Studi Frost & Sullivan: Konsumen ASEAN Antusias ke Mobil Listrik termasuk Indonesia
Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) antusias untuk memiliki kendaraan listrik. Studi konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura mengungkapkan hampir dua pertiga (64 persen) responden mengatakan mereka lebih mempertimbangkan kendaraan listrik.
Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) antusias untuk memiliki kendaraan listrik. Studi konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura mengungkapkan hampir dua pertiga (64 persen) responden mengatakan mereka lebih mempertimbangkan kendaraan listrik dibandingkan lima tahun lalu.
Kemudian 66 persen konsumen di seluruh wilayah percaya bahwa mereka pasti akan memakai mobil listrik sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.
-
Mengapa Nissan memilih untuk berkolaborasi dengan Mitsubishi untuk meluncurkan Nissan Livina generasi kedua? Pada tahun 2019, NMI mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Nissan Livina generasi terbaru hasil kerja sama dengan Mitsubishi Motors Corporation.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Apa nama perusahaan Hasjim Ning yang bergerak di bidang perakitan mobil? Perusahaan yang bergerak di bidang perakitan mobil ini cukup sukses di masa Pemerintah Orde Lama.
-
Mobil sport apa yang diproduksi oleh Nissan sejak lama? GT-R merupakan salah satu mobil andalan dari Nissan yang telah diproduksi sejak lama.
-
Apa saja jenis motor listrik yang dibuat di Indonesia? Berikut adalah daftar motor listrik asli buatan Indonesia 1. Elvindo Elvindo, atau dikenal sebagai Electric Vehicle Indonesia, berbasis di Cikupa, Tangerang, Banten. Varian produknya termasuk Rama, Shinta, dan Arjuna, yang masing-masing memiliki desain unik dan dapat mencapai kecepatan hingga 60 km/jam. 2. Selis Selis menawarkan berbagai jenis kendaraan listrik, termasuk motor listrik seperti Go-Plus, E-Max, Neo Scootic, New Balis, Bromo-Solar Energy, dan Agats. Motor listrik Selis dilengkapi dengan baterai berkualitas tinggi yang memungkinkan jarak tempuh hingga 50 km dengan satu baterai dan bisa dua kali lipat dengan dua baterai. 3. Viar Viar N1 adalah salah satu motor listrik yang menjadi pilihan menarik dengan desain retro dan lampu depan berbentuk kotak. Dilengkapi dengan baterai lithium-ion berkapasitas 60 V 23 Ah, motor ini dapat melaju hingga 55 km dengan kecepatan maksimum mencapai 60 km/jam. Produsen motor Rakata memiliki pabrik perakitan di Tangerang, Banten, serta kantor pusat di Jakarta Selatan. 4. Rakata Motor sport Rakata dapat mencapai kecepatan maksimal 85 km/jam berkat dinamo penggerak berkapasitas 2.000 watt dan mampu menaklukkan tanjakan hingga 30 derajat. 5. Gesits Gesits adalah motor listrik yang dikembangkan sejak tahun 2018 oleh PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA), hasil kerjasama antara PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi dan PT GESITS Technologies Indo. Dilengkapi dengan baterai 72 volt 20 Ah, motor ini mampu menempuh jarak hingga 100 kilometer dalam satu pengisian daya, dengan desain bodi yang tegas dan sporty.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
Demikian hasil studi Nissan bersama Frost & Sullivan bertajuk 'The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia' yang dirilis selama kegiatan Nissan FUTURES - Electrification and Beyond pada hari ini (4/2) di Bangkok, Thailand.
Studi ini dilakukan oleh Frost & Sullivan pada September 2020 di enam pasar ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Studi ini berdasarkan pada 3.000 tanggapan pelanggan online di antara pengemudi mobil di kota-kota tertentu.
'Electrified vehicle' dalam penelitian ini adalah baterai kendaraan listrik, kendaraan listrik hybrid plug-in, dan e-POWER. Ini tidak termasuk kendaraan hybrid penuh. Penelitian tersebut merupakan tindak lanjut dari studi yang dilakukan pada Januari 2018.
Menurut studi tersebut, 50 persen pemilik kendaraan non-listrik di Indonesia menyatakan mereka pasti akan mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pembelian mobil berikutnya dalam tiga tahun ke depan. Dampak positif terhadap lingkungan dan teknologi keselamatan menjadi faktor utama bagi masyarakat Indonesia.
Sekitar 44 persen responden Indonesia berpendapat kendaraan listrik itu keren dan trendi -tertinggi di wilayahnya- dan 58 persen percaya biaya perawatan untuk kendaraan listrik lebih murah dibandingkan mobil konvensional.
Sejalan dengan studi serupa pada 2018, studi terbaru menunjukkan bahwa manfaat pajak (80 persen), pemasangan stasiun pengisian daya di kawasan pemukiman (80 persen), dan jalur prioritas untuk kendaraan listrik (55 persen) adalah tiga faktor teratas responden Indonesia untuk beralih ke kendaraan listrik. Ini menunjukkan kebutuhan yang terus berlangsung bagi produsen mobil, pembuat kebijakan, dan pihak swasta untuk berkolaborasi mendorong penerapan mobilitas listrik.
Hambatan Mulai Berkurang
©2020 Merdeka.com
Memang masih ada hambatan memiliki kendaraan berlistrik. Namun studi itu menunjukkan lebih banyak optimisme di antara responden Indonesia terhadap kendaraan listrik. Ketakutan terhadap kehabisan daya sebelum tiba di charging station terus menjadi penghalang paling signifikan untuk memiliki kendaraan berlistrik di Indonesia.
Meski kekhawatiran tersebut turun menjadi 54 persen pada 2020 dari 73 perse pada 2018. Temuan ini menunjukkan ada tren mobilitas listrik berikutnya di Indonesia, yaitu e-Power yang menggunakan teknologi EV dan menghilangkan pengisian daya.
Tren EV Berikut
Studi juga mengidentifikasi salah satu tren besar berikutnya dalam mobil listrik di Indonesia, yakni Nissan e-Power. Yakni teknologi yang memberi konsumen pengalaman berkendara EV, tanpa perlu mengisi daya. Faktor yang paling menarik bagi pengemudi Indonesia adalah e-Power memberikan akselerasi yang cepat dan halus (62 persen), berkendara dengan senyap (59 persen), dan output tenaga mesin tinggi (53 persen).
Fakta bahwa e-Power bekerja dengan penggerak motor listrik 100 persen tanpa perlu charger eksternal merupakan solusi inovatif bagi pelanggan Indonesia yang ingin mendapat pengalaman menyenangkan dalam berkendara dengan mobil listrik.
Nissan Motor Distributor Indonesia telah memasarkan Nissan Kicks e-Power ke Indonesia sejak September 2020.
Kontribusi untuk masa depan yang lebih hijau
Studi ini juga mengungkap kesadaran lingkungan lebih hijau yang berkembang di seluruh Asia Tenggara. Responden di wilayah tersebut percaya bahwa memiliki mobil listrik niscaya turut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Pada 2020, 38 persen responden di Asia Tenggara dapat diklasifikasikan sebagai 'pecinta lingkungan', dibandingkan 34 persen dalam penelitian serupa pada 2018. Kelompok konsumen ini didorong oleh kesadaran lingkungan yang kuat dan kepedulian terhadap perubahan iklim. Penggunaan kendaraan listrik dipandang sebagai cara mereka peduli terhadap lingkungan.