Serba ketat biar memikat
Sopir lebih senang joki cantik berlekuk tubuh tegas.
Langit perlahan mulai gelap. Lampu-lampu jalan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) mulai menyala. Tepat di samping Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, puluhan joki three in one makin ramai hingga Jalan Jenderal Gatot Subroto. Dari kawasan SCBD, beberapa orang anggota satuan pengamanan berseragam serba biru tua mengusir mereka lantaran membuat macet.
Satu-satu dari joki itu mulai berjalan mundur sambil mengacungkan jari ke arah pengendara mobil. Tidak jauh dari gedung Artha Graha, seorang joki berbaju putih dan bercelana jins hitam ketat mendekat ke mobil Mazda CX-5 hitam. Tangannya sigap menggapai tuas. Dalam hitungan detik, gadis ayu itu telah nangkring di bangku bagian depan seraya membanting pintu mobil.
"Aduh, pilihnya yang montok," kata Tuti kesal melihat pengemudi memilih temannya berpakaian seksi. Padahal Tuti lebih dulu sigap melihat mobil itu menepi. "Pengemudi memang begitu, sukanya gadis dan pakaiannya ketat-ketat."
Di samping Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, saban hari mulai pukul 16.30 hingga 19.00 dipenuhi para penumpang bayaran alias joki three in one. Setiap hari mulai anak-anak belasan tahun hingga ibu-ibu menggendong anak terlihat ramai mengacungkan jari mereka menjajakan diri sebagai penumpang bayaran. Namun saat malam mulai menjelang, lebih banyak gadis joki berusia 20-an tahun.
Penampilan mereka berbeda-beda. Kebanyakan menggunakan celana jins pensil dan kaus ketat. Slamet, petugas keamanan di kawasan SCBD, menjelaskan kebanyakan pengemudi mobil pribadi selektif memilih penumpang sewaan.
Setahu dia sejak bekerja di kawasan itu joki cantik dan bertubuh menggoda lebih laris ketimbang ibu-ibu menggendong anak. "Di sini sudah biasa dan bukan rahasia umum. Katanya ada juga yang bisa diajak tidur," kata Slamet.
Tuti pun mengakui saat ini joki berpenampilan kucel jarang dilirik para pengguna jasa penumpang bayaran. Dia punya trik lain agar tetap menjadi pilihan. Sebagai pemikat dia memilih menggendong anak. "Kalau saya bawa anak karena biasanya orang malas bayar dua joki. Ibarat McD, saya ini paket hemat," ujarnya sambil tertawa.
Nin, 20 tahun, joki esek-esek mengaku berpenampilan modis supaya makin laris. Dia kerap berpakaian serba ketat serta memakai wewangian. "Kalau nggak begini jarang dilirik. Begini aja kadang nggak ada yang mau angkut," katanya Selasa pekan kemarin.
Banyak juga siasat dimainkan penumpang sewaan biar dilirik pengemudi mobil pribadi. Bergaya seperti anak kampus, pegawai kantoran, atau orang rumahan.