Bukan copet, Bang Pi'ie santri sakti asli Betawi
Selama 2,5 tahun Syafi'ie muda berguru kepada KH Hasyim Ashari.
Nama Bang Pi'ie memang terpendam terlalu lama. Apalagi pada masa orde baru, cerita sejarah tentang mantan menteri di era Soekarno itu dibelokkan sebagai raja copet yang mujur hingga akhirnya menjadi menteri. Namun kepada anak dari istri ke empatnya, Edi Syafi'ie, Bang Pi'ie memberikan cerita lain.
Begini kisahnya, seperti diceritakan Edi kepada merdeka.com. Sebelum wafat pada 1982, Syafi'ie mengatakan jika sebagai putra Betawi pantang buat jadi pencopet. Apalagi nilai-nilai budaya betawi mengajarkan dia untuk rajin mengaji dan tidak melupakan ajaran agama.
"Bapak bukan raja copet," kata Edi saat berbincang di Hotel Milenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.
Sebelum pergi menghadap sang khalik, Bang Pi'ie memang banyak bercerita soal kehidupannya kepada anaknya. Apalagi, sejarah orde baru menyudutkan dia menjadi dedengkot pelaku bisnis hitam. Cerita Bang Pi'ie itu ditulis langsung dalam catatan kecil perjalanan pahlawan yang ikut memerdekakan negeri ini oleh Edi.
Edi memberikan semua dokumen perbincangan Bang Pi'ie termasuk juga dokumen soal perjuangannya ketika aktif sebagai tentara di Batalyon Siliwangi, Bandung, Jawa Barat.
Sumbangsih Bang Pi'ie tak sebanding dengan jasa yang telah dia berikan. Dia meninggal setelah sakit usai mendekam di Rumah Tahanan Militer Pondok Gede selama 5 tahun. Bang Pi'ie, seperti ditulis berdasarkan ceritanya kepada Edi, memang besar di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Jika dia dikenal sebagai pendiri organisasi P4 sen, Bang Pi'ie meluruskan kepada anaknya jika waktu dia hanya meneruskan pengelolaan organisasi tersebut. P4 sen didirikan pada 1935 sebagai induk organisasi dari Persatuan Pekerja Harian, Persatuan Sopir Taksi, Oplet dan Becak, Persatuan Pedagang Sayur dan Buah-buahan serta Persatuan Para Jawara.
Pada 1940, organisasi P4 sen berubah nama menjadi Oesaha Pedagang Indonesia (O.P.I). Saat itu Bang Pi'ie duduk sebagai Ketua I. Anggota dari organisasi itu meliputi pedagang, sopir hingga jawara dari Jakarta, Tanggerang hingga Bogor. "Sebenarnya saya bukan pendiri organisasi P4 sen. Saya adalah generasi kedua yang diserahkan untuk memimpin," kata Bang Pi'ie kepada anaknya.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Siapa yang bisa menjadi inspirasi bagi kita? "Jadilah seseorang yang memberikan inspirasi kepada orang lain."
-
Apa yang menginspirasi Batik Pecel? Batik Pecel terinspirasi dari masakan asli Madiun yaitu pecel. Pecel merupakan makanan yang terdiri dari beberapa sayuran dan dipadukan dengan bumbu kacang bercita rasa manis, gurih, dan pedas.
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
Jika melongok sebelum Bang Pi'ie terjun untuk memimpin organisasi, masa mudanya memang dikenal mengkoordinir para jawara di sekitaran Pasar Senen. Bang Pi'ie muda dikenal memang kerap berkelana. Dia tercatat pernah 'nyantren' di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Perginya bang Pi'ie ke Tebuireng bukan tanpa sebab, KH Hasyim Ashari, kakek mendiang Abdurrahman Wahid memang menyiapkan pejuang handal dari para santri untuk berperang melawan penjajah Belanda.
Selama 2,5 tahun Syafi'ie muda berguru kepada KH Hasyim Ashari. Di sana juga dia bisa membaca dan menulis lantaran diajarkan menulis dan membaca huruf latin. Selain ilmu agama, kakek mendiang Gusdur itu juga menurunkan ilmu beladiri. Syafi'ie diberi kesaktian berupa Ilmu Tapak Srigunting. Ilmu ini juga yang menjadi bekal Bang Pi'ie melumpuhkan para bandit di sekitar Jakarta termasuk ditakuti di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
"Bapak bertemu dengan kiai kesohor itu (Hasyim Asyari) dan diminta memperlihatkan kebiasaan ilmu yang telah dimiliki," kata Edi menegaskan.
Baca juga:
Bang Pi'ie, pengikut Soekarno melawan Soeharto
Darah jawara mengalir di nadi Bang Pi'ie
Bang Pi'ie, jawara Pasar Senen jadi menteri