Bingung cari kerja setelah Alexis tutup
Bingung cari kerja setelah Alexis tutup. Keputusan itu dirasa sangat mendadak sehingga tak bisa melakukan berbagai persiapan menghadapi pemecatan massal dilakukan Alexis.
Belasan sekuriti membuat barikade di lobby eks Hotel Alexis. Mereka memakai baju safari berwarna hitam. Membentuk benteng. Menghalangi siapa saja hendak masuk ke dalam. Hanya orang-orang tertentu bisa memasuki gedung beralamat di Jalan RE Martadinata Ancol, Jakarta Utara, itu. Di depan barisan sekuriti juga dipasang pagar pembatas. Terbuat dari besi. Tak lupa beberapa cone berwarna oranye ikut dipasang. Sebagai pembatas jalur.
Kabar datangnya utusan Pemprov DKI Jakarta telah diketahui manajemen Alexis sejak siang. Sejumlah petugas keamanan sengaja disiagakan untuk mencegah 30 petugas Satpol PP wanita masuk ke gedung Hotel Alexis. Beberapa saat sebelum datangnya petugas Satpol PP, belasan mantan karyawan Alexis juga mulai berdatangan. Mereka tak memakai seragam yang biasa digunakan untuk bekerja.
-
Kapan Hotel Du Pavillon diresmikan? Peresmian hotel baru Du Pavillon itu diwarnai dengan pertunjukkan sebuah grup opera dari Italia dan dihadiri para pejabat tinggi pemerintah kolonial Hindia Belanda.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Siapa yang sering menyewa wanita untuk kencan di hotel? Sidang kasus suap dan gratifikasi jual beli jabatan dan proyek infrastruktur menyeret mantan Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK) membongkar fakta baru perangai mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. Abdul Gani ternyata kerap menyewa wanita untuk menemaninya kencan di sejumlah hotel Jakarta dan Ternate.
-
Apa ciri khas dari 'Downtown Hotel'? Berbeda dengan residential hotel yang jauh dari keramaian, downtown hotel justru berada di pusat keramaian. Biasanya, jenis hotel ini berada di kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
-
Di mana Hotel Ammi Cepu berada? Hotel Bintang Lima Ini Menu Sarapannya Makanan Tradisional Khas Blora, Pengunjung: Baru Nemu yang Seperti Ini Bupati Blora berharap hotel itu terus berinovasi dalam mengembangkan makanan dengan cita rasa kearifan lokal.
-
Kapan Hotel Cheribon didirikan? Tidak banyak sumber yang menjelaskan tentang hotel ini. Namun dari sejumlah catatan sejarah, bangunan ini didirikan pada awal 1900-an, di mana tata kota di sana sudah beranjak modern dari yang sebelumnya hanya memiliki arsitektur bergaya keraton.
Memakai baju bebas. Ada pula para karyawan memakai kemeja, memakai jaket hingga hanya memakai kaos. Menariknya, beberapa di antaranya menggunakan kaos hitam bertuliskan 'Xis Karaoke' di bagian depan. Sementara di bagian belakang kaos terdapat gambar gedung Alexis berwarna hitam dan gedung berwarna coklat. Di bawah gambar dua gedung itu dibubuhi kalimat 'The Legend Never Fall'.
Lima menit berselang, rombongan petugas Satpol PP tiba di Hotel Alexis tiba. Mobil petugas sengaja tak masuk lobi hotel. Mereka memilih memarkirkan mobil di pinggir jalan. Tak pelak, arus lalu lintas yang tiap sore tersendat, makin memperpanjang kemacetan. Bukan lantaran dekat dengan perlintasan kereta api saja, tapi banyak kendaraan yang penasaran dengan prosesi penutupan Hotel Alexis.
