Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri mahkota Kerajaan Medang Kahuripan memilih meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan mulia.
Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar.
Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri Sulung Raja
Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara. Sebagai putri mahkota, Sanggramawijaya justru meninggalkan kerajaan dan melepas semua privilese yang ia miliki.
-
Kapan Sendang Geulis Kahuripan ada? Merujuk perhutani.co.id, telaga yang juga dikenal dengan sebutan Cai Cikahuripan ini rupanya telah ada sejak abad ke-14 silam.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa itu Sendang Geulis Kahuripan? Sendang Geulis Kahuripan merupakan mata air alami dengan daya tarik air jernih berwarna kebiruan. Terletak di antara Desa Wangun Jaya dan Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, sendang ini konon kabarnya memiliki khasiat.
Jadi Pertapa
Pewaris takhta Kahuripan itu memilih mengundurkan diri dari kerajaan. Meninggalkan kemewahan hidup di istana, sang putri mahkota menjadi pertapa di tempat yang sunyi.
Ia memilih tempat bertapa di Goa Selomangleng yang berada di kaki Gunung Klotok. Suasana di sana sangat sunyi dan cocok bagi misi pertapaan Sanggramawijaya Tunggadewi. Di sana, ia menghabiskan waktu bertapa mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi.
Dewi Kilisuci
Setelah selesai bertapa, ia diberi gelar Dewi Kilisuci yang artinya pertapa yang bersih atau suci. Ia rela mengorbankan segala kemewahan duniawi, takhta kerajaan, dan kekayaan.
Lebih memilih hidup jadi pertapa untuk melindungi masyarakat Kediri dari bahaya.
Legenda Gunung Kelud
Konon, dulu saat dilamar Lembu Suro, Dewi Kilisuci meminta sang pangeran membuat sumur di lereng Kelud. Setelah sumur selesai dibuat, Dewi Kilisuci meminta Lembu Suro masuk ke dalam sumur untuk mengecek kedalamannya. Saat Lembu Suro berada di dalam sumur, Dewi Kilisuci memerintahkan para prajuritnya untuk menimbun sumur tersebut dengan bebatuan sehingga terciptalah Gunung Kelud.
Sikap Dewi Kilisuci membuat Lembu Sura marah. Ia mengutuk Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Guna menghindari kutukan Lembu Sura, masyarakat Kediri rutin menyelenggarakan selamatan, yaitu Larung Sesaji yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Sura.
(Foto: Instagram @drg.dentadio)
Tak Menikah
Hingga akhir hayatnya, Sanggramawijaya Tunggadewi memilih hidup sendiri dan tak menikah. Mengutip digilib.isi.ac.id, ia juga tak mengalami menstruasi seperti perempuan pada umumnya.
- Potret Ganteng dan Gagahnya Putra Sulung Arzeti Bilbina yang Sukses Jadi Tentara
- Moro Kogoya Panglima Perang Suku Dani Bingung Diajak Belanja Baju di Mal Bareng Prajurit TNI
- Gagah Berseragam Polri, Intip Momen Jenderal Bintang 1 Besan Ketua MPR Turun ke Sawah Nyemprot Padi
- Tak Sanggup Nikahkan Putrinya dengan Meriah, Sopir di Kediri Nekat Gantung Diri
Kepribadian Dewi Kilisuci
Dewi Kilisuci dikenal sebagai sosok yang rendah hati, serta tidak mengharapkan harta dan takhta. Ia dianggap suci karena perbuatan dan perilaku positif.