Peduli negara, yuk kenali ciri-ciri budaya politik partisipan
Menurut Gabriel A Almond, budaya politik itu dibagi jadi 3, ada apa aja ya?
Sistem pemerintahan politik setiap negara tentu berbeda-beda. Keberhasilan sebuah sistem pemerintahan ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah rakyat. Rakyat memiliki beberapa peranan penting, salah satunya dalam bidang budaya politik. Budaya politik adalah semua hubungan yang berkaitan dengan akal atau pikiran dan memiliki hubungan dengan terwujudnya aturan, kewenangan atau kekuasaan. Menurut Gabriel A Almond, budaya politik itu dibagi jadi 3 golongan, yaitu budaya politik parokial, budaya politik kaula dan budaya politik partisipan. Nah, sekarang yuk kita bahas tentang budaya politik partisipan.
Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang masyarakatnya memiliki jiwa peduli politik yang tinggi, memiliki semangat untuk berkompetisi dalam hal penyelesaian masalah di bidang politik. Berdasarkan hal-hal yang itu, budaya politik partisipan memiliki beberapa ciri tertentu, yaitu:
- Bentuk politik dari anggota-anggota masyarakat itu lebih mendekati orientasi politik dengan tegas. Masyarakat secara aktif ikut dalam proses orientasi politik.
- Objek politik yang ada dimanfaatkan dan digunakan secara maksimal dalam rangka pertisipasi rakyat dalam proses budaya politik partisipan.
- Masyarakat memiliki peran sebagai penggerak atau aktivis. Salah satu contoh negara yang memiliki tipe budaya politik partisipan adalah Inggris. Itupun menurut Almond dan Verba.
Meskipun begitu, nggak ada satupun negara di dunia ini yang memiliki budaya politik murni dari budaya politik parokial, kaula atau partisipan. Maksudnya, pasti ada percampuran diantara tiga budaya politik itu. Sekarang kamu sudah tahu tentang apa ciri-ciri budaya politik partisipan. Budaya politik ini adalah budaya politik yang paling tinggi derajatnya, diantara dua yang lainnya. Bab ini menarik sekali untuk dipelajari. Tertarik untuk belajar ini secara lebih lanjut kan?
-
Apa makna "Merdeka Belajar" menurut Ki Hajar Dewantara? Melalui buah pikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidan merupakan serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Dikutip dari Kemdikbud.go.id, konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan. Maksudnya, manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan pada aturan yang ada di masyarakat.
-
Bagaimana konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara diterapkan dalam pendidikan saat ini? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini. Program Merdeka Belajar pertama kali dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Dalam sistem itu, esensi kemerdekaan belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi.
-
Kapan konsep Merdeka Belajar yang diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan Indonesia? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Bagaimana Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik dalam pembelajaran? Dalam hal ini, guru menyesuaikan perangkat ajar yang akan digunakan dengan kebutuhan belajar dan minat dari peserta didik.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.