Fahri nilai Full day School bisa hindari anak kecanduan main gadget
Fahri nilai Full day School bisa hindari anak kecanduan main gadget. Fahri mengaku telah membaca konsep FDS yang digagas oleh Mendikbud Muhadjir Effendy tersebut. Menurut dia, FDS baik diberlakukan untuk mencetak generasi penerus bangsa lebih baik lagi ke depan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendorong Presiden Joko Widodo berani mengambil sikap terkait polemik lima hari sekolah dengan waktu belajar delapan jam atau biasa dikenal Full Day School (FDS). Fahri meminta, Jokowi tak membiarkan perbedaan panjang terjadi di antara para menterinya.
"Pak Jokowi harus berani berpihak kepada keputusan yang diambil oleh menteri-menterinya, jangan dibiarkan menjadi kontroversi di bawah," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Fahri mengaku telah membaca konsep FDS yang digagas oleh Mendikbud Muhadjir Effendy tersebut. Menurut dia, FDS baik diberlakukan untuk mencetak generasi penerus bangsa lebih baik lagi ke depan.
"Konsep FDS itu bagus sekali, kan kita ada dalam ancaman serbuan penarik perhatian anak kita, gadget, TV, Medsos, pesan pendek, sehingga anak-anak kita tidak menjadi fokus, dan begitu mereka keluar dri sekolah seperti diterkam dunia lain," kata Fahri.
Fahri mendukung langkah Mendikbud yang ingin anak-anak lebih lama berada di sekolah. Dengan demikian, kata dia, nasib anak bangsa lebih terjaga.
"Bagi saya, mengganggap bahwa semakin lama di sekolah semakin baik, mereka akan lebih intens berinteraksi dengan kegiatan belajar mengajar," kata dia.
Fahri merasa yakin, program FDS tidak akan mematikan eksistensi madrasah diniyah. Menurut dia, sekolah agama dan formal bisa berdampingan dengan baik.
"Madrasah diniyah juga ada kan, mungkin di daerah tertentu pendidikan umum dan diniyah dibagi dua, pagi sekolah umum, malam sekolah agama, nah itu biarkan saja, itu kan sama juga dengan konsep FDS juga, cuma FDS pak menteri itu dua sekolah menjadi satu," kata dia.
Fahri kembali mengingatkan, Jokowi harus bisa ambil alih polemik tersebut. Jangan sampai, ada perbedaan di internal pemerintah sendiri.
"Jadi, presiden ambil dong isu ini jangan jadi berkelahi sendiri, kan Pak Jokowi pernah bilang tidak ada visi menteri yang ada visi presiden, begini ada masalah tampil dong, jangan jadinya menteri yang dimaki-maki," tutup dia.