Kelola kolam renang, Desa Ponggok tak lagi terbelakang
November lalu, pemerintah menjadikan Tirta Mandiri sebagai BUMDes percontohan di Tanah Air.
Betapa terkejutnya Budi Prasetyo ketika membawa keluarganya plesiran ke Umbul Ponggok. Dia mendapati kolam renang alami terletak di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten itu ramai dikunjungi orang.
Berbeda 180 derajat ketimbang puluhan tahun silam. Kala dia masih kuliah dan sering melewati kolam seluas 50x25 meter dengan kedalaman rata-rata 1,5-2,6 meter tersebut.
-
Kapan Dana Desa mulai diterapkan di Indonesia? “Apalagi ternyata selama sewindu pelaksanaan UU Desa, total Dana Desa yang telah dikucurkan negara sudah menyentuh Rp539 triliun. Sungguh angka yang sangat fantastis. Yang apabila tidak dikelola secara akuntabel dan hati-hati, tentu akan sia-sia,” ungkap Puteri dalam Sosialisasi Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Gedung Sawala Yudistira, Komplek Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, belum lama ini.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang terjadi pada bidan desa itu? Sebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit kelumpuhan secara tiba-tiba. Ia pun hanya bisa terbaring lemah dan tidak mampu menjalankan tugas seperti biasa.
-
Di mana kejadian bidan desa ditandu itu terjadi? Kondisi Safriani kini tampak membaik. Perempuan 34 tahun yang berprofesi sebagai bidan kampung di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini, telah mendapat pertolongan medis di rumah sakit.
-
Apa yang membuat Desa Janti menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan warganya di bidang ekonomi? Desa Janti di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan warga setempat di bidang ekonomi. Menyandang gelar Desa BRILian BRI, Janti mampu mengembangkan potensi wisata seperti pemancingan, UMKM kuliner tradisional sampai waterpark yang sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di sana.
"Kondisinya tidak tertata, hanya untuk mandi dan mencuci," kata pria 53 tahun asal Boyolali berstatus pegawai negeri di Kalimantan Barat itu saat berbincang dengan merdeka, kemarin.
"Sekarang saya kaget kok jadi bagus seperti ini. Airnya jernih dan indah. Konsep dan pengelolaannya juga bagus."
Adalah Tirta Mandiri, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ponggok. Institusi bisnis didirikan pada 15 Desember 2009 tersebut berhasil mengubah kolam kumuh yang dahulu hanya ramai saat padusan, sehari menjelang bulan puasa, menjadi wahana wisata air fenomenal.
Pengunjung Umbul Ponggok ©2016 Merdeka.com
Kini, Unggul Ponggok bisa dikunjungi sekitar enam ribu wisatawan pada akhir pekan. Mereka bisa snorkeling atau latihan menyelam di kolam dengan hamparan pasir, bebatuan, dan dipenuhi berbagai macam ikan hias beraneka warna.
Karakteristik serupa laut juga membuat Unggul Ponggok layak menjadi lokasi foto bawah air. Tak sedikit pasangan calon pengantin menggelar sesi foto pranikah di sana.
"Kami studi banding ke Bali. Di sana air laut yang keruh dan berarus deras saja bisa digarap untuk diving dan snorkeling dan dijual mahal. Kami punya Umbul Ponggok yang airnya jernih dan debitnya tinggi, kenapa tidak kami garap,” kata Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono.
"Kami menyediakan banyak paket. Mau sewa alat diving atau snorkeling bisa, sewa pelampung saja juga bisa. Kalau di Bali mahal sekali, di sini mungkin hanya sepertiganya saja. Ada beberapa properti yang kami sewakan untuk foto dalam air. Antara lain meja, kursi, sepeda motor, laptop dan lainnya, harganya bervariasi."
Snorkeling di Umbul Ponggok ©2016 Merdeka.com
Awalnya, Tirta Mandiri sempat melelang pengelolaan Umbul Ponggok senilai Rp 5 juta per tahun kepada pihak ketiga alias swasta. Tak ada peminat, kolam yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda tersebut akhirnya dikelola sendiri.
Hasilnya luar biasa. Umbul Ponggok menyumbang sekitar 70 persen dari total omzet Tirta Mandiri yang sebesar Rp 9 miliar per tahun. Sisanya diperoleh dari usaha pengolahan air bersih, perikanan, perkreditan, dan penyewaan kios.
"Tahun pertama kami rugi, selanjutnya baru merasakan laba," kata Direktur Utama Tirta Mandiri Joko Winarno.
"Saat ini kami mempunyai 80 karyawan dari berbagai latar belakang pendidikan. Kualitasnya selalu kami tingkatkan, dengan cara memperbanyak pelatihan. Sebagian besar warga desa. Untuk tenaga ahli kalau tidak ada, kami ambil dari luar."
Lalu, kemana profit Tirta Mandiri mengalir? Sekitar 30 persen disetor ke kas negara. Sisanya, tambahan modal (25 persen), insentif komisaris dan pengurus (15 persen), cadangan modal (10 persen), dana pendidikan dan pelatihan pengurus (10 persen), insentif badan pengawas (10 persen).
"Insentif kami berikan kepada karyawan sebesar 1 persen dari nilai pendapatan kotor. Insentif menjadi biaya, dikeluarkan pada tahun berikutnya."
Tirta Mandiri berhasil mengubah wajah Desa Ponggok. November lalu, pemerintah menjadikan Tirta Mandiri sebagai BUMDes percontohan di Tanah Air.
"Dulu desa ini termasuk tertinggal dengan penghasilan rata-rata masih sangat rendah. Banyak masyarakat yang merupakan wirausahawan kecil susah mendapatkan modal, banyak yang tercekik utang rentenir dengan bunga tinggi," kata Joko.
"Kami sangat terbuka untuk yang mau belajar tentang pengelolaan wisata atau Bumdes di sini. Sudah banyak yang datang dari Aceh sampai Papua."
Studi Banding di Desa Unggul Ponggok ©2016 Merdeka.com
Baca juga:
Mendes: Ada 1.100 desa mandiri asalnya dari daerah transmigrasi
IOI tingkatkan kapasitas SDM dan kembangkan kendaraan pedesaan
Transmigrasi dukung desa mandiri dan percepatan pertumbuhan wilayah
Agar desa menjadi sejahtera
Desa berlomba membangun badan usaha