Kisah Bos Buah Pasar Minggu: Berawal Jualan di Tampah hingga Punya 2 Kios Beromzet Ratusan Juta
Mimin memberanikan diri menambah pengajuan modal lewat KUR BRI menjadi Rp500 juta dengan plafon 4 tahun.
Setelah puluhan tahun menjadi nasabah BRI, Mimin merasakan betul dampak dari pinjaman modal bagi kemajuan usahanya.
Kisah Bos Buah Pasar Minggu: Berawal Jualan di Tampah hingga Punya 2 Kios Beromzet Ratusan Juta
Sebuah kios di Jalan Poltangan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan bolak balik disambangi pembeli. Di kios itu, tergantung bersisir-sisir pisang dan melon. Ada pula buah manggis, duku, semangka, pepaya hingga jeruk yang dipajang di atas meja.
Mimin Rusmini bangun dari duduknya untuk menyapa pembeli. Menanyakan buah yang dibutuhkan pembeli, sekaligus menawarkan buah-buah yang sudah ranum.
"Semangkanya sekalian say, sudah matang. Pasti manis," kata Mimin kepada pembeli dengan wajah penuh senyum.
Toko buah Mimin berukuran 4x8 meter itu berada di lokasi strategis. Di bagian depan terpasang banner besar bertuliskan Toko Buah Arum Segar.
Jalan menuju toko bisa diakses melalui Jalan Raya Pasar Minggu, berbelok ke kiri ke arah Jalan Poltangan. Sekitar 10 meter dari Gereja HKPB Pasar Minggu.Mimin membuka bisnis buah-buahan bersama sang suami, Marsono. Dia berbagi cerita. Mimin bersama suami merantau dari Garut ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada medio 1991. Berniat mengadu nasib, mencari rezeki demi penghidupan yang hidup lebih baik.
Dari Berjualan di Tampah
Sebelum usahanya berjalan produktif, Mimin bersama Marsono pertama kali berjualan buah di Pasar Minggu. Mereka pernah merasakan berjualan di atas tampah di pinggir Kali kawasan Pasar Minggu 32 tahun silam.
"Jualan di tampak di pinggir kali pasar Minggu, dulu masih semerawut. Sesudah itu seiring waktu ibu sudah 3 tahun kenal sama pedagang, orang, dagang mulai pintar, pilih buah yang bagus," ujar Mimin.
Akses Permodalan Pakai KUR BRI
Tiga tahun berusaha, Mimin bercerita punya pelanggan setia seorang pegawai BRI. Dia memuji barang dagangan Mimin di atas tampah. Lalu, pria itu menawarkan Mimin sebuah kesempatan untuk mengembangkan usaha lewat pinjaman modal usaha dari BRI.
Awalnya, Mimin ragu dan takut cicilan tidak terbayar karena baru memulai usaha. Hingga akhirnya, Mimin yakin mengakses permodalan dari BRI karena mulai banyak punya pelanggan.
Ditambah lagi, Mimin sudah kenal BRI sejak lama karena seluruh keluarganya di kampung halaman merupakan nasabah BRI.
Mimin dan Marsono mengajukan pinjaman modal non-KUR yakni Kupedes pertama kali Rp10 juta pada 1994. Sampai sekarang, Mimin sudah empat kali menambah pinjaman modal.
Teranyar, Mimin memberanikan diri menambah pengajuan modal lewat KUR menjadi Rp500 juta dengan plafon 4 tahun. Cicilan Mimin di angka Rp13 juta per bulan.
"Pinjaman pertama 10 juta tahun 1994. Ibu dikasih sama KUR BRI Rp10 juta berkembang berkembang sampai sudah beres saya ambil satu tahun, ditawarin lagi, tambahin lagi. Orang memang ramai pembeli ditambah jadi 30 juta sampai 100 juta. Alhamdulillah berkat BRI lancar, nyaman," tutur Mimin.
merdeka.com
Alasan Mimin Pilih KUR BRIBRI memudahkan akses permodalan bagi UMKM untuk memajukan usaha. Salah satu bentuknya adalah pengajuan kredit usaha yang mudah dan tidak berbelit. Mudahnya pengajuan pinjama ini juga dirasakan Mimin.
Mimin mengatakan syarat yang dibutuhkan tidak merepotkan, hanya KTP, Kartu Keluarga, surat nikah, foto usaha dan agunan. Mimin menggunakan sertifikat rumah di Garut sebagai agunan untuk KUR BRI.
Setelah puluhan tahun menjadi nasabah BRI, Mimin merasakan betul dampak dari pinjaman modal bagi kemajuan usahanya.
Usaha buah yang dulunya dijual di atas tampah kini bisa naik kelas. Dana segar dari BRI dipakai dengan bijak. Tentu dengan perhitungan yang cermat dan jitu.
Modal tersebut dialokasikan untuk menambah dagangan agar lebih variatif. Mulai dari buah lokal hingga impor dijual di toko Mimin. Mimin memastikan semua buah yang dijual bagus.
Dana tersebut juga dipakai untuk membuah kios baru, membeli mobil pikap untuk operasional dan menggaji 5 orang pegawai. Mimin dan suami saat ini mempunyai 2 toko buah. Satu di Poltangan, satu lagi di Pasar Minggu.
"Buat ibu membantu banget dari ibu dari O dari pakai tampah, pakai meja sekarang punya 3 toko. Dan buat ibu kontrakan satu tahun 100 juta, belum ada anak buah lima. Jadi membantu banget, BRI the best!," tegas Mimin.
Omzet Ratusan Juta
Kini, Mimin dan suami sudah memetik 'buah' perjuangan sejak merantau dari Garut hingga menjadi bos buah sukses di ibu kota. Dalam satu bulan, kata Mimin, bisnis buahnya bisa mengantongi omzet Rp450 juta.
Sebab, Mimin membuka toko buahnya selama 24 jam. Tetapi, angka tersebut belum dipotong untuk biaya operasional, sewa toko hingga gaji 5 pegawai.
Mimin menambahkan, bisnis buah dengan dukungan permodalan dari BRI membuka peluang untuk mencapai semua yang dicita-citakan saat merantau. Di antaranya, menyekolahkan ketiga anaknya ke perguruan tinggi hingga punya pelbagai aset dari berjualan.
BRI terus berkomitmen menawarkan dukungan permodalan bagi para pelaku UMKM agar bisnis tetap eksis dan berkembang.
Berdasarkan laporan BRI, KUR telah disalurkan sebesar Rp123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur pada periode Januari-Oktober 2023.
Presentasenya 63% dari alokasi pemerintah kepada BRI sebesar Rp194,4 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan target dari pemerintah yakni 1,36 juta debitur baru.
"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023," kata Supari dalam keterangan tertulisnya, November 2023.
merdeka.com
Untuk tahun 2024, BRI mengebut penyaluran KUR senilai Rp165 triliun hingga bulan September. Jumlah tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta.Target itu lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yakni 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru.
"Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan," ujar Supari.