Digitalisasi Dinilai Mampu Sehatkan Bank Konvensional
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, digitalisasi mampu mendorong bank konvensional bisa makin sehat. Hal ini untuk menyeimbangi menjamurnya bank digital di Indonesia saat ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, digitalisasi mampu mendorong bank konvensional bisa makin sehat. Hal ini untuk menyeimbangi menjamurnya bank digital di Indonesia saat ini.
"Program lain yang didorong di sektor keuangan, kita ketahui bahwa perbankan kita banyak bank digital yang muncul, itu tentu bank-bank yang biasanya menjadi sedikit masalah, tapi dengan digitalisasi ini bank menjadi bayi sehat," katanya dalam Leader's Talk Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Nusa Dua, Bali, Senin (11/7).
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi multistakeholders untuk meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan? Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital tersebut juga akan mendorong peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Tercatat, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada tahun 2022 telah mencapai USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana Menko Airlangga menanggapi pentingnya pengembangan talenta digital di Indonesia? Menko Airlangga juga menjelaskan digital talent menjadi perhatian Pemerintah Indonesia Dorong adanya Co-working space
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Mengapa digitalisasi Pertamina sangat penting? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Di mana pelatihan literasi keuangan digital PNM diadakan? Di antaranya Kampung Madani Desa Negeri Katon-Lampung, Kampung Madani Desa Cinta Rakyat-Kabanjahe, Kampung Madani Desa Waru-Balikpapan, Kampung Madani Desa Koronua-Kendari, Kampung Madani Desa Tambalang-Blitar, Kampung Madani Desa Kopeng-Semarang, Kampung Madani Desa Guntur-Wonogiri, Kampung Madani Terusan-Pontianak, Kampung Madani Cibodas-Cimahi, Kampung Madani Desa Tumpuk-Pacitan, Kampung Madani Desa Papayan-Tasikmalaya, dan Kampung Madani Desa Kwala Besar-Medan.
Dengan adanya digitalisasi ini, Airlangga memandang mampu memperbaiki sisi keuangan bank tersebut. Kemudian, bisa meningkatkan efisiensi dari operasional bank. "Likuiditasnya bagus dan tentu efisien dan persaingan bank-bank konvensional nantinya juga aakan memiliki bank digital juga, ini jadi satu hal yang luar biasa," ujarnya.
Hal ini sejalan dengan prediksi peningkatan ekonomi digital di Indonesia. Dia mengungkap angka perkembngannya hingga 8 kali lipat lebih beasr di 2030 mendatang.
Dia menilai ini merupakan buah dari semakin berkembangkan pengungaan QR Indonesia Standart (QRIS) yang semakin meluas. Angka peningkatannya mencapai 245 persen saat pandemi.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
RI Bisa Kalahkan Singapura Jika Digitalisasi Dimanfaatkan dengan Optimal
BI Gelar FEKDI 2022, Perkembangan Ekonomi Digital Jadi Fokus Utama
Sebelum Jokowi Lengser, Pemerintah Target 30 Juta UMKM Go Digital
Survei: Mobile Banking & Dompet Digital Jadi Pilihan Pembayaran di Indonesia
Per 30 Juni 2022, Negara Kumpulkan Pajak Digital Hingga Rp7,1 Triliun
Mengenal Amazfit Bip 3 Series, Smartwatch Entry Level dengan Performa Besar