Pengalaman Kejora Ventures mendanai puluhan startup di Indonesia
Pertengahan tahun depan, kami bisa masuk lebih besar lagi di startup Indonesia.
Di tengah kelesuan ekonomi nasional dan global, ada satu industri baru yang justru terus bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Ya, industri teknologi informasi atau digital di Indonesia sedang meriah berkat kehadiran perusahaan startup teknologi. Diperkirakan ada sekitar 1.500 startup di industri ini.
Iklim industri ini makin menarik, tatkala investor global ramai-ramai menaruh uangnya di startup company di Indonesia. Sekadar contoh saja, Tokopedia.com yang mendapat suntikan modal US$ 100 juta dari Softbank dan Sequoia Capital, BerryKitchen dari East Venture (Jepang), Bukalapak.com dari Gree Venrire dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, Shopdeca.com dari Polaris Digimedia, dan lain-lain.
Contoh lain, CyberAgent Ventures asal Jepang, mengumumkan separuh dari fund barunya senilai US$ 50 juta, akan dialokasikan untuk startup di Indonesia. Investor melihat potensi besar Indonesia, yang jumlah pengguna internetnya tahun ini baru mencapai 55% dari populasi atau setara 139 juta pengguna dari 250 juta.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan startup teknologi di Indonesia, M Syakur Usman dan M Ari Atsari dari merdeka.com, mewawancarai Sebastian Togelang, Founding Partner Mountain Kejora Ventures, yang ditemani Adreas Suryas, Vice President Portofolio & Invesment Kejora, sebuah perusahaan pengembang sekaligus investor startup di Indonesia, di kantornya yang funky di kawasan Slipi, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:
Bagaimana perkembangan terkini kondisi startup Indonesia?
Kondisi startup Indonesia saat ini seperti Amerika Serikat dan Eropa awal tahun 2000. Karena kami belum melihat pemain/pemenang utama di industri ini. Belum jelas. Sekarang mulai bertarung di e-commerce, leading ada Lazada, big name seperti Mataharimall.com sudah masuk. Tapi tetap belum ada key winner di Indonesia. Jadi masih ada potensi untuk change key winner. Dari situ, saya nilai Indonesia masih awal dan mulai berkembang.
Startup Indonesia sekarang mirip di Jerman pada 2001/2002 atau China pada 2008. Jadi masih tahap awal, sehingga peluangnya tetap besar. Bukan saya saja yang lihat. Banyak investor masuk ke Indonesia, ini akan mendongkrak startup secara eksponensial. Jadi dalam waktu singkat akan banyak pemain startup yang sangat agresif. Kami sangat dukung ekosistem ini. Jadi sangat menarik lah.
Sektor apa saja yang menarik untuk dikembangkan oleh startup Indonesia?
Indonesia, seperti juga di dunia, banyak sektor yang menarik dan aplikatif untuk dikembangkan, seperti sektor finance, logistik, marketing, healthcare, dan entertainment. Jadi ada banyak sekali sektor atau bidang di dunia, yang juga menarik dan terjadi di Indonesia. Sebagai investor, bagi kami yang menarik adalah making money industry atau MM industry. Kami fokus ke sana, karena kami investor.
Kami dipercaya invest time and money di sini. Tujuan kami sebagai investor, dalam 3 tahun, value perusahaan naik.
Buat kami yang terpenting adalah startup menawarkan solusi digital yang benar-benar solved the problem. Bukan nice to heard. Menariknya, solusinya mampu optimalisasi proses atau membantu orang. Contoh, dari harus antre 2 jam, dengan dua klik dapat. Atau di Papua dan Kalimantan, dapat beli produk secara online dari semula tidak dapat. Jadi aplikasinya harus helping million people. Itu fokus kami.
Setinggi apa minat investor global terhadap startup Indonesia?
