Bermimpi besar, tangkap peluang, dan just do it
Kaya bukan menjadi target saya. Semua pencapaian saya jalani seperti air mengalir.
Nama Sandiaga Salahuddin Uno memang tak asing di telinga. Usianya masih muda, namun lelaki kelahiran Rumbai, Pekan Baru, 28 Juni 1969 ini sudah sukses di usia muda. Bahkan, Sandi, begitu sapaan gaulnya masuk dalam daftar orang muda terkaya Indonesia versi majalah Forbes.
Lalu bagaimana Sandiaga memulai bisnisnya hingga menjadi besar saat ini. Kepada merdeka.com, Sandi mengatakan awal karirnya sebagai pengusaha dimulai saat krisis moneter tahun 1997. Hidup sebagai seorang karyawan harus berakhir dengan Putus Hubungan Kerja di tempatnya mencari nafkah.
Di tengah pilihan sulit, karena banyak perusahaan menutup lowongan kerja, Sandi mulai bangkit. Dia berpikir jika hidupnya harus berjalan. Lantas, bersama teman sekolahnya dulu, Sandi memulai bisnis dengan membuat perusahaan konsultasi keuangan.
"Untuk bisa survive, Tidak ada pilihan bagi saya selain berusaha sendiri," kata Sandiaga kepada merdeka.com kemarin. "Bermimpi besar, tangkap peluang, dan just do it," ujar Sandi menegaskan.
Berikut penuturan Sandiaga Salahuddin Uno kepada Arbi Sumandoyo dalam wawancara khusus melalui pesan elektronik kemarin.
Anda menjadi salah satu orang terkaya di usia muda versi majalah Forbes, bagaimana anda bisa membangun ini?
Kaya bukan menjadi target saya. Semua pencapaian saya jalani seperti air mengalir. Tahun 1997 ketika krisis moneter terjadi, saya di PHK dari tempat saya bekerja. Saat itu semua perusahaan menutup lowongan kerja karena dampak krisis. Untuk bisa survive, tidak ada pilihan bagi saya selain berusaha sendiri.
Karena latar belakang saya adalah finance akhirnya saya bersama teman SMU saya membuka perusahaan konsultasi keuangan. Berbekal dari situ akhirnya perusahaan kami terus berkembang hingga saat itu bisa mempekerjakan lebih dari 25 ribu orang karyawan.
Anda dulu seorang karyawan, bagaimana anda menyatukan jiwa seorang pekerja dengan pengusaha?
Karakter pengusaha adalah kerja keras, berani resiko dan pantang menyerah. Mungkin karena nilai-nilai pendidikan yang diajarkan orangtua saya sejak kecil yaitu kami dilatih untuk disiplin dan terbiasa mandiri jadi karakter tersebut sudah tertanam sejak di bangku sekolah.
Dalam sejarah perjalanan anda, apa hambatan paling anda ingat hingga anda berada di posisi sekarang?
Ketika ditolak bermitra oleh klien dan ketika kami salah membidik peluang.
Apakah anda pernah berpikir untuk menyerah ketika membangun bisnis?
Tidak pernah. Untungnya saya selalu optimis dalam menghadapi kegagalan. Saya percaya bahwa ketika hari ini saya gagal pasti ini akan menjadi jembatan saya untuk mencapai sukses esok hari.
Kapan masa-masa sulit anda ketika merintis usaha?
Saat awal merintis usaha. Saat itu kami masih terlalu muda, belum ada pengalaman dalam membangun bisnis. Hampir setiap klien yang kami kunjungi secara halus menolak dan sangsi dengan kemampuan kami, tapi kami terus mencoba dan akhirnya berhasil. Klien pertama kami saat itu membayar kami dengan selembar saham dan sisanya mobil bekas dan peralatan kantor bekas.
Untuk membayar karyawan, mobil bekas tersebut kami jual dan peralatan kantor kami pakai. Namun siapa sangka pada akhirnya selembar saham yang diberikan perusahaan tadi terus berkembang dan beranak pinak hingga menjadi sebuah investasi yang sangat besar. Berawal dari situ lah hingga saat ini bayaran saham menjadi model bisnis kami.
Siapa orang yang paling berjasa dalam karir anda?
Selain orangtua dan keluarga, Om William Soeryadjaya adalah mentor dan figure yang selalu menginspirasi saya
Bagaimana anda melihat peluang industri bagi anak muda di Indonesia saat ini?
Sangat besar. Indonesia punya segalanya, kekayaan alam kita melimpah, kecantikan alam kita bisa menjadi pariwisata tercantik dunia, budaya dan seni kita beraneka ragam, populasi kita sangat besar bahkan nomor 4 dunia dan didominasi oleh anak muda 15 sampai 27 tahun. Kita punya peluang besar untuk mengembangkan semua potensi yang kita miliki, semuanya bisa tercapai di tangan anak-anak muda.
Apa kuncinya jika ingin sukses seperti anda?
Bermimpi besar, tangkap peluang, dan just do it.
Bagaimana membangun mental anak muda di Indonesia untuk berjiwa entrepreneurship?
Pendidikan karakter. Sejak kecil anak sudah dilatih untuk berani dengan resiko, pantang menyerah, bergaul dengan baik dan jujur.