Ikuti Langkah SAIC dan GM, Chery akan Luncurkan Baterai 6C dan Solid-State Tahun 2026
Chery sedang dalam proses pengembangan dua jenis baterai, yaitu baterai 6C dan Solid-State, yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2026.
Chery telah mengumumkan rencana peluncuran baterai Solid-State pada tahun 2026. Informasi ini disampaikan dalam acara Konferensi Inovasi Global Chery yang berlangsung pada 18 Oktober lalu. Produsen mobil asal Tiongkok ini juga berencana memperkenalkan baterai bernama "Kunpeng," yang akan tersedia dalam tiga varian dengan kemampuan pengisian daya 6C.
Baterai Kunpeng diharapkan mampu memberikan jarak tempuh hingga 400 km dengan pengisian cepat yang hanya memakan waktu 5 menit. Pada tahun ini, baterai solid-state memiliki kepadatan energi sebesar 400 Wh/kg, dan Chery menargetkan untuk meningkatkannya menjadi 600 Wh/kg pada tahun 2025. Rencana tersebut mencakup pencapaian kepadatan energi 400 Wh/kg tahun ini, diikuti dengan peningkatan menjadi 600 Wh/kg pada 2025.
Mobil pertama yang akan menggunakan teknologi baterai ini diperkirakan tersedia pada tahun 2026, dengan produksi dalam skala kecil dimulai pada tahun 2027. Baterai ini diklaim dapat memberikan jangkauan hingga 1.500 km untuk kendaraan listrik. Chery juga mengumumkan tiga jenis baterai baru di bawah merek Kunpeng, yaitu baterai litium besi fosfat persegi, baterai terner persegi, dan baterai terner silinder besar.
Ketiga jenis baterai ini memiliki kemampuan pengisian daya yang sangat cepat hingga 6C. Sebagai catatan, satuan C merujuk pada kecepatan pengisian, yang dihitung dengan membagi arus pengisian (A) dengan kapasitas baterai (Ah). Semakin tinggi angka C, semakin cepat baterai dapat diisi atau digunakan. Chery mengklaim bahwa baterai 6C mereka mampu menambah jarak tempuh 400 km hanya dalam waktu 5 menit.
Baterai lithium iron phosphate yang berbentuk persegi memiliki kepadatan energi antara 120 hingga 160 Wh/kg, sehingga sangat sesuai untuk kendaraan listrik (EV) yang dapat menempuh jarak antara 200 hingga 600 km. Selain itu, baterai ini juga cocok untuk kendaraan hybrid seperti PHEV dan EREV dengan jarak tempuh mencapai 100 hingga 200 km. Baterai ini mendukung pengisian cepat dengan laju 1C hingga 6C dan dapat beroperasi dalam rentang suhu dari -30°C hingga 65°C.
Sementara itu, baterai terner persegi memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi, yaitu 140 hingga 200 Wh/kg, dan dirancang untuk kendaraan listrik yang mampu menempuh jarak 600 hingga 800 km serta untuk hybrid (PHEV-EREV) dengan jarak tempuh full tenaga listrik antara 150 hingga 300 km. Baterai ini dapat berfungsi pada suhu ekstrem dari -40°C hingga 65°C dan juga mendukung pengisian daya dengan laju 2C hingga 6C.
Selanjutnya, seri terner silinder besar ditujukan untuk kendaraan listrik yang memiliki jangkauan jauh, yaitu antara 700 hingga 1200 km, dan untuk hybrid (PHEV-EREV) dengan jangkauan full tenaga listrik 150 hingga 300 km. Seri ini juga mendukung pengisian daya dengan laju 2C hingga 6C. Baterai seri Kunpeng dapat digunakan lebih dari 3.000 kali pengisian dan dikenal memiliki desain yang efisien dalam menyerap energi. Menurut rencana, dalam beberapa bulan ke depan, baterai seri Kunpeng akan mulai digunakan pada kendaraan listrik Chery.
Dikutip dari Carscoops, penjualan kendaraan listrik Chery telah mencapai lebih dari 60.000 unit pada bulan September dari total 244.534 unit. Yin Tongyue, pemimpin Chery Automobile Co., Ltd., menyatakan bahwa penjualan diperkirakan akan mencapai 80.000 unit pada bulan ini dan 100.000 unit pada akhir tahun. Penting untuk dicatat bahwa pengembangan baterai 6C bukanlah hal baru dalam industri otomotif, karena perusahaan patungan antara SAIC dan General Motors juga baru-baru ini mengumumkan baterai 6C yang akan digunakan mulai tahun 2025.