BSI Mobile Membuka Jalan Kebaikan
Head of Digital Banking Product BSI, Riko Wardhana mengatakan, BSI punya kesempatan memberikan layanan digital berbeda dengan konvensional. Jika bank konvensional fokus pada keuangan, deposito, dan pembiayaan lainnya, maka BSI Mobile hadir untuk mengingatkan pesan kebaikan.
Sudah 20 pekan berjalan. Rita Ayu Setia Ningsih tak bosan mengajak khalayak berbuat kebaikan. Gerakan Sedekah Jumat Squat menjadi jembatan.
Setiap Kamis, dia aktif menyebar pesan berantai. Aplikasi WhatsApp menjadi perantara. Satu per satu kontak dikirimkan pesan. Tak ada yang terlewat. Mengingatkan sedekah Rp10.000 setiap pekan.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dicapai BRI dalam digitalisasi perbankan sehingga meraih penghargaan spesial? BRI pun berhasil membuktikan transformasi digitalnya yang mendapatkan apresiasi penghargaan spesial sebagai bank dengan Transformasi Digital kategori Sustainability oleh IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023 di Mainhall Bursa Efek Indonesia, Jakarta (20/9).
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Mengapa digitalisasi Pertamina sangat penting? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Berhubung menjelang hari Jumat, mari kita sama-sama ambil bagian menjadi penebar kebaikan melalui rekening 714215xxxx (kode bank 451) BSI an Rita Ayu Setia Ningsih," tulis pesannya di penghujung kalimat.
Semangat mahasiswi ini tak pernah padam. Meski banyak pesan kerap tak berujung balasan. Harapannya sederhana. Dari sekian banyak pesan dikirim, ada satu dua yang terketuk hatinya. Bisa menjadi donatur setiap minggu.
"Alhamdulillah walaupun tidak banyak (ada saja yang masuk)," imbuhnya.
Setiap uang yang masuk ke rekening, dikelola secara transparan. Ada lima program disasar. Mulai dari hidangan makan setiap malam Jumat, paket sembako untuk yatim piatu dan dhuafa, tabungan peduli pendidikan, wakaf Al-Qur'an, dan ikromul yatim (memuliakan anak yatim). Dengan Rp10.000 per pekan, maka sudah bisa membantu kelimanya.
Rita sadar kebaikan itu tidak selalu datang dari diri sendiri. Perlu ada yang mengingatkan. Karenanya, dia hadir setiap pekan. Mengetuk pintu hati teman-temanya lewat pesan singkat.
Rita terinspirasi dari layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) Mobile. Setiap kali melakukan transaksi, dia selalu diingatkan untuk melakukan infaq atau zakat. Pesan itu mencuri perhatiannya.
Bertulis 'Berinfaq hari ini untuk Amil Zakat Nasional BSM Umat', ada tujuh pilihan nominal sedekah di layar. Mulai dari terkecil Rp1.000 sampai Rp100.000.
"Ini bisa jadi reminder kita kalau habis transaksi ngeluarin uang buat suatu hal, tidak lupa juga buat sedekah," kata Rita bercerita.
©2021 Merdeka.com
Jika diasumsikan, setiap satu kali nasabah melakukan transaksi di BSI Mobile dengan memberikan sedekah Rp10.000 saja, kemudian dikalikan 1.000 orang maka sudah terkumpul Rp10 juta per harinya. Belum lagi dihitung secara bulanan. Maka setidaknya, hasil infaq tersebut dapat memberikan manfaat bagi orang lain membutuhkan.
Data Bank Syariah Indonesia, jumlah pengguna BSI Mobile tercatat mencapai 2,5 juta orang. Rerata setiap bulannya ada penambahan sekitar 100.000 sampai 150.000 pengguna baru.
Sementara dari jumlah tersebut, total volume setiap transaksi nasabah disalurkan untuk ziswaf infaq mencapai Rp22,89 miliar. Jumlah itu terkumpul secara akumulasi dari Januari sampai Juli 2021. Di mana rata-rata setiap bulan mencapai Rp2-3 miliar.
Head of Digital Banking Product BSI, Riko Wardhana mengatakan, BSI punya kesempatan memberikan layanan digital berbeda dengan konvensional. Jika bank konvensional fokus pada keuangan, deposito, dan pembiayaan lainnya, maka BSI Mobile hadir untuk mengingatkan pesan kebaikan. Setiap nasabah mendapat peluang investasi akhirat melalui beberapa fitur layanan seperti infaq, zakat, dan wakaf.
