Tari Remo Massal di Surabaya Curi Perhatian, 65 Ribu Lebih Warga Bakal Menari Bersama
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyelenggarakan Tari Remo massal yang bakal diikuti oleh 65 ribu lebih masyarakat pada Minggu (18/12/2022). Jangan sampai terlewat.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyelenggarakan Tari Remo massal yang bakal diikuti oleh 65 ribu lebih masyarakat pada Minggu (18/12/2022). Perhelatan akbar tersebut melibatkan pelajar dan anggota sanggar tari yang ada di Kota Pahlawan.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menilai Tari Remo massal itu menjadi bagian dari pembentukan karakter para peserta didik.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
"Ini juga menjadi salah satu upaya sebagai pembentukan karakter anak-anak. Bagaimana mereka bisa menghargai seni dan budaya, sekaligus melatih motorik anak," ujar Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh di Surabaya, Jumat (16/12).
Rekor MURI
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Tari Remo massal yang akan dipusatkan di Jembatan Suroboyo itu bakal memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Kegiatan tersebut dijadwalkan mulai pukul 07.00 WIB.
Selain di Jembatan Suroboyo, kegiatan tersebut juga digelar di sejumlah tempat bersejarah lainnya yakni Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se-Surabaya.
"Kami tanamkan anak-anak ini nilai sejarahnya. Harapannya, anak- ini juga bisa menghargai nilai-nilai tempat bersejarah," ujar Yusuf, dikutip dari ANTARA.
Dispendik Kota Surabaya telah memberikan surat edaran kepada seluruh SD-SMP di wilayah setempat yang berisi teknis pelaksanaan Tari Remo Massal. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa pelaksanaan Tari Remo Massal untuk para pelajar sifatnya imbauan dan tidak wajib.
“Peserta tari dapat menggunakan celana hitam dan atas putih, pelajar bisa menggunakan pakaian olah raga sekolah masing-masing," jelasnya.
Ubah Hasduk Jadi Udeng
© Pramukaria
Yusuf melanjutkan, para peserta dari kalangan pelajar bisa mengganti udeng dengan hasduk merah putih. Selain itu, selendang yang digunakan tidak harus berwarna merah, tapi dapat disesuaikan dengan yang sudah dimiliki masing-masing calon penari.
"Harapan kami ada keseragaman, tapi bukan berarti wajib mengenakan kostum remo komplit. Misal gongseng (kerincing kaki) bisa perwakilan, tidak harus semuanya di sekolah itu pakai, yang penting berseragam dan penari tidak diwajibkan memakai riasan wajah," ungkapnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Heri Purwadi mengungkap alasan pemilihan Tari Remo dalam agenda pemecahan Rekor MURI.
"Setiap Hari Jadi Kota Surabaya ada Tari Remo. Nah, kenapa kami tidak mencatatkan itu sebagai Rekor MURI. Tetapi yang terpenting adalah lebih ke pengenalan sejarah dan rekor MURI itu sebagai bonus," tutur Heri.