Tata Cara Melaksanakan Haji Sesuai Urutan, Lengkap dengan Penjelasannya
Cara melaksanakan haji perlu dipahami umat muslim. Mengetahui urutan tata cara melaksanakan haji yang benar juga akan memudahkan Anda untuk memenuhi syarat dan rukunnya
Cara melaksanakan haji perlu dipahami umat muslim. Haji adalah ibadah yang diwajibkan Allah SWT kepada umat Islam yang telah memenuhi persyaratan. Pada orang-orang yang telah siap lahir batin dan finansial, ibadah haji hendaknya ditunaikan sekali seumur hidup. Dan bagi siapa yang bernazar haji, harus memenuhinya.
Ibadah haji jatuh pada bulan Dzulhijjah. Ibadah yang merupakan rukun Islam kelima ini patut Anda ketahui tata cara pelaksanaannya apabila Anda berniat hendak melangsungkannya. Terlebih jika Anda adalah umat yang tergolong mampu, maka sangat penting untuk mempelajari cara melaksanakan haji untuk kemudian mendaftarkan diri guna berangkat ke Tanah Suci.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
-
Kapan orang naik haji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia. Kata-kata Naik Haji 1. Haji adalah ibadah yang tak semua orang memiliki keberuntungan untuk melaksanakannya. Maka dari itu, gunakanlah waktu Anda untuk beribadah secara maksimal. Selamat menunaikan haji.
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Bagaimana cara orang naik haji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Kenapa orang naik haji? Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya. Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan selengkapnya mengenai tata cara melaksanakan haji sesuai urutan dari awal sampai akhir yang penting untuk Anda ketahui dan pelajari.
Pengertian Ibadah Haji
Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan amalan-amalan, antara lain: wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, thawaf di Ka’bah, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridla-Nya semata.
Ibadah haji adalah wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Hukum haji kedua dan seterusnya adalah sunat. Tapi, bagi mereka yang bernadzar haji, hukum haji itu menjadi wajib akibat nadzar.
Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika waktu wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nah{r (10 Dzulhijjah), dan harihari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Syarat dan Rukun Haji
Dikutip dari buku berjudul Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang dikelurakan oleh Kementrian Agama RI, syarat-syarat haji yang telah disepakati adalah sebagai berikut:
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Aqil (berakal sehat)
4) Merdeka (bukan hamba sahaya)
5) Istit}a’ah (mampu). Istit}a’ah berarti seseorang mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi:
- Jasmani: Sehat, kuat, dan sanggup secara fisik melaksanakan ibadah haji.
- Rohani: Mengetahui dan memahami manasik haji, berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh.
- Ekonomi: Mampu membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh pemerintah dan berasal dari usaha/ harta yang halal, biaya haji yang dibayarkan bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila sumber kehidupan itu dijual terjadi kemudlaratan bagi diri dan keluarganya, memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan.
- Keamanan: Aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan, tidak terhalang, misalnya mendapat kesempatan atau izin perjalanan haji termasuk mendapatkan kuota tahun berjalan, atau tidak mengalami pencekalan.
Sementara itu, rukun haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam. Jika rukun ini ditinggalkan, ibadah haji seseorang tidak sah. Rukun haji adalah:
1) Ihram (niat)
2) Wukuf di Arafah;
3) Thawaf ifad}ah;
4) Sa’I;
5) Cukur;
6) Tertib.
Tata Cara Melaksanakan Haji
Biasanya, apabila Anda melaksanakan ibadah haji bersama rombongan tur, akan ada guide yang mengarahkan cara melaksanakan haji. Tetapi sebagai calon jamaah, ada baiknya Anda juga mempelajari rangkaian urutan haji dari awal sampai akhir.
Mengetahui urutan tata cara melaksanakan haji yang benar juga akan memudahkan Anda untuk memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut tata cara melaksanakan haji yang harus diingat dari awal sampai akhir:
1. Ihram
Tata cara melaksanakan haji yang pertama adalah melakukan ihram, yaitu rukun haji yang wajib dilakukan. Ihram adalah memakai pakaian serba putih yang tidak dijahit bagi laki-laki dan menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan bagi perempuan.
Sebelum ihram, jamaah haji dianjurkan untuk mandi dan berwudu, memotong kuku, memotong kumis, dan memotong bulu ketiak serta kemaluan. Waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan Syawal dampai 9 Dzulhijjah.
2. Wukuf di Arafah
Tata cara melaksanakan haji yang kedua adalah wukuf di Arafah. Rentang waktu wukuf dimulai pada waktu dzuhur 9 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah.
Jamaah haji dapat melaksanakan wukuf sejak siang sampai setelah magrib atau malam harinya hingga menjelang subuh. Pada saat wukuf ini, jamaah dianjurkan memperbanyak doa dan ibadah kepada Allah SWT.