Kedatangan petugas Satpol PP diadang petugas keamanan. Belasan mantan karyawan Alexis pun turut membuat suasana memanas. Kehadiran perwakilan Pemprov DKI itu dimanfaatkan eks pekerja Alexis melakukan unjuk rasa. Sambil membawa kertas karton bertuliskan ungkapan kekecewaan pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Masing-masing membawa selembar karton. Bertuliskan berbagai pernyataan. Beberapa di antaranya bertuliskan 'PAK GUBERNUR YTH, SETELAH TEMPAT INI TUTUP APA YANG HARUS KAMI LAKUKAN. APA YANG HARUS KAMI KERJAKAN'. Lalu ada pula menuliskan 'KAMI CARI NAFKAH DI SINI, HIDUP KAMI DISINI, TEMPAT KERJA KAMI DI SINI. APAKAH AWAL SENGSARA KAMI DI SINI JUGA.
Sambil membawa kertas mereka menyerukan kekecewaannya. Kecewa menjadi pengangguran akibat penutupan izin usaha Hotel Alexis. Berteriak menyesal pernah memilih mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Tak hanya soal kejelasan nasibnya, para demonstran juga menyuarakan penutupan Alexis sarat muatan politis. Mereka merasa menjadi korban janji politik Anies-Sandi saat kampanye. Dalam karton itu tertulis 'PAK GUBERNUR YTH, JANGAN BAWA TEMPAT KERJA KAMI SEBAGAI KONSUMSI POLITIK'. Ada juga tulisan, 'PAK GUBERNUR YTH TEMPAT KERJA KAMI SUDAH DITUTUP. APALAGI YANG AKAN DITUNTUT UNTUK PEMENUHAN JANJI POLITIK'.
"Nasib kita gimana ini? Mana janji Pak Anies? Jangan sampai saya jadi pengangguran," keluh salah seorang karyawan wanita mengikuti demo itu.
Sementara itu, petugas Satpol PP tetap berusaha menerobos barikade yang dibuat petugas keamanan. Adu mulut pun tak terhindarkan lagi. Belum lagi teriakan para demonstran yang mempertanyakan nasibnya. Hingga akhirnya hanya tiga petugas Satpol PP dipersilakan menembus barikade petugas keamanan. Tiga petugas itu terlihat berdiskusi dengan pihak manajemen Alexis. Mereka bersikukuh untuk bisa masuk ke dalam gedung melakukan pemeriksaan.
Sementara sisa petugas lainnya tetap berjaga dan berbagi tugas. Ada yang tetap mengawasi tiga petugas yang tengah bernegosiasi. Ada juga yang bertugas untuk memasang spanduk. Spanduk tersebut berisikan pengumuman dan pelarangan kegiatan usaha Alexis. Spanduk ukuran 1 x 1,5 meter itu dipasang di depan Hotel Alexis.
Merasa diabaikan petugas Satpol PP, demonstran pun bergerak menghampiri mobil-mobil petugas. Karton yang dibawa mereka tempelkan di beberapa mobil petugas. Mereka meletakkan poster yang dibuat di kaca mobil. Lalu menjepitnya dengan wiper mobil. Setelah itu mereka kembali ke lobi hotel sambil memantau pergerakan petugas Satpol PP.
Satpam Alexis buat barikade ©2018 Merdeka.com
Kami sempat berbincang dengan para demonstran. Mereka adalah mantan karyawan Alexis bekerja di bagian karaoke. Salah satu mantan karyawan Alexis mengeluhkan nasibnya setelah resmi dirumahkan. Dia mengaku istrinya tengah mengandung anak ketiga. Usia kehamilannya sudah lima bulan. Dia tak tahu harus mencari pekerjaan ke mana setelah Xis Karaoke tempatnya bekerja ditutup Anies. Kedatangannya hari itu bukan untuk ikut demo. Melainkan untuk mengambil gaji terakhir di bagian HRD.
"Tadinya saya ke sini lagi mau ambil gaji, tapi katanya belum ada. Pas kebetulan ada (perwakilan Pemprov DKI) yang mau datang, jadi ya sekalian aja," ungkap pria berjaket hitam tersebut.
