Fakta Pengakuan Santri Penusuk Ketua MUI Banyuwangi, Akui Tak Sadar
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan terkait alasan membunuh, DM mengaku bahwa dirinya tidak sadar. Ia pun terus menyebut bahwa dirinya tidak mengetahui alasan dirinya melakukan percobaan pembunuhan tersebut.
Kasus penusukan ulama di Banyuwangi baru-baru ini menjadi sorotan. Beberapa waktu lalu, beredar video pengakuan pelaku penusuk tokoh agama, sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, KH Afandi Musyafa di media sosial.
Dalam sebuah tayangan yang dibagikan akun instagram @onlinenews_idn, Jumat (19/2), terlihat pelaku berinisial DM (34) tengah ditanyai oleh petugas di dalam mobil usai menangkapnya di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Candi Jawi dibangun menghadap ke timur? Berbeda dari candi-candi lain di Jawa Timur yang dibangun menghadap ke barat, Candi Jawi dibangun menghadap ke timur, sedikit menyerong ke arah timur laut. Pintu masuk candi hanya satu, otomatis pintu dan tangga masuk terdapat di sisi timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
DM yang merupakan warga Provinsi Lampung itu ditanya seputar motif hingga kronologi atas tindakan sadis tersebut. Berikut informasinya.
Mengaku Tidak Sadar
Ilustrasi
©2015 Merdeka.com
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan terkait alasan membunuh, DM mengaku bahwa dirinya tidak sadar. Ia pun terus menyebut bahwa dirinya tidak mengetahui alasan dirinya melakukan percobaan pembunuhan tersebut.
Bahkan DM juga berdalih lupa akan peristiwa yang terjadi pada Jumat, 18 Februari 2022 itu.
“Di sini nempatin rumah siapa?” kata seorang polisi yang menanyakan pelaku.
“Di sini ya nempatin rumah pak Kyai itu” terang DM
“Kenapa kok ada niatan nusuk pak Kyayi?” kata polisi lagi
“Ya nggak tau pak, kita nggak sadar nian” aku DM
Senjata Tajam Dibuang Pelaku saat Kabur
Dari pengakuannya, polisi juga berusaha mencari tahu terkait senjata yang digunakan. Menurutnya alat yang dipakai adalah sebilah pisau, dan ia membuangnya saat ke luar dari rumah korban untuk kabur.
Ketika kembali ditanya, ia masih berdalih lupa dan tidak ingat tempat di mana senjata tersebut ia buang di pinggir jalan.
“Terus yang kamu pakai itu (untuk menusuk) sekarang di mana?” lanjut polisi
“Ya itu sudah saya buang di jalan, ya nggak tau jalannya di mana” kata pelaku
“Jangan berbelit, setelah ke luar dari pondok itu, kamu ke kiri atau ke kanan?” kata polisi
“Ya pas di luar itu kan dari gudang itu, setelah itu Cuma ke depan situ” lanjut pelaku
Diketahui senjata yang digunakan pelaku sendiri telah dibuang di pinggir jalan, dan polisi bersama pelaku masih mencari keberadaan senjata tersebut.
View this post on Instagram
Kronologi Penusukan
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pelaku yang saat itu tengah ditampung di rumah korban, melakukan penusukan sekitar pukul 01.30 WIB, Jumat, 18 Februari dini hari.
Saat itu korban dibangunkan di kamarnya, dengan alasan mengeluh sakit. Seketika pelaku langsung menghujamkan pisau ke tubuh yang kemudian mengenai pinggang dan leher. Beruntung, KH Afandi Musyafa berhasil diselamatkan dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Usai menusuk, pelaku langsung kabur dengan menumpang truk hingga diketahui turun di kawasan Desa Jajag, Gambiran.
Pelaku Seorang Santri
Sebelumnya ia diketahui ditampung di rumah ulama pengasuh Pondok Pesantren (PP) Miftahul Hidayah di Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, selama beberapa minggu.
Video penusukan tersebut kemudian viral, setelah salah seorang santri membersihkan ceceran darah yang diduga berasal dari korban.
Korban mengaku tidak pernah merasa curiga sedikitpun, dan berniat membantunya agar bisa tinggal di kediamannya.
(mdk/nrd)