3. Thawaf Ifadah
Tata cara melaksanakan haji yang ketiga adalah thawaf ifadah. Pada bagian ini, jamaah haji bertolak menuju Kabah untuk melaksanakan thawaf ifadah. Jamaah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali sambil membaca talbiyah. Sebelum thawaf, membaca niat terlebih dahulu.
Saat membaca talbiyah, laki-laki disarankan bersuara nyaring sedangkan perempuan disarankan lirih. Pelaksanaan thawaf dimulai tengah malam pada 10 Dzulhijjah sampai kapan saja. Lebih utama dilaksanakan pada hari-hari tasyrik.
4. Sa’i
Sa’i merupakan tata cara melaksanakan haji yang ke empat. Sa’i yaitu lari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa bolak balik sampai tujuh kali. Perjalanan sa’i berakhir di bukit Marwa.
Sa’i diawali dengan membaca niat, lalu dari Bukit Shafa menuju lampu hijau pertama dengan berjalan kaki biasa. Kemudian dari lampu hijau pertama ke lampu hijau kedua berlari-lari kecil. Kemudian menuju Bukit Marwa dengan berjalan kaki biasa.
5. Mabit di Muzdalifah
Tata cara melaksanakan haji yang kelima adalah mabit di Muzdalifah. Mabit atau menginap di Muzdalifah dimulai setelah waktu magrib sampai terbitanya fajar pada 10 Dzulhijjah.
Kemudian boleh meninggalkan Muzdalifah ketika masa mabit sudah lewat tengah malam. Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji mengumpulkan kerikil sebanyak 49 butir atau 70 butir. Kerikil itu nantinya dipakai untuk melempar jumroh.
6. Melempar Jumroh Aqabah
Cara melaksanakan haji yang selanjutnya adalah melempar jumroh Aqabah sebanyak tujuh kali pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tidak boleh tujuh sekaligus, tetapi melempar kerikil satu per satu.
7. Cukur Rambut
Usai melempar jumroh Aqabah, dilanjutkan dengan mencukur rambut minimal tiga helai. Diperbolehkan juga bagi jamaah yang ingin menggundulkan rambutnya.
8. Melempar 3 Jumroh
Cara melaksanakan haji berikutnya yaitu melempar tiga jumroh pada hari tasyrik yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah. Tempat melempar jumroh ada tiga yaitu Jumroh Ula di dekat arah Haratullisan, Jumroh Wusto berada di antara Jumroh Ula dan Jumroh Aqabah.
Sementara Jumroh Aqabah berada di perbatasan Mina dan Mekah. Prosesi pelemparan bat uke tiga jumroh tersebut harus berurutan. Sebab jika tidak urut, maka wajib mengulang dari awal. Apabila jamaah sedang sakit, maka lontar jumroh bisa diwakilkan dengan syarat masih berada pada hari tasyrik.
9. Mabit di Mina
Mabit di Mina dilakukan pada malam 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Jika melempar tiga jumroh sudah dilakukan, maka jamaah haji boleh meninggalkan Mina. Nafar (meninggalkan Mina) dibagi menjadi dua yaitu nafar awal dan tsani.
Nafar awal yaitu menginap selama dua malam di Mina. Sementara nafar tsani bermalam selama tiga malam. Rasulullah SAW dulu melakukan nafar tsani, yaitu menginap tiga malam.
10. Thawaf Wada
Urutan haji yang selanjutnya adalah thawaf wada atau disebut thawaf perpisahan. Thawaf ini dilaksanakan saat jamaah hendak meninggalkan kota Mekah.
Setelah thawaf wada, jamaah tidak diperkenankan untuk menginap lagi di hotel, kecuali hanya untuk menunggu bus atau mengambil barang-barangnya. Bagi yang sakit dan haid, jamaah tidak wajib melaksanakan thawaf wada dan tidak dikenai denda.
11. Tahalul
Setelah seluruh urutan haji dilaksanakan, maka terakhir adalah tahalul yaitu seorang jamaah sudah terbebas dari ihramnya. Tahalul haji dibagi menjadi dua, yaitu tahalul pertama dan kedua.
Tahalul pertama menandakan bahwa jamaah haji sudah melaksanakan tiga macam urutan haji yaitu pertama melempar jumroh aqabah dan mencukur rambut. Kedua, saat jamaah haji sudah melaksanakan thawaf ifadhah, sa’i, dan mencukur rambut. Ketiga, thawaf ifadhah, sa’i, dan melontar jumroh Aqabah.
Tahalul kedua dilakukan ketika jamaah haji sudah melakukan tiga urutan haji yaitu melontar jumroh aqabah, cukur rambut, thawaf ifadhah, dan sa’i.