Sisi Lain Kiai Chusen Kakek Istri Hanan Attaki, Pendiri Ponpes Tahfiz Pertama Tuban
Kiai Chusen, kakek buyut Haneen Akira istri Hanan Attaki merupakan pendiri organisasi cabang NU pada masanya. Ia juga mendirikan pondok pesantren tahfiz pertama di Tuban. Simak kisah selengkapnya.
Salah satu istri Hanan Attaki yakni Haneen Akira diketahui merupakan perempuan yang besar dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) yang tinggal di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kiai Chusen, kakek buyut Haneen merupakan pendiri organisasi cabang NU pada masanya.
“Kiai Chusen yang punya pondok pesantren tahfidz Al-Qur’an pertama di Tuban, Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah di Jenu, Tuban,” ungkap Hanan Attaki dalam salah satu video di akun YouTube miliknya, Jumat (12/5/2023).
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Apa arti sebenarnya dari pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua. Artinya, anak tersebut selalu menghormati dan mencintai orang tuanya, serta selalu berusaha untuk membanggakan orang tuanya.
-
Kapan pantun Jawa lucu populer? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer dalam kesusastraan Nusantara.
Sebelumnya, Haneen juga sempat menceritakan sosok kakek buyutnya itu melalui akun Instagram pribadinya @haneenakira. Kiai Chusen merupakan seorang tokoh agama asal Desa Jenu, Kabupaten Tuban. Dia merupakan seorang ahli Alquran, khususnya di bidang ilmu Qira’at.
Garis Keturunan
Pria yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Mbah Chusen merupakan putra dari Kiai Hasan, ulama asal Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Mbah Chusen menimba ilmu ke beberapa kiai di Tanah Air.
“Mbah Kiai Chusen masih terhitung keturunan Mbah Abdul Jabbar, yang dimakamkan di Nglirip, Mulyoagung, Singgahan. Apabila benar demikian, maka beliau masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pendiri cikal bakal Pesantren Tambakberas, Mbah Abdus Salam (Mbah Sechah), yang juga leluhur dari Pesantren Tebuireng dan Denanyar,” ungkap Haneen.
Adapun sejak Kiai Chusen remaja, ia telah berkhidmat menimba ilmu pada Syekh Shodaqoh, seorang ulama dan saudagar dari Kota Kudus menuju Haramain.
“Melihat dari nama pesantren yang kelak didirikannya bernama Tarbiyah al-Huffadz Manba’u Al-Fakhriyyah Al-Hasyimiyyah As-Shaulatiyah, maka boleh jadi Mbah Chusen sempat belajar di madrasah yang didirikan pada 1292 H oleh Syekh Rahmatullah ibn al-Khalil al-Hindi ad-Dahlawi, ulama besar kelahiran India yang terhitung nasabnya bersambung kepada sahabat Usman bin Affan RA,” lanjut Haneen, dikutip dari liputan6.com.
Usai melanglang buana menimba ilmu, Mbah Chusen pulang ke kampung halamannya. Dia kemudian dinikahkan dengan Fatimah binti Romli. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai enam orang yakni Zawawi, Ruqoyyah, Nafisah, Azizah, Husniyah, dan Hasan Bisri. Roqoyyah kemudian melahirkan Haneen Akira yang kini menjadi istri Hanan Attaki.
Kiprah Kiai Chusen
©2023 Merdeka.com/YouTube Hanan Attaki
Selain mengasuh pesantren, Kiai Chusen juga aktif dalam organisasi NU. Ia tercatat sebagai salah satu pendiri NU Tuban pada tahun 1935 M. Pada organisasi tersebut, ia menjabat sebagai Rais Syuriah.
“Ada kisah menarik saat beliau menjadi pengurus NU. Ia hampir tidak pernah absen hadir dalam perhelatan Muktamar NU. Ia bersama Kiai Dimyati, Kaliuntu, sampai rela berboncengan dengan sepeda kayuh ke arena Muktamar,” lanjut istri Hanan Attaki di bagian komentar unggahan yang sama.
Kisah kealiman Mbah Chusen juga diakui ulama ahli Alquran lain yakni Kiai Arwani Amin asal Kudus.
Dikutip dari buku “Terompah Kyai, Kisah Hikmah dan Inspirasi dari Pojok Pesantren”, suatu ketika salah satu santri Kiai Chusen ingin ‘tabarukan’ kepada Kiai Arwani. Sesampai di Kudus, santri tersebut ditanya, “Sampeyan (Anda) dari Jenu kok menghafal Alquran di sini, di Jenu kan ada Kiai Chusen?”
Padahal Kiai Arwani pernah belajar pada Kiai Chusen, walau hanya sebentar. Kiai Arwani pun heran mengapa santri dari Tuban datang jauh-jauh ke Kudus, meski demikian ia tetap menerima yang bersangkutan belajar padanya.