Minat investor global sangat tinggi, akibat time machine effect. Kami lihat yang sudah terjadi di Amerika Serikat, Jerman, China, dan India, akan terjadi di negara dengan populasi keempat terbesar di di dunia, yakni Indonesia. Tapi di Indonesia belum ada apa-apa, jadi potensi bisnisnya sangat besar.
Buat investor global, Indonesia potensi besar. Mereka melihat Indonesia sudah potensial, orangnya ramah-ramah, bisa make money, dan cuacanya juga bagus. Ya sudah mereka ke Indonesia saja. Setelah itu, Afrika, meski tidak semua investor tertarik.
Meski ekonomi global sedang slowdown?
Untungnya, internet tawarkan benefit di saat krisis. Misalnya, ketika harga jual barang naik, mereka cari yang lebih murah, dari mana? justru dari internet. Jadi saat krisis, pelanggan internet justru naik.
Bagaimana dengan minat investor lokal seperti perbankan, terhadap startup lokal?
Minat investor lokal sama besar dengan investor global. Mereka sudah belajar banyak, tidak seperti dua tahun lalu. Sekarang mereka banyak investasi karena mulai mengerti bisnisnya, dari biasanya investasi di pabrik, yang asetnya kelihatan. Slowly but sure, it’s come.
Seperti direktur utama Bank Mandiri katakan, sebagai the real classic industry, bank jika tidak bermain di sini, bisnis mereka terancam. Maka itu, bank adalah contoh tepat dari bisnis klasik yang berubah ke online. Contohnya untuk mengembangkan satu aplikasi perbankan, kalau dikerjakan di IT department satu bank, bisa lebih lama dan lebih mahal hingga 10 kali. Tapi kalau dikerjakan oleh startup, bisa lebih cepat dan murah. Jadi ini salah satu peluang investor lokal seperti bank untuk investasi di startup. Startup lebih inovatif, kreatif, dan fleksibel. Sudah terbukti, kreativitas bukan dari korporasi, tapi dari young people. Karena itu, bank bikin venture capital, operator seluler juga. Menarik, meski banyak tantangannya juga di sini.
Dalam ekosistem startup di Indonesia, apa sebenarnya yang Kejora tawarkan?
Kami create ekosistem. Kami ada 2.000 meter persegi ruang kantor, yang akan naik menjadi 3.000 meter persegi full office. Di sini, entrepreneur teknologi bisa berbagi pengalaman, belajar, dan bahkan bekerja sama. Kami berusaha, karena people. Saya katakan kepada mereka, kalian bagian dari full ekosistem, bukan satu keluarga saja yang mendikte. Kalian bebas, seperti ikan yang lepas.
Kami berusaha menolong dengan advice, network, dan uang. Kejora berusaha meningkatkan kecepatan startup berkembang dengan environment yang netral.
Kejora tawarkan ekosistem startup yang natural dan entrepreneur friendly. Kami bantu untuk tumbuh lebih cepat daripada sendiri dalam network Kejora. Kami berusaha entrepreneur benar-benar menjadi entrepreneur dengan menjadi pemilik startup-nya. Karena ada investor yang ingin menjadi pemilik dan si entrepreneur atau owner jadi pekerja, setelah startup nya sukses. Kami berbeda. Kami membantu tumbuh, tanpa mengurangi kepemilikan.
Berapa jumlah startup yang dikelola Kejora?
Kami baru berdiri 1,5 tahun lalu, kami sudah investasi 24 startup dari berbagai sektor, yang penting making money industry. Pertama kali, kami membangun Cekaja.com, leader comparision di Indonesia. Lalu Qerja.com yang berkembang sangat pesat, kini memiliki 100 orang karyawan. Cekaja.com juga berkembang, selain ada di Indonesia, juga hadir di Filipina. Kami juga masuk di sektor healthcare, dengan startup Tanyadok.com.
Saat ini kami banyak melakukan eksplorasi startup di sektor teknologi keuangan atau financial Technology (fintech). Banyak, tapi masih awal.
