Hikayat salak condet sajian wajib di meja presiden
Dari 800 hektar kawasan cagar budaya Condet, hanya tersisa 3,4 hektar lahan untuk kebun Salak.
Kawasan Condet semakin padat. Pemukiman penduduk menjamur, beradu cepat dengan pembangunan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Pohon-pohon rindang dan kebun-kebun warga sudah jarang ditemukan. Beruntung masih ada kebun Salak yang berada di bantaran kali Ciliwung. Buah khas yang selalu diingat warga Jakarta setiap kali nama Condet disebut.
Iwan Setiawan, tokoh masyarakat di daerah Balekambang Condet, menuturkan, secara turun-temurun warga Condet melestarikan kebun Salak, dukuh dan melinjo. Buah bernama latin Salacca Edulis Cognita (Salak) ini berbeda dibanding Salak pondoh maupun Salak Bali. Salah satu keunikan Salak Condet, bentuknya lebih besar dan tebal daripada bijinya.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Apa usulan Bamus Betawi terkait pemerintahan Jakarta? Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden," kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Dimana tempat wisata sejarah di Jakarta yang memiliki penjara bawah tanah? Menariknya, di bawah museum fatahilah ini terdapat berbagai penjara bawah tanah yang bisa kamu kunjungi dan dapat merasakan bagaimana di dalam penjara tersebut.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
Salak Condet cukup tersohor dan jadi idola pejabat. Buah ini juga disebut-sebut wajib tersaji di meja Presiden. "Salak Condet rasanya lain, dulu ini Salak jadi sajian di Istana Presiden," ujar Iwan saat berbincang di Masjid As Solihin, Condet, Jakarta, Minggu (31/07).
Soal rasa, Salak Condet tak kalah lezat dari Salak jenis lainnya. Rasanya asam manis. Daging buah yang agak besar menjadi kekhasan buah ini. Salak yang sudah tua, biasanya akan terasa lebih manis. "Salak Condet enak, rasanya laen. Manisnya lekat bener," tutur Iwan
karena kekhasan salah Condet, pada 1975 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mengeluarkan keputusan gubernur untuk melindungi buah ini. Sayangnya, buah yang menjadi logo di badan bus Transjakarta ini mulai terancam punah.
Karena perawatan kurang baik, kini buah Salak Condet ukurannya semakin kecil. Tidak hanya itu, luas kebun Salak pun semakin menyempit tergerus pembangunan Jakarta. Dari sekitar 800 hektar wilayah cagar budaya Betawi, hanya tersisa sedikit saja lahan yang menjadi kebun Salak Condet.
"Pemprov kasih kebun Salak 3,4 hektar, masyarakat Condet sendiri tanam sekitar 5 hektar," katanya.
(mdk/noe)