Cara Mengatasi Bahaya di Tikungan dan Jalanan Menurun
Bikers perlu memahami dan mengantisipasi potensi bahaya di tikungan dan jalanan menurun atau menanjak. Yuk simak!
Pengendara sepeda motor harus menyadari dan mempersiapkan diri terhadap kemungkinan bahaya di tikungan serta di jalan yang menurun atau menanjak.
Cara Mengatasi Bahaya di Tikungan dan Jalanan Menurun
Baru-baru ini, seorang wanita yang mengendarai sepeda motor di Semarang mengalami kecelakaan setelah motornya bertabrakan dengan bagian belakang kanan sebuah mobil.
Sebagai akibat dari insiden tersebut, korban terjatuh dan berada di jalur yang berlawanan, sementara pada saat yang sama, sebuah mobil minibus berukuran sedang melintas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber berita, kendaraan tersebut bergerak dari arah atas ke bawah di jalan menurun sebelum terjadinya tabrakan.
Kejadian ini memberikan beberapa pelajaran berharga yang bisa diambil oleh kita semua.
- Jangan Lengah, Waspadai Titik Buta Agar Tetap Aman saat Mengendarai Sepeda Motor
- Cara Memaksimalkan Manfaat Jalan Kaki, Bisa Turunkan Berat Badan & Mencegah Risiko Penyakit Mematikan
- Mengaku Kerasukan, Pria Paruh Baya Cabuli Bocah 4 Tahun Bermodus Ajak Jajan
- Untuk menjaga keselamatan, penting untuk tetap fokus saat mengendarai motor matic di jalanan menurun yang curam.
Mari kita analisis situasinya, yang menunjukkan bahwa kondisi jalan adalah menurun dengan panjang yang cukup, berkelok-kelok, serta dikelilingi pepohonan di kedua sisi, dan permukaan jalannya terbuat dari beton yang rata dan halus.
Gabungan Rute Berisiko
Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, menjelaskan bahwa kondisi dan situasi tersebut memiliki potensi bahaya, terutama terkait dengan adanya blindspot saat mendekati tikungan. Jika pengendara tidak mengatur kecepatan dengan baik, mereka mungkin tidak menyadari bahwa kecepatan mereka meningkat akibat jalan yang mulus, rata, menurun, dan terang, yang merupakan ciri khas permukaan jalan beton. Kombinasi antara jalan menurun yang panjang dan adanya blindspot dapat menciptakan situasi yang berbahaya.
Ada kemungkinan bahwa kecepatan kendaraan sudah cukup tinggi, sementara pandangan ke depan terhalang oleh pepohonan di tikungan. Hal ini dapat berakibat pada situasi di mana setelah menikung, pengendara mendapati ada mobil yang berhenti karena kemacetan, sehingga jarak untuk mengerem menjadi tidak mencukupi.
Alternatif lainnya adalah kesalahan dalam mengantisipasi, di mana pengemudi yang awalnya berniat menyalip justru menghadapi kendaraan lain yang sedang mendaki dari arah berlawanan.
Jalan yang menurun membuat kecepatan semakin bertambah
Jalan menurun tidak hanya meningkatkan kecepatan, tetapi juga menyebabkan peningkatan momentum yang berpengaruh pada inersia kendaraan, sehingga jarak pengereman akan jauh lebih panjang dibandingkan dengan kecepatan yang sama di jalur datar.
Begitu pula, pada saat kendaraan melaju di tanjakan, ada kemungkinan untuk mempertahankan rpm tertentu agar tidak kehilangan tenaga, sehingga kendaraan tetap dapat bergerak dengan kecepatan.
Mengawasi Kecepatan
Seandainya kita mengambil langkah mundur sebelum terjadinya insiden dengan membiasakan diri untuk selalu mengidentifikasi potensi bahaya dari situasi dan kondisi kejadian yang lalu, kecelakaan ini dapat dihindari.
Dalam situasi ini, sangat disarankan untuk memperhatikan kecepatan yang tertera di speedometer dan mengatur kecepatan agar selalu tersedia jarak untuk bereaksi serta melakukan tindakan pencegahan atau penyelamatan di kondisi jalan tersebut. Penting juga untuk diingat bahwa momentum kendaraan akan meningkat saat melewati jalan menurun.
Sebagai acuan, pada kecepatan 40 km/jam, pengemudi sebaiknya memantau jarak sejauh 30 meter ke depan untuk dapat memahami dan mengevaluasi situasi yang ada serta mengambil keputusan yang tepat. Apabila kecepatan meningkat, maka jarak pandang yang diperlukan juga harus diperluas.
"Apabila pandangan terhalang oleh blindspot, tindakan yang perlu diambil adalah mengurangi kecepatan, tetap waspada dengan memperhatikan jauh ke depan, serta selalu mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin muncul."
Tambahkan Oke Desiyanto.