Jangan ragu bilang 'tidak'
Sebagai entrepreneur, kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri dan kita bebas menentukan apa yang kita lakukan.
Yang saya suka dari menjadi entrepreneur adalah keleluasaan dalam mengatur waktu dan menata jadwal saya sendiri. Sebagai seorang entrepreneur, kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri dan kita bebas menentukan apa yang ingin kita lakukan. Kebebasaan inilah bagian yang paling menyenangkan.
Sejujurnya saja kebebasan ini juga yang jadi alasan penting kenapa kita memilih menjadi entrepreneur. Sayangnya, kalau tidak terkendali, kebebasan ini juga yang bisa menyabotase peluang kita meraih sukses.
Sebagai seorang entrepreneur, peluang bisa datang setiap saat. Setiap kali kita melihat peluang yang kita suka, rasanya tidak mungkin untuk menolaknya. Pastinya ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Sensasi memulai sesuatu yang baru memang bisa membuat kecanduan. Begitu juga dengan kegembiraan saat bisa menentukan arah secara independen, apalagi buat para entrepreneur baru.
Sayangnya juga, selalu mengatakan 'ya' pada semua peluang menggoda adalah cara paling jitu untuk mengatakan 'tidak' pada kesuksesan. Fakta ironisnya, mengatakan 'tidak' sering kali malah membantu Anda mencapai tujuan dibanding mengatakan 'ya'. Membiasakan diri mengatakan 'tidak' akan membantu mengurangi gangguan, membantu mengatur waktu, dan membuat Anda menjadi lebih produktif sehingga Anda bisa lebih berkonsentrasi pada pemecahan masalah yang sedang Anda hadapi.
Pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam menangani sesuatu dalam waktu bersamaan. Saat kita mengatakan 'ya' pada banyak peluang, semakin sulit juga untuk menyelesaikannya. Kalau pikiran kita dipenuhi banyak rencana, pada saat kita bergerak maju ke satu arah, prioritas lain akan datang mengganggu.
Jika ini yang terjadi, kita akan meninggalkan pekerjaan kita sebelumnya, bahkan sebelum pekerjaan itu tuntas. Lalu kita mengorbankan 'hasil maksimal' hanya untuk mencapai 'hasil yang cukup bagus'. Pada akhirnya, kita gagal membangun momentum berkelanjutan di pekerjaan mana pun. Selamanya kita akan berada pada kondisi 'terganggu', berputar-putar dalam lingkaran masalah kecil yang muncul di setiap usaha kita.
Keuntungan terbesar dari membiasakan mengatakan 'tidak' adalah menghindarkan Anda dari membuang waktu dan tenaga untuk sesuatu yang bukan prioritas. Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini menyebutkan bahwa tekad bukanlah sumber daya tidak terbatas dan akan 'habis' seiring berjalannya aktivitas yang kita lakukan. Dengan belajar mengatakan 'tidak', secara sadar kita memutuskan untuk memusatkan tekad kita yang 'terbatas' tadi pada masalah yang paling penting.
Namun perlu dicatat bahwa saat saya memberikan nasihat ini, saya berasumsi bahwa Anda sudah tahu area fokus utama dan prioritas tertinggi yang ingin Anda capai. Dalam kewirausahaan, ada fase 'pencarian' di titik awal.
Di fase ini, jangan pernah mengatakan 'tidak' dan usahakan selalu mengatakan 'ya'. Maksud dari tahap awal ini adalah melakukan usaha secara sadar untuk mengidentifikasi dan terlibat dengan sebanyak mungkin ide agar Anda bisa menentukan ide mana yang Anda suka. Fase pencarian ini selalu diikuti oleh fase perbaikan dan fase eksekusi, saat Anda menyempitkan fokus dan mulai meluangkan waktu untuk prioritas tertinggi Anda. Dalam dua fase terakhir inilah Anda bisa mendapatkan manfaat dari kebiasaan mengatakan 'tidak'.
Waktu dan tenaga yang bisa dihemat sebagai akibat dari mengatakan 'tidak' pada akhirnya bisa meningkatkan produktivitas. Kita bisa menghasilkan lebih banyak saat kita bisa menyisihkan waktu yang cukup panjang dan tanpa gangguan untuk menyelesaikan masalah secara berurutan, bukan secara paralel.
Dengan mengatasi masalah satu per satu, kita dapat memusatkan seluruh energi kita untuk mencari solusi dan memanfaatkan apa yang dalam dunia psikologi disebut sebagai 'flow'. Kondisi 'flow' pada dasarnya adalah periode saat kita benar-benar terlibat dalam tugas yang sedang kita kerjakan. Banyak penelitian yang menyebutkan kalau inilah kondisi saat kita berada dalam posisi paling produktif sebagai manusia. Untuk mencapainya, kita butuh banyak waktu dan sesedikit mungkin gangguan.
Belajar mengatakan 'tidak' bukan sesuatu yang mudah. Sebagai makhluk sosial, kita selalu berusaha mengatakan 'ya', entah itu pada ide baru, menerima ajakan rapat, atau menghadiri sebuah event. Tanpa kita sadari, kita sudah membuang waktu dan menutup peluang kita meraih sukses, kecuali jika kita mengatakan 'ya' pada sesuatu yang sejalan dengan prioritas tertinggi kita. Membiasakan diri mengatakan 'tidak' bukanlah sesuatu yang gampang tetapi inilah yang akan membantu Anda mencapai tujuan terpenting Anda. Bukankan tujuan tersebut adalah yang terpenting dalam hidup Anda?
*Penulis adalah partner di Seroja Partners, sebuah perusahaan untuk pengembangan bisnis teknologi informasi dan media multinasional berbasis di Indonesia.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Apa yang ditinjau oleh Jokowi di Kabupaten Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
-
Kenapa Jorien Wallast menelusuri jejak neneknya di Jakarta? Jorien mengatakan, baginya sang nenek sangat special.