Dia mengaku kecewa dengan keputusan Anies menutup Alexis. Sebab, Anies menutup Alexis tanpa menghiraukan nasib karyawan. Terlebih, keputusan itu dirasa sangat mendadak sehingga tak bisa melakukan berbagai persiapan menghadapi pemecatan massal dilakukan Alexis.
Tak hanya itu, mereka juga mengeluhkan tentang lapangan kerja saat ini. Sebab, usia mereka sudah tak lagi muda. Sudah kepala tiga. Kesempatan bekerja di perusahaan baru semakin kecil lantaran harus bersaing dengan sarjana baru lulus. Belum lagi cicilan rumah atau bayar sewa rumah. Biaya kebutuhan anak sekolah yang tak terduga.
Supervisor Xis Karaoke, Nurmansyah, mengungkapkan kekecewaannya. Terlebih saat Anies membuat pernyataan pekerja Alexis bukan korban penegakan hukum dilakukannya. Sebab karyawan Alexis mengetahui ada pelanggaran di tempatnya bekerja dan tetap diam.
Ayah dua anak ini mengaku, sejak nama Alexis disebut-sebut dalam janji politik Anies-Sandi saat kampanye Pilgub DKI, ia sudah ketar-ketir. Ia takut suatu hari nanti Alexis bakal ditutup jika Anies terpilih sebagai Gubernur Jakarta. Hingga akhirnya November tahun lalu ia beranikan diri untuk mencari pekerjaan di tempat yang lain. Sebab saat itu Pemprov DKI menunda proses perpanjangan izin usaha diajukan Alexis ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PSPT).
Tak kurang dari 4 surat lamaran pekerjaan telah disebarkan ke berbagai perusahaan. Namun hingga kini belum ada satu pun perusahaan memanggilnya untuk sesi wawancara. "Saya sudah menyebarkan surat lamaran ke banyak perusahaan. Tapi sampai sekarang belum ada yang dipanggil," ungkap Nurmansyah sore itu.
Meski perusahaan memberikan uang tunjangan, namun Nurman tak berniat untuk membuka usaha baru. Sebab dia mengaku tak memiliki passion wirausaha. Jauh sebelum Alexis ditutup, Nurman sempat mencoba bisnis. Namun dunia usaha nyatanya tak cocok bagi Nurman. Dia lebih senang bekerja di perusahaan.
Tak heran Nurman telah bekerja selama 10 tahun di Alexis. Dia merasa nyaman lingkungan pekerjaan sarat kekeluargaan itu. Kecintaannya pada tempat kerjanya membuat ia merasa tak terima saat gedung Alexis hendak disegel Pemprov DKI. Sebab, tanpa ditutup paksa oleh pemerintah, manajemen telah menaati surat pencabutan izin usaha Alexis.
Nurmansyah tak lagi bekerja untuk Xis Karaoke, sejak Rabu lalu. Namun dirinya tak pernah tinggal diam di rumah. Dia tengah baru saja mencari pekerjaan baru. Demi menyambung hidup dan membuat dapur tetap ngebul. Dirinya tak ingin istrinya di rumah ikut menanggung beban memikirkan kebutuhan hidup keluarga kecilnya.
"Istri saya sempat shock saya harus keluar (kerja). Tapi saya tetap berusaha menguatkan dan membuat dia tidak khawatir meski saya tidak punya pekerjaan lagi," ucap Nurmansyah.
Baca juga:
Berharap Alexis masih eksis
Pesta malam terakhir di Alexis
Anies persilakan eks pekerja Alexis ikut OK OCE
Ini alasan Anies kerahkan Satpol PP perempuan ke Alexis
Anies soal penutupan Alexis: Aman, keren, mereka taat
Akhir cerita Alexis, dari ganti nama hingga tutup total