional, Strategi Prabowo Jaga Stabilitas Pemerintahan
- Daftar Lengkap Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo - Gibran
- Profil Tiga ‘Orang Jokowi’ yang Masuk Kabinet Prabowo
- Sudah Dukung Prabowo 3 Kali Pilpres, Ini Bocoran Jatah Menteri yang Didapat PAN di Kabinet
Mengutip YouTube Liputan6, peraih Adhi Makayasa dalam kabinet Merah Putih terdiri dari 2 orang personel Polri dan empat orang prajurit TNI.
Keenam lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa dalam kabinet pimpinan Prabowo-Gibran adalah Tito Karnavian, Listyo Sigit Prabowo, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Muhammad Herindra, Donny Ermawan Taufanto, dan Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.
Tito Karnavian
Tito Karnavian, lahir di Palembang pada 26 Oktober 1964, adalah mantan Kapolri yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Merah Putih.
Mengutip researchgate.net, Tito dikenal sebagai sosok berprestasi sejak masa mudanya, lulus sebagai peraih Adhi Makayasa dari Akademi Kepolisian pada tahun 1987.
Tito kemudian melanjutkan studi di University of Exeter, Inggris, dan meraih gelar MA. Ia juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian di Jakarta dan meraih gelar PhD.
Karier Tito mencakup berbagai tugas strategis dalam pemberantasan terorisme, termasuk memimpin Densus 88 yang berhasil menangkap teroris Dr. Azhari pada 2005.
Setelah sukses sebagai Kapolri dari 2016 hingga 2019, Tito melanjutkan kontribusinya pada negara di bidang pemerintahan, berfokus pada keamanan dalam negeri, reformasi birokrasi, dan stabilitas politik dalam perannya sebagai Menteri Dalam Negeri.
Listyo Sigit Prabowo
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, lahir pada 5 Mei 1969, menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) sejak 27 Januari 2021 dan kini kembali ditunjuk Presiden RI, Prabowo Subianto menduduki jabatan yang sama.
Ia menjadi Kapolri beragama Kristen Protestan kedua dalam sejarah, setelah Widodo Budidarmo. Listyo merupakan lulusan SMA Negeri 8 Yogyakarta pada tahun 1988 dan memulai kariernya di berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Kapolres Pati, Wakapolrestabes Semarang, dan Kapolresta Solo. Pengalaman penting lainnya adalah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo, yang memperkuat kedekatannya dengan lingkaran kekuasaan.
Selama kariernya, Listyo terlibat dalam berbagai kasus besar, termasuk penangkapan buron Djoko Tjandra dan Maria Lumowa, serta penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Beberapa kasus ini juga menghadirkan kontroversi, terutama karena melibatkan sejumlah perwira Polri.
Sebagai Kapolri, Listyo menghadapi tantangan besar seperti kasus pembunuhan Brigadir J, kerusuhan Stadion Kanjuruhan, serta jaringan narkoba yang melibatkan Inspektur Jenderal. Terlepas dari tantangan tersebut, Listyo terus menjadi figur kunci dalam reformasi dan penegakan hukum di Indonesia.
AHY
Agus Harimurti Yudhoyono, lahir pada 10 Agustus 1978 di Bandung. Ia merupakan putra sulung dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Kristiani Herrawati.
Lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 ini menerima penghargaan Adhi Makayasa atas prestasi akademik, kepemimpinan, dan fisiknya yang menonjol. AHY juga dikenal sebagai lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara tahun 1997.
Mengutip situs agusyudhoyono.com, karier militernya termasuk penugasan penting di berbagai wilayah Indonesia dan pengalaman internasional.
Setelah memilih pensiun dini dari militer pada 2016, AHY mulai terjun ke dunia politik dan memimpin Partai Demokrat sejak 2020.
Kini, AHY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah di Kabinet Merah Putih.
Muhammad Herindra
Letnan Jenderal TNI (Purn) Muhammad Herindra lahir pada 30 November 1964 di Magelang. Ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1987 dan peraih penghargaan Adhi Makayasa.
Herindra memiliki karier yang cemerlang di militer, termasuk menjadi bagian dari pasukan elite Kopassus. Selain itu, ia juga mendapatkan gelar master di bidang intelijen dan hubungan internasional dari Universitas Salford, Inggris, dan ilmu sosial dari Universitas Nasional Malaysia.
Setelah purna tugas di militer, Herindra menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan dari 2020 hingga 2024 sebelum diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada Oktober 2024.
Kini, Herindra bertanggung jawab atas pengelolaan keamanan negara, khususnya dalam bidang intelijen strategis untuk menghadapi berbagai ancaman nasional.
Donny Ermawan Taufanto
Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto lahir pada 12 Desember 1965 dan merupakan lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara tahun 1988.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Donny meniti karier militer yang cemerlang di Angkatan Udara, termasuk jabatan penting sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI sebelum pensiun. Dalam peran ini, ia bertanggung jawab atas koordinasi kebijakan pertahanan dan penguatan militer Indonesia.
Kini, Donny menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan di Kabinet Merah Putih, membawa pengalaman strategisnya dalam memperkuat pertahanan nasional. Dalam posisinya, ia turut mendukung visi pemerintahan Prabowo untuk menciptakan sistem pertahanan yang modern dan tangguh di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara
Letkol (Purn) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, lahir pada 10 Maret 1977, merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1999 dengan penghargaan Adhi Makayasa.
Setelah dua dekade mengabdi di TNI AD, Iftitah memilih pensiun dini untuk mengejar karier di bidang bisnis dan investasi.
Ia kemudian terlibat dalam berbagai proyek strategis di sektor energi dan konsultasi, serta dikenal memiliki jaringan internasional yang luas.
Sejak Oktober 2024, Iftitah menjabat sebagai Menteri Transmigrasi di Kabinet Merah Putih. Dalam posisinya, ia bertanggung jawab atas program-program pemerintah yang bertujuan mempercepat pembangunan wilayah tertinggal, khususnya melalui transmigrasi yang inklusif dan berkelanjutan.