Saudagar tajir di Jalan Simpang
Mendiang Charles Mussry dulu menetap di rumah sekaligus bengkel mobil laris di Jalan Simpang, Surabaya.
Charles Mussry bukan orang sembarangan. Dia pengusaha terpandang. Lelaki keturunan Yahudi ini salah satu saudagar paling tajir di Surabaya, Jawa Timur, dalam masa awal kemerdekaan.
Namanya orang terkaya, wajar saja bila dia bertempat tinggal di pusat kota. Mussry menetap di Jalan Simpang (kini Jalan Pemuda), salah satu jalan protokol di Kota Pahlawan itu. Bukan sekadar tempat bermukim, lahan sekitar 600 meter persegi ini juga dijadikan tempat usaha.
Menurut seorang sumber di Surabaya, Mussry memiliki bengkel mobil terletak di sebelah Rumah Sakit Simpang. "Bengkelnya laris banget," kata lelaki 79 tahun ini saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya dua pekan lalu. Bengkel ini menangani mobil-mobil pabrikan Amerika Serikat, seperti Chevrolet, Ford, dan truk bermerek Fargo.
Dihubungi secara terpisah, perempuan keturunan Yahudi bernama Merry membenarkan Mussry mempunyai bengkel lumayan besar di Jalan Simpang. "Charlie memang punya bengkel mobil di sana," ujar warga Sidoarjo ini.
Merry mengungkapkan Mussry termasuk salah satu pengusaha Yahudi paling tajir saat itu. Mereka juga dekat dengan kekuasaan, termasuk memiliki akses langsung menghadap Presiden Soekarno .
Rumah sekaligus bengkel mobil milik Charles Mussry kini tinggal kenangan sehabis dijual pada 1960-an. Bangunan itu sekarang terpatri dalam ingatan segelintir warga Yahudi Surabaya.
Setelah empat dasawarsa, rumah sekaligus bengkel Mussry lenyap. Rumah Sakit Simpang juga disulap menjadi pusat belanja Delta Plaza atau Plaza Surabaya, bersebelahan dengan Museum Kapal Selam. Berjarak sekitar setengah kilometer dari balai pertemuan Grahadi dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Surabaya. Jalan Simpang di depan Kali Mas ini juga berganti nama menjadi Jalan Pemuda.
Meski begitu, Charles Mussry tetap diingat sebagai salah satu pengusaha Yahudi sukses saat Indonesia baru merdeka.