Sarinah ingin bikin e-commerce yang bisa bercerita
"Sejujurnya, kami tak terlalu berharap berdagang lewat e-commerce."
PT Sarinah pernah gagal menjual produknya lewat jalur e-commerce. Kendati demikian, perusahaan pelat merah itu tetap berencana menerjuni dunia perdagangan elektronik.
Untuk itu, Sarinah bakal menggandeng Bank Rakyat Indonesia dan salah satu perusahaan e-commerce yang berada di bawah naungan PT Telkom.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Lalu, apa strategi Sarinah agar e-commerce yang diluncurkan kali ini bakal menemui kesuksesan? Telusuri perbincangan merdeka.com dengan Direktur Utama Sarinah Handriani T. Setyowati, di kantornya, Kamis (28/9):
Saat ini bisnis apa saja yang ditangani PT Sarinah?
Unit bisnis kami saat ini ada tiga. Ritel yang besok, 2 Oktober, akan meluncurkan e-commerce kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia. Kemudian properti. Lalu, perdagangan atau trading, lebih ke ekspor impor dan distribusi produk lokal. Contohnya, kami sedang memasarkan karika, buah dari Dieng.
Kontribusi terbesar?
Saat ini ritel paling besar, menguasai 50 persen dari total omset sarinah. Trading dan properti 25 persen. Kenapa trading dan properti masih kecil? kami lebih fokus dengan aset sendiri. karena mengembangkan aset butuh waktu, butuh investasi yang tidak sedikit.
Saat ini Sarinah memiliki berapa toko?
Kami ini hanya memiliki dua departemen store. Di Jakarta yang paling besar kami ada tujuh lantai. Dan satu lagi di Malang. Sisanya kami punya 17 outlet pakaian muslim bernama Sharena. Baru start 1,5 tahun.
Bagaimana dengan penjualan produk via online?
Kami belum terlalu mengembangkan online ya. contoh seperti patung apakah memang setiap patung harus sama? Di lantai 4 toko kami hampir semuanya patung dan tidak ada yang sama.Itu bisa ratusan, dan kemudian orang harus melihat dimensi, kehalusan pahatan. Makanya saya selalu bilang kepada pelaku e-commerce untuk barang kerajian tangan, e-commerce kerajinan itu tidak pernah hidup. Misalnya, tenun dari Kupang kalau kita foto bagus, kalau kita sentuh itu akan beda.
Apakah Pemegang saham mendorong PT Sarinah untuk bergabung ke e-commerce?
Kalau dari pemegang saham iya, mereka bilang kan sekarang era digital. Kami ikutin, tapi kami kerja sama dengan BRI dan blanja.com yang dikelola oleh PT Telkom. Nggak apa-apa, tapi kami bisa memberikan di e-commerce itu bukan produk kerajinan tangan yang unik. Tetapi produk kopi, aksesoris yang memang mereka itu produk dimanapun secara fisik sama dan umum.
Barang kerajinan tangan yang unik, seperti pahatan, susah lewat e-commerce, mereka harus lihat itu dengan tiga dimensi. Batik, tenun, itu susah kalau dijual e-commerce. Karena begini, kami sudah beberapa kali bikin e-commerce jualan batik, jelek jadinya kalau difoto satu dimensi, mau darimana pun juga ya. Karena motif itu penting. Dan kalau difoto itu biasa saja, beda kalau langsung datang dan melihat.
Makanya nanti, akan saya sampaikan kepada desainer web-nya agar membuat e-commerce yang berbeda. Bukan hanya membuka e-commerce untuk UMKM tetapi ada ceritanya. Bagaimana si UMKM mengubah bisnisnya dan mengubah produknya. Kita bercerita kain diproduksi dari daerah di Indonesia, dan kalau ibu beli tas ini cuma ada satu atau ada satu lagi, tetapi tenunnya tidak akan sama. Sehingga, nilai tambahnya itu ada pada ceritanya.
Di luar itu, banyak pihak yang juga mengajak Sarinah gabung e-commerce?
Banyak. Tapi kan sarinah membuka e-commerce untuk branding. Sejujurnya kami tidak terlalu berharap banyak untuk berdagang di e-commerce. Ada sih yang mengatakan, sejak buka di offline perdagangannya lebih bagus. Iya, karena mereka menjual minyak, oli. Orang malas beli ke bengkel.
Target profit tahun ini?
Kalau profit kami itu, laba usaha kami itu antara 20 persen sampai 25 persen. Keren ritel kita, kenapa? karena kerajinan kita itu kan dijual ke asing, kalau wastra kain itu banyak dijual di domestik, karena orang asing itu jarang untuk beli kain.
Produk UMKM apa saja yang dijual Sarinah?
Kalau berbicara soal UMKM, pasti banyak sekali. Ada fesyen dan lainnya , tetapi kalau produk dari Sarinah sendiri memang lebih ke kerajinan tangan, ada wastra (Kain-kain Indonesia), berikut sandal, sepatu aksesori, ada tas, kelom, dan home decor.
Kalau Handycraft berbeda lagi, bahan-bahan hiasan-hiasan dari kulit kemudian dari logam, jadi ada topeng dari logam atau tempat kartu nama. Atau ada silver banyak sekali. Kalau UMKM itu banyak sekali ada keris, golok, itu bagian dari handycraft. Belum batu dari Kalimantan. ada 400-500 UMKM yang kami kembangkan.
(mdk/yud)