Dana terkumpul dari ketiganya akan disalurkan melalui amil zakat atau biasa disebut BSI Umat. Penyaluran juga dilakukan lewat lembaga-lembaga lain sudah bekerja sama dengan BSI.
"Sebagian besar kita salurkan ke sana dan bentuk penyaluran dan pelaporannya kita sampaikan juga lewat BSI Mobile," katanya saat dihubungi merdeka.com.
Melalui BSI Mobile, nasabah juga bisa menabung emas, gadai emas, membayar dan membeli hewan kurban. Bahkan, pengguna BSI Mobile dapat mengecek waktu salat dan lokasi masjid terdekat.
Fitur lain menjadi pembeda adalah adanya Al-Qur'an. Seluruh layanan ini bukan tanpa dasar. Perusahaan ingin memberikan kesempatan untuk dekat dengan nasabah selama 24 jam.
Cara berpikirnya sederhana. Jika BSI hanya fokus berikan layanan keuangan, maka potensi untuk membuka aplikasi BSI Mobile bisa dihitung jari. Dalam satu hari mungkin dua sampai tiga kali. Itu pun hanya digunakan untuk transaksi beli pulsa. Atau sekedar membayar tagihan.
Namun dengan penambahan fitur-fitur spiritual, nasabah sedikitnya bisa buka aplikasi lima kali dalam sehari. "Kita bisa lima waktu ingetin orang sholat. Mereka akhirnya buka aplikasi meskipun bukan finansial atau mereka cek yang lain. Kita ingatkan juga zakat. Jadi tanpa kita harus mengganggu waktu mereka dan merusak keseharian mereka, kita secara tidak sadar masuk ke mereka dan menjadi sahabat bermanfaat. Itu aja sederhana," jelas dia.
Sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air, BSI punya komitmen melakukan terobosan melalui berbagai inovasi digital. Hal ini sebagai bagian dari langkah transformasi digital sudah dicanangkan sejak bank ini diresmikan pada 1 Februari 2021. BSI juga hadir mendampingi nasabah bukan hanya sahabat finansial. Namun juga sosial, dan spiritual. Tujuannya memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi umat.
Riko menyampaikan, perusahaan bertekad untuk terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile. Seperti fitur Paylater dan Mitraguna Online. Sementara untuk menghadirkan kemudahan layanan keuangan, masyarakat bisa membuka rekening secara online (digital onboarding) melalui fitur ‘Know Your Customer-Biometric’ di aplikasi BSI Mobile.
Dengan fitur anyar ini, calon nasabah BSI kini dapat membuka rekening tabungan dengan durasi kurang dari 5 menit. Tentunya ini lebih cepat, mudah dan seamless. Terobosan ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada para calon nasabah BSI.
"Harapannya, layanan BSI Mobile menjadi lebih lengkap dan mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi," tutupnya.
Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu
Selain memberikan banyak manfaat kebaikan, BSI Mobile juga memberikan kemudahan lain bagi para nasabah. Salah satunya kini nasabah bisa menggunakan fitur Tarik Tunai tanpa kartu di ATM BSI dan outlet Indomaret di seluruh Indonesia.
Fitur ini dihadirkan BSI dalam menjawab kebutuhan masyarakat untuk bertransaksi dengan aman selama pandemi. Sekaligus juga menjawab tantangan zaman untuk menghadirkan layanan keuangan Syariah yang digital dan modern.
"BSI memahami kebutuhan dan tren gaya hidup masyarakat di era digital, diantaranya kemudahan akses transaksi perbankan via smartphone. Inovasi ini diharapkan dapat membuat transaksi keuangan lebih cepat, mudah, dan aman," kata Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunadi.
Dengan hadirnya BSI Mobile nasabah tidak perlu lagi khawatir saat ketinggalan dompet atau kartu ATM. Selain itu inovasi ini dapat meminimalisir tingkat kejahatan di ATM atau skimming. Sekaligus ini juga memberikan rasa aman kepada masyarakat yang saat ini sedang bersama-sama berjuang melawan pandemi Covid-19.
Untuk bisa melakukan Tarik Tunai tanpa kartu di Indomaret atau ATM BSI, nasabah cukup mendownload aplikasi BSI Mobile (bagi yang belum mendownload). Pilih menu "Tarik Tunai" di BSI Mobile, pilih "Indomaret" atau ATM BSI. Lalu pilih nominal penarikan, masukkan PIN kemudian akan muncul resi yang berisi kode OTP/kode tarik tunai.
