Unair Klaim Temukan 5 Kombinasi Obat yang Eefektif Atasi COVID-19, Ketahui Faktanya
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Mohammad Nasih menyatakan pihaknya menemukan lima kombinasi obat yang lebih efektif atasi COVID-19 dibandingkan obat lainnya.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Mohammad Nasih menyatakan pihaknya menemukan lima kombinasi obat yang lebih efektif atasi COVID-19 dibandingkan obat lainnya.
Dikutip dari Antara (15/6), Nasih menjelaskan bahwa obat yang dimaksud bukan obat baru. Melainkan obat-obat yang sudah ada sebelumnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
Bukan Obat Baru
©2020 Merdeka.com/news.unair.ac.id
"Kami bukan mencari obat baru, tapi masyarakat, dokter sekarang kan bisa coba-coba. Bayangkan, mana ada dokter menangani COVID-19 yang tidak menggunakan obat secara coba-coba. Nah, kami memberikan rekomendasi ini yang paling efektif dibanding obat lainnya," jelas Nasih di Surabaya, Senin (15/6).
Menurut Nasih, untuk periode jangka pendek, lima kombinasi obat yang sudah beredar di pasaran itu cukup efektif mengatasi COVID-19. Terlebih penelitiannya juga memiliki perkembangan bagus.
"Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kita adalah fungsionalnya," lanjutnya.
Langkah Praktis dan Taktis
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Unair tidak melakukan uji coba ke makhluk hidup atau in vitro pada lima kombinasi obat COVID-19 yang ditemukan. Pilihan itu dilakukan karena uji coba membutuhkan waktu lama, sedangkan Indonesia perlu ada obat yang efektif dalam penanganan COVID-19.
"In vitro itu butuh waktu lama. Dari prinsipnya kan begitu. Kalau menunggu delapan bulan untuk uji klinis dan lain-lain, COVID-19 keburu pergi, sehingga harus ada langkah praktis dan taktis yang dilakukan," kata Prof Nasih.
Kendati tidak dilakukan uji coba ke mahkluk hidup, Nasih menjelaskan bahwasanya dalam meneliti keefektifan kombinasi lima obat COVID-19 tersebut, pihaknya melakukan langkah yang sangat hati-hati dan cermat.
Tahapan Penelitian
Instagram/@inul.d ©2020 Merdeka.com
Pengujian yang dilakukan Unair yakni dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus. Seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia, yang didapatkan dari Institute of Tropical Disease (ITD) Unair.
"Kalau kita pakai tahapan yang itu (in vitro) ya tahun depan baru selesai," tutur Nasih.