Al-Qaeda tetap bahaya meski tak lagi perkasa
Al-Qaeda terakhir kali melakukan teror di Indonesia saat bom JW Marriot ke-II pada 2009.
Lima tahun lalu, tepatnya 2 Mei 2011, pentolan tertinggi Al-Qaeda Osama bin Ladin tewas dalam serangan yang dilakukan militer Amerika Serikat di Abottabad, Pakistan. Setelah kematian bin Ladin, nyaris tak terdengar lagi aksi teror dari para jihadis lulusan Al-Qaeda seperti yang dilakukan trio bomber Bali Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas, Dulmatin, Ali Imron, Umar Patek hingga Noordin M Top dan Dr Azahari. Nama-nama itu tercatat sebagai produk pelatihan Al-Qaeda di Afghanistan.
Usai berakhirnya sepak terjang bin Ladin di tangan pasukan elite AS, yang muncul justru serangkaian aksi radikalisme dan teror dilakukan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah. Aksi pengeboman dan teror di Indonesia dan sejumlah negara lain selalu dikaitkan dengan sepak terjang ISIS dan pengikutnya.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Meski nama Al-Qaeda tak lagi populer, sesungguhnya mereka masih menyimpan potensi ancaman dan bahaya. Buktinya, mereka masih melakukan aksi teror saat menyerang kantor majalah Charlie Hebdo di Paris tahun lalu. Al-Qaeda belum hancur.
"Al-Qaeda tidak selesai setelah kematian bin Ladin. Mereka justru bermetamorfosa," ujar pengamat terorisme Noor Huda Ismail saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (5/9).
Usai kematian bin Ladin, tampuk kepemimpinan Al-Qaeda ada di tangan Ayman al-Zawahiri. Pria 64 tahun itu berhasil selamat dari empat kali upaya pembunuhan oleh militer AS. Percobaan pembunuhan terhadap dirinya terjadi 2007 silam, hampir satu dekade lalu. Kharisma kepemimpinan ulama berdarah Mesir ini belum bisa menandingi pendahulunya yakni bin Ladin. Bahkan di kalangan anak muda pengikut Al-Qaeda, namanya tidak tersohor. Wajar saja jika kemudian terjadi perpecahan dalam tubuh Al-Qaeda. Terbentuklah ISIS sebagai sempalan Al-Qaeda.
Sesungguhnya ISIS sudah terbentuk sejak 2003 oleh Abu Musab al-Zarqawi ketika AS datang ke Suriah. Namun saat itu organisasi yang populer masih Al-Qaeda. Zarqawi melakukan pembaiatan dengan bendera Al-Qaeda. Dalam waktu singkat ISIS menjelma menjadi kelompok bersenjata yang ditakuti setelah mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian aksi teror di beberapa negara. Mulai dari aksi teror di Paris, Turki, Arab Saudi termasuk menembak jatuh pesawat komersil milik Rusia di Mesir. Simpatisan dan pengikutnya berasal dari lulusan militer Irak dan kalangan anak muda yang mendapat pelatihan militer.
Pentolan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi memiliki strategi jitu menarik pengikutnya. Dia menggunakan cara kekinian dengan pendekatan populer culture seperti mural di tembok-tembok, penggunaan media sosial, dan lainnya. Perang saudara di Suriah membuat ISIS terpecah.
Lahirlah kelompok pemberontak Jabhat al-Nusra yang menginduk ke Al-Qaeda. Mereka menguasai beberapa wilayah di sana. Zawahiri membanggakan keberadaan Jabhat al-Nusra di Suriah. "Selain ISIS, sekarang ini Al-Qaeda yang kuat di Suriah adalah faksinya kelompok Al-Nusra. Pimpinannya Abu Mohammed al-Jolani," jelasnya.
Usai berakhirnya era trio bomber bali, Noordin M Top hingga Dulmatin, belum muncul lagi pelaku teror yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Jaringan terorisme di Indonesia terpecah menjadi beberapa kelompok kecil lintas jaringan seperti ISIS, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dan lainnya. Namun sesungguhnya mereka terafiliasi satu dengan yang lain.
"Al-Qaeda terakhir kali melakukan teror di Indonesia itu waktu bom JW Marriot ke-II pada 2009. Setelah itu kebanyakan pelatihan militer lintas jaringan."
Bicara Al-Qaeda tidak lepas dari aksi tragedi bom Bali 2002. Trio Bomber Bali Imam Samudra, Amrozi dan Mukhlas bersama ratusan WNI lain hijrah ke Afghanistan. Mereka dilatih perang oleh kombatan militer berpengalaman. Sekembalinya ke tanah air, mereka gencar menyebar teror.
"Apa yang terjadi di Bali beberapa tahun lalu merupakan efek hijrahnya orang-orang ini ke Afghanistan," jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius kepada merdeka.com semalam.
Sejak kiprah Al-Qaeda meredup, ISIS muncul dan menjadi masalah baru bagi semua negara termasuk Indonesia. Salah satu WNI yang menjadi tokoh sentral ISIS adalah Bahrun Naim. Dia disebut-sebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia yang ada di Suriah. Bahrun Naim bertugas sebagai perekrut sekaligus otak skenario penyebaran teror di tanah air. Setidaknya, ISIS sudah menunjukkan eksistensinya dengan mendalangi dua aksi bom bunuh diri di Jalan Thamrin Jakarta dan Mapolresta Surakarta sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pemerintah dan aparat penegak hukum punya pekerjaan rumah besar mengantisipasi dan mewaspadai pergerakan kelompok teroris, khususnya simpatisan ISIS. Apalagi organisasi kelompok bersenjata ini semakin aktif melakukan berbagai propaganda dan aksi teror di belahan dunia.
"Pergerakan ISIS di Indonesia dikendalikan oleh Bahrum Naim dari Suriah. Bahrun merupakan tokoh utama aksi ISIS di Indonesia. Saat ini, melalui berbagai alat propaganda, dia terus melakukan ancaman pembunuhan terhadap aparat keamanan di Indonesia," tegasnya.
(mdk/noe)