Berkah Jualan Keripik, Mardiah Selamatkan Ibu-Ibu dari Rentenir dan Bantu Warga Pakai Koin Peduli
Mardiah adalah sosok penggerak ibu-ibu untuk maju dan berkembang bersama lewat usaha rumahan yang menjanjikan.
Mardiah adalah sosok penggerak ibu-ibu untuk maju dan berkembang bersama lewat usaha rumahan yang menjanjikan.
Berkah Jualan Keripik, Mardiah Selamatkan Ibu-Ibu dari Rentenir dan Bantu Warga Pakai Koin Peduli
Mardiah bisa dibilang berbeda dari pelaku usaha lain. Sosoknya begitu sederhana dan menginspirasi bagi ibu-ibu tempat tinggalnya di Kelurahan Cipedak, Jakarta Selatan.
Mardiah adalah pengusaha keripik Singkong dan makanan khas Betawi sejak 2006. Bukan soal produk yang dia jual, tapi kisah perjuangan dan cita-cita mulia Mardiah dalam berwirausaha.
Bila biasanya pengusaha hanya berorientasi pada keuntungan semata, lain halnya dengan Mardiah. Mardiah adalah sosok penggerak ibu-ibu untuk maju dan berkembang bersama lewat usaha rumahan yang menjanjikan.
- Tinggal Kenangan, Maskapai Merpati Bakal Resmi Bubar 2027
- Kisah Pedagang Sayur Bangkit dari Covid & Kebakaran, Andalkan KUR BRI untuk Menata Kembali Usaha
- Mengenal Mardiah, 'Duta' Pengentasan Kemiskinan Perkotaan dari Cipedak
- Dukung Pemilu Satu Putaran, Muhadjir: Rp40 Triliun Lebih Baik untuk Beli Beras
Berawal saat Mardiah mendirikan membentuk Kelompok Usaha Bersama atau Kube Alkesa Lestari pada 2012. Kelompok ini memberdayakan ibu-ibu di RT 05/RW 03 Kelurahan Cipedak untuk mencari tambahan penghasilan guna menopang ekonomi keluarga. Anggota Kube Alkesa hanya berjumlah 10 orang sesuai aturan Dinsos DKI Jakarta.
"Alkesa Lestari ini berpatokan anjuran Dinas Sosial itu Kube itu 10 KK. Nah itu yang terlibat langsung. Tetapi di luar itu banyak orang-orang terinspirasi, termotivasi membuat usaha sendiri,"
kata Mardiah saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (22/3).
merdeka.com
Kube Alkesa memproduksi camilan ringan berbahan dasar singkong seperti keripik singkong, slondok, opak. Ada juga aneka kue dan makanan khas Betawi seperti kembang goyang, akar kepala hingga rempeyek. Mardiah bercerita, jenis camilan ini diproduksi agar makanan-makanan khas Betawi tetap lestari.
Mardiah berbagi cerita. Meski membawahi hanya 10 anggota, dia sangat terbuka bagi siapapun di luar Kube untuk belajar mengolah keripik dan kue. Mardiah mengingat kembali, sebanyak 40-50 orang yang 'berguru' ke Kube. Kebanyakan dari mereka berhasil membuat usaha sendiri dan maju.
"Kalau bisa dihitung sih di sekitar sini ada 40-50 keluarga yang ikut dan termotivasi dengan Kube Alkesa Lestari," papar Mardiah.
Semua bisa dimulai dari kesukaan atau jeli menengok peluang di sekitar tempat tinggal.
"Saya bilang peluang usahanya itu apapun yang kita bisa kerjakan, apapun jadi hobi kita jadikan modal kalau mau berusaha. Yang penting punya keberanian," tegas Mardiah.
Mardiah juga sering mewanti-wanti para ibu-ibu soal akses permodalan. Dia melarang ibu-ibu untuk sekalipun meminjam modal usaha melalui rentenir atau bank keliling. Selain pasti buntung, pinjaman dari rentenir biasanya disertai bunga yang mencekik.