(anggota startup lain yang dikelola Kejora antara lain YDigital Asia, Wavoo, WeYAP, Jualo.com, Mimopay, Dealoka, Shoop, Ngomik, Cupslice, Antar.id, LoyalBox, Gogonesia, Wifimu, Pawoon, Wobe, Unyu, ReHack, etobee, dan BDigital).
Bagaimana rasio keberhasilan Kejora hingga kini?
Dari 24 startup, baru satu yang kami consider kurang jalan, yakni Tanyadok.com. Jadi success ratio lumayan tinggi. Kami sudah membuat 200 perusahaan di luar. Kami sudah tahu, apa sih bumbu-bumbunya supaya startup bisa jalan. Pengalaman dari luar juga membantu kami meningkatkan success ratio, ditambah networks. Ada beberapa hal yang bisa digabung untuk meningkatkan success ratio Kejora.
Apa fokus Kejora dalam membantu startup di Indonesia?
Kami fokus di early startup. Seperti mulai dari ide saja, jadi dari sangat awal. Lalu kami akan kembangkan, membuatkan strategi bisnisnya. Karena itu, Kejora investasi di level US$ 500.000-1 juta atau hingga Rp 14 miliar. Hingga kini investasi kami cukup berhasil. Buktinya, Cekaja.com , menjadi nomor satu di Indonesia. Qerja.com juga. We doing well. Kami senang dengan hasilnya.
Kami juga sedang berusaha menggandeng partner-partner baru, supaya bisa lebih besar lagi. Pertengahan tahun depan, kami bisa masuk lebih besar lagi di startup Indonesia.
Jadi awalnya, kami create ekosistem, dan yang penting membangun perusahaan dengan sehat dan stabil. Kami investasi dan mengusahakan perusahaan tumbuh dengan sehat. Kami bukan tipe investor yang suka goreng-goreng perusahaan. Kami tidak suka itu.
Kami lebih suka, mungkin pertumbuhan perusahaan dikurangi 10%, tapi perusahaan benar-benar stabil, benar-benar punya value tinggi.
Tujuan final investasi Kejora seperti apa?
Pada akhirnya, sebagai investor, kami ingin satu saat startup yang kami bantu melakukan initial public offering (IPO) atau bergabung dengan strategic investor yang lebih besar, yang mana kami bisa exit. Namun kami tidak ada paksaan. Kami berpikir long term dan fleksibel.
Apa saja startup menarik dan populer di luar Kejora?
Banyak yang menarik. Sulit sebutkan satu-satu, itu problemnya. Di sektor travel, ada yang sangat menarik, Go-Jek juga sangat menarik. Karena kami kenal mereka. Kami tahu mereka, kami tahu mulainya di mana, lalu tiba-tiba sukses besar. Sangat menarik.
Tapi karakter industri ini sulit diprediksi, banyak yang berhasil dari yang tidak disangka. Ini berdasarkan pengalaman di luar negeri, ada yang berhasil dan gagal. Tidak bisa diprediksi.
Apakah Kejora bisa bekerja sama dengan startup yang sudah jadi dan populer?
Prinsipnya, bersama kita kuat. Kalau bisa kami bermitra dengan semua. Bahkan kalau bisa tambah value, kami bisa juga investasi. Tapi fokus investasi tetap membantu di bagian awal. Jadi kalau harus investasi US$ 20 juta, itu bukan fokus kami. Tapi kalau kolaborasi, pasti, dengan semua pemain di luar Kejora.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
Prinsipnya kami berusaha membuat Kejora sebagai tempat belajar bersama. Kami undang semua entrepreneur atau startup, untuk saling membantu dan belajar. Silakan main-main ke sini. Bisa diskusi dengan startup lain dan Kejora. Saya selalu bilang, startup Kejora go out, talk to everybody. Jangan takut. Yang penting, talk do a lot people and focus on growing company. Jangan takut, ini rahasia. Kalau kamu yakin, jangan takut. ***