Setelah itu, nasabah bisa langsung melakukan Tarik tunai ke Indomaret dengan menyampaikan kode Tarik Tunai dan nomor HP yang terdaftar di BSI Mobile ke kasir Indomaret.
Atau melalui ATM BSI nasabah bisa langsung melakukan Tarik tunai tanpa kartu di ATM BSI manapun dengan memilih menu 'Tarik tunai tanpa kartu/cardless withdrawal' di ATM BSI dan memasukkan kode OTP/Tarik Tunai. Layanan ini dapat dilakukan di 17.800 outlet Indomaret dan lebih dari 1.800 ATM BSI seluruh Indonesia.
Nasabah juga memperoleh keuntungan ekstra dengan biaya murah. Di mana Tarik Tunai tanpa kartu di outlet Indomaret hanya dikenakan biaya Rp5.000 per transaksi. Jumlah ini lebih hemat apabila nasabah melakukan transaksi dengan Kartu ATM BSI di ATM Bank Lain. "Sementara BSI Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI tidak dikenakan biaya," imbuhnya.
Fitur ini dijamin aman. Karena menggunakan kode OTP yang dikirimkan ke nomor handphone yang telah didaftarkan dan terkoneksi dengan layanan BSI Mobile. Kode OTP yang nasabah dapatkan bersifat rahasia. Hanya berlaku selama 2 jam setelah mendapatkan kode tersebut dari BSI mobile.
Kemudahan Digital Kerek Kinerja Perusahaan
Terobosan melalui berbagai inovasi digital dilakukan BSI berhasil mempengaruhi laporan kinerja perusahaan pada semester I-2021. BSI membukukan laba bersih sebesar Rp1,48 triliun. Angka ini naik 34,29 persen secara year on year (yoy). Di mana semester I tahun lalu, perolehan laba bersih hanya sebesar Rp1,1 triliun
Kenaikan laba pada semester I tahun ini dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71 persen yoy.
"Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan memanage coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional," kata Hery.
Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021.
Adapun untuk menjaga pertumbuhan ke depan BSI akan terus meningkatkan kapabilitas digital. Mengingat volume transaksi kanal digital BSI tumbuh signifikan sepanjang kuartal II-2021.
Hingga Juni 2021, nilai transaksi kanal digital BSI sudah menembus Rp95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen secara yoy. Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp 41,99 triliun.
Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 109,82 persen secara yoy. Hal ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah berpendapat, langkah awal BSI sudah tepat dengan melakukan inovasi digital. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di masa depan memang akan sangat bergantung kepada ekonomi digital. Layanan tidak menggunakan teknologi digital tersingkirkan. Pada akhirnya bank akan gagal bersaing.
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI memiliki potensi pasar yang luar biasa. Dengan teknologi digital, maka dirinya optimistis BSI bisa merealisasikan potensi besar itu menjadi sesuatu yang berwujud. Jika itu tercapai, maka bukan tidak mungkin BSI dapat mudah melesat masuk kelompok bank terbesar di Indonesia.
"Tinggal masalah waktu saja," kata Piter saat dihubungi merdeka.com.
Meski begitu, Piter juga memberi sedikit catatan. BSI tidak cukup dengan inovasi digital saja. Perusahaan harus juga mampu memanfaatkan keunikannya sebagai bank syariah. Utamanya dalam pengembangan produk-produk syariah yang menjadi pembeda BSI dengan bank konvensional.
"Jangan sampai terjadi ungkapan bank syariah sama saja dengan bank umum. BSI harus bisa menunjukkan bank syariah lebih baik karena lebih syari'i," pesannya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menambahkan, inovasi digital dilakukan BSI harus bisa dimanfaatkan optimal. Perusahaan juga harus melakukan perluasan pasar. Sebab, pangsa pasar bank syariah bukan lagi segmen khusus. Tetapi juga mampu menarik anak-anak milenial dan gen-Z untuk mencoba transaksi perbankan syariah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan oleh BSI adalah melakukan integrasi lebih lengkap pada layanan digital. Misalnya dengan menggandeng jasa e-commerce, logistik, pesan antar makanan dan kesehatan serta pendidikan. Semakin lengkap, maka BSI akan menjadi supermarket bagi pembayaran digital.
"Layanan produk investasi yang lengkap juga harus dilakukan dalam waktu dekat. Keamanan siber juga hal penting karena berkaitan dengan trust atau kepercayaan nasabah," tutupnya.
(mdk/bim)