Proses Inseminasi Buatan beserta Risikonya yang Penting Diketahui, Ini Penjelasannya
Proses Inseminasi Buatan (IB) adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat terjadi proses pembuahan (fertilisasi). Berikut informasi selengkapnya tentang proses inseminasi sekaligus risikonya yang penting untuk Anda ketahui.
Proses Inseminasi Buatan (IB) adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat terjadi proses pembuahan (fertilisasi).
Inseminasi buatan adalah metode pengobatan kesuburan yang digunakan untuk mengantarkan sperma langsung ke leher rahim. Sperma yang telah dicuci dan dipekatkan ditempatkan langsung di rahim pada waktu subur.
-
Apa saja manfaat tahu untuk kesehatan tubuh? Beragam manfaat tahu bagi kesehatan yang ternyata cukup banyak. Bisa turunkan risiko diabetes hingga lindungi ginjal.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Bagaimana kesurupan bisa dijelaskan dari sudut pandang kesehatan? Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain. Orang yang kesurupan biasanya tidak sadar akan apa yang ia lakukan dan tidak bisa mengendalikan dirinya.
-
Kenapa Kominfo fokus menangani hoaks kesehatan? Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Dari mana sumber informasi tentang laksatif alami? Dilansir dari Healthline dan Medical News Today, berikut kumpulan laksatif alami untuk atasi sembelit yang bisa Anda coba.
Terdapat dua pendekatan utama inseminasi buatan yakni inseminasi intrauterin (IUI) dan inseminasi intraserviks (ICI). Beberapa wanita mungkin juga minum obat untuk merangsang pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan peluang pembuahan.
Berikut informasi selengkapnya tentang proses inseminasi sekaligus risikonya yang penting untuk Anda ketahui.
Proses Inseminasi Buatan pada Manusia
Pembuahan membutuhkan sperma pria untuk melakukan perjalanan ke atas vagina, melalui leher rahim, ke dalam rahim, dan ke saluran tuba di mana sel telur dibuahi. Namun, terkadang sperma pria tidak cukup kuat untuk melakukan perjalanan ini.
Di sisi lain, ada juga kondisi di mana serviks wanita yang tidak mendukung sperma untuk melakukan perjalanan ke dalam rahim. Dalam kasus ini dan situasi seperti inilah, proses inseminasi buatan dapat membantu seorang wanita agar dapat hamil.
Dilansir healthline.com, dokter dapat merekomendasikan pasangan untuk melakukan inseminasi buatan apabila:
- telah enam bulan melakukan hubungan seks tanpa kondom jika seorang wanita lebih tua dari usia 35 tahun.
- telah satu tahun melakukan hubungan seks tanpa kondom jika seorang wanita lebih muda dari usia 35 tahun
Terdapat dua jenis proses inseminasi buatan yang dapat dilakukan oleh pasangan, yakni ICI dan IUI.
ICI (intracervical insemination)
ICI adalah jenis inseminasi buatan yang pada prosesnya memasukkan sperma ke dalam serviks. Langkah-langkah untuk proses inseminasi ini meliputi:
- Wanita harus memantau siklus ovulasinya menggunakan metode kalender, USG, dengan mengukur suhunya secara teratur. Kadang-kadang, dokter mungkin meresepkan obat untuk menginduksi ovulasi dan meningkatkan kemungkinan seorang wanita melepaskan banyak sel telur.
- Pasangan wanita lalu menyumbangkan sperma untuk digunakan atau wanita akan mendapatkan sampel sperma dari donor.
- Dokter pun akan memasukkan sperma ke dalam vagina menggunakan jarum suntik khusus. Pilihan lainnya adalah menempatkan sperma di penutup serviks yang dimasukkan ke dalam serviks dan bertahan selama waktu yang ditentukan.
- Wanita biasanya akan diminta untuk berbaring selama 15 sampai 30 menit. Ini idealnya memungkinkan sperma bergerak naik dari serviks ke dalam rahim.
- Wanita dapat kembali ke aktivitas rutinnya setelahnya. Dalam waktu sekitar dua minggu atau lebih, akan dilakukan tes kehamilan untuk menentukan apakah proses inseminasi berhasil.
IUI (intrauterine insemination)
IUI adalah prosedur memasukkan sperma melewati serviks dan langsung ke dalam rahim. Langkah-langkah untuk proses ini mirip dengan ICI, tetapi biasanya dilakukan dengan sperma yang disiapkan secara khusus. Langkah dalam proses inseminasi IUI adalah:
- Sperma disiapkan atau "dicuci" untuk menghilangkan protein potensial yang dapat mempengaruhi pembuahan. Hal ini juga membuat sperma lebih pekat. Idealnya, ini akan meningkatkan kemungkinan seorang wanita untuk hamil.
- Dokter akan menggunakan alat khusus yang disebut spekulum agar rahim lebih mudah diakses. Dokter akan menggunakan alat tipis khusus yang dimasukkan melalui vagina dan memasukkan sperma ke dalam rahim.
Risiko Proses Inseminasi
Proses inseminasi buatan adalah prosedur yang relatif sederhana dan aman dengan risiko komplikasi serius yang tergolong rendah. Meski demikian, beberapa wanita mungkin dapat mengalami kram atau pendarahan ringan setelah prosedur ini dilakukan. Sebagian lainnya tidak akan mengalami efek sisa sama sekali.
Ketika proses inseminasi dilakukan secara steril, risiko infeksi atas pasien adalah minimal. Namun, tetap ada kemungkinan seorang wanita akan mengalami infeksi panggul atau pembengkakan setelah prosedur.
Ada juga efek samping lain yang penting untuk dipertimbangkan. Mengonsumsi obat kesuburan bersama dengan praktik inseminasi buatan dapat meningkatkan kemungkinan hamil ganda, seperti kembar dua atau kembar tiga.
Kesalahpahaman umum tentang inseminasi buatan dan minum obat kesuburan adalah bahwa hal itu terkait dengan risiko cacat lahir yang lebih besar, yang mana hal ini tidaklah benar menurut American Society for Reproductive Medicine, dilansir dari mayoclinic.org.