"Dalam memulai usaha memang untuk pinjam modal harus sangat selektif ya. Kita niatnya mau pinjam untuk cari untung, bukan cari buntung. Tapi ketika ada istilahnya rentenir-rentenir, bank keliling di situ istilahnya hitung-hitungan, dalam jangka satu bulan harus kembalikan pinjaman, boro-boro untung tapi malah buntung," kata Mardiah.
Gagas Koperasi Simpan Pinjam
Sebagai bentuk dukungan, Mardiah membentuk koperasi simpan pinjam untuk mendukung modal awal para ibu-ibu merintis usaha. Iurannya tidak besar hanya Rp2.000. Biasanya bila usaha ibu-ibu mulai berjalan, Mardiah mengarahkan mereka mengambil kredit usaha lewat Bank Rakyat Indonesia (BRI).
"Contohnya Bu Yanti orang tuanya sakit, dia enggak punya usaha. Saya bilang 'rumah kamu dekat TPA dekat masjid, anak-anak kan jajan ada tukang rongsokan, bikin etalase kecil. Saya kasih pinjam 100 ribu, dari simpan pinjam kan cuma Rp2000, dari modal itu usaha bisa jalan dan ambil KUR BRI," tutur dia.
Sisihkan Untung Jualan untuk Koin Peduli
Di tengah kesibukan membuat keripik dan kue, Mardiah punya mimpi besar agar Kube memberikan dampak sosial lebih besar bagi warga Cipedak.
Dia lantas menginisiasi gerakan koin peduli. Dia bercerita, setiap bungkus produk Kube bakal disisihkan Rp100 untuk kegiatan tersebut.
Tujuan koin peduli ini untuk membantu mengentaskan masalah sosial di lingkungan Cipedak seperti stunting, kemiskinan, lansia hingga membantu warga yang sakit.
"Koin peduli tidak hanya untuk Kube tapi saya gerakkan setiap masyarakat sebanyak 65 RT di Cipedak, dapat seluruh dukungan dari RT/RW dan lurah. Alhamdulillah setiap kegiatan Jumat bersih, warga tergerak mengumpulkan koin tidak terpakai tiap hari Jumat," ujar Mardiah.
Segala perjuangan dan dedikasi Mardiah diganjar penghargaan dari Pemprov DKI. Kube Alkesa Lestari menyabet Juara 1 KUBE Berprestasi pada 2018 lalu. Kube Alkesa mengalahkan lima Kube perwakilan dari lima kota administrasi di Jakarta.
Tambah Modal dari KUR BRI
Demi memberikan dampak lebih ke masyarakat lewat Kube, Mardiah mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI pada 2021 lalu. Selain untuk mengembangkan usaha, Mardiah ketika itu butuh pinjaman modal untuk bertahan dari pandemi Covid-19.
"Saya juga mempertahankan alhamdulillah ada KUR itu, sangat membantu, teratasi masalah. Sampai sekarang terus berjalan usahanya, jadi memperpanjang modal," kata Mardiah.
Mardiah mengajukan KUR Kecil pada tahun 2021 dengan nominal Rp200 juta selama lima tahun. Cicilannya sebesar Rp5.281.000 per bulan.
Pinjaman modal itu dimanfaatkan Mardiah untuk memperbanyak produksi, membeli alat, gaji anggota dan non-anggota Alkesa, menambah bahan baku hingga pemasaran.
Mardiah juga memanfaatkan kegiatan bazar UMKM dan pameran yang digelar BRI dan instansi pemerintah. Produk Alkesa Lestari wara wiri ke bazar Localoka BRI, Lokakarya hingga BRILian Sahabat UMKM.
BRI terus berkomitmen menawarkan dukungan permodalan bagi para pelaku UMKM agar bisnis tetap eksis dan berkembang.
Berdasarkan laporan BRI, KUR telah disalurkan sebesar Rp123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur pada periode Januari-Oktober 2023. Presentasenya 63% dari alokasi pemerintah kepada BRI sebesar Rp194,4 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan target dari pemerintah yakni 1,36 juta debitur baru.
"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023," kata Supari kepada wartawan.
Untuk tahun 2024, BRI mengebut penyaluran KUR senilai Rp165 triliun hingga bulan September.
Jumlah tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta.