Kisah Pedagang Sayur Bangkit dari Covid & Kebakaran, Andalkan KUR BRI untuk Menata Kembali Usaha
Ati mengaku kewajiban pembayaran cicilan KUR BRI Rp9 juta per bulan justru menjadi penambah semangat berjualan.
Bila cicilan KUR BRI ini selesai, Ati berniat mengajukan pinjaman usaha lagi untuk kelima kalinya.
Kisah Pedagang Sayur Bangkit dari Covid & Kebakaran, Andalkan KUR BRI untuk Menata Kembali Usaha
Tembok-tembok gosong masih terlihat jelas di Gedung C Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemandangan tersebut menjadi saksi bisu kebakaran hebat yang melanda pasar pada 2021 silam.
Wanita 41 tahun yang akrab disapa Mbak Ati ini adalah pedagang sayur dan plastik. Dia mereka ulang kejadian nahas yang menimpanya dan suami. Saat kebakaran, Ati dan suami baru sampai rumah di Cibubur, Jakarta Timur pukul 18.00 WIB.
Hati Ati sedih dan hancur mendapat kabar empat lapak jualannya di lantai dasar Blok C dilalap si jago merah.
Area yang terbakar sebagian besar digunakan pedagang sembako, bumbu giling, sayuran, rempah-rempah dan lainnya.
Dia hanya bisa pasrah barang jualannya seperti sayuran hingga plastik ludes terbakar.
Tahun 2021 menjadi tahun begitu pahit bagi Ati dan keluarga. Usaha Ati sempat menurun drastis akibat pembatasan aktivitas di masa pandemi Covid-19. Belum sepenuhnya pulih, empat lapak jualan Ati malah hangus terbakar.
"Perasaan bener-bener terpukul, habis pinjam KUR, kebakaran, covid," kata Ati saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (18/3).
Ati dibuat makin pusing karena baru mengambil pinjaman kredit usaha di Bank Rakyat Indonesia dalam jumlah besar. Dia mengambil KUR BRI dengan nilai Rp500 juta untuk 4 tahun.
Untungnya, BRI memberikan kebijakan yang membuat Ati sedikit lebih lega, yaitu penundaan pembayaran angsuran pokok dalam 3 bulan.
Dua musibah besar itu tak lantas membuat semangat Ati surut. Ati dan suami buru-buru move on dan bangkit. Dia mengaku kewajiban pembayaran cicilan KUR Rp9 juta per bulan justru menjadi penambah semangat berjualan.
"Paling kita berusaha dan sabar. Kita alhamdulillah jeda berapa bulan karena Covid dan kebakaran. Alhamdulillah pihak BRI juga ada toleransi pembayaran. Sempat mandek bukan karena nunggak, tapi saya kena musibah, saya minta penangguhan pembayaran. Alhamdulillah ada kebijakan," ujar Ati.
merdeka.com
Setelah musibah itu, pengelola kini memindahkan lapak Ati dan ratusan pedagang lainnya ke pinggir jalan pasar.
Ati membangun kembali lapaknya bermodal atap terpal biru dan meja kayu di bawah bangunan yang terbakar. Tiap lapak pedagang hanya dibatasi seng besi gosong bekas kebakaran.
Bangkit dari KUR BRI
Mantan pegawai toko emas itu mengandalkan sepenuhnya sisa simpanan modal KUR BRI untuk menata kembali usahanya. Dana itu dimanfaatkan untuk menyewa kios plastik sang suami di dalam gedung blok C dan lapak sederhana yang kini dia pakai berjualan sayur. Sisa dana KUR juga dipakai untuk menambah dagangan sayur, operasional dan menggaji seorang pegawai.
Dana itu dimanfaatkan untuk menyewa kios plastik sang suami di dalam gedung blok C dan lapak sederhana yang kini dia pakai berjualan sayur.
Sisa dana KUR juga dipakai untuk menambah dagangan sayur, operasional dan menggaji seorang pegawai.
"Buat penambahan usaha buat buka cabang. Saya sekarang punya dua cabang, sewa tempat, mengisi barang-barang. Semuanya dari pinjaman KUR itu tadi. Paling untuk penambahan operasional," papar ibu tiga anak ini.
Tiga tahun usai insiden tersebut, usaha sayuran Ati pelan tapi pasti mulai tumbuh kembali. Ati mengaku bisa memperoleh omzet sebesar Rp6 juta satu hari dari usaha sayuran dan toko plastik yang dijalankan sang suami.
Bila cicilan KUR ini selesai, Ati berniat mengajukan pinjaman usaha lagi untuk kelima kalinya. Pinjaman modal itu nantinya akan dipakai untuk membuka kios baru dan membeli mobil operasional.
BRI akan kembali menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) terbesar tahun ini dengan alokasi Rp165 triliun. Laporan tahun 2023, BRI menyalurkan KUR senilai Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur. Mayoritas KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38 persen.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan target dari pemerintah yakni 1,36 juta debitur baru.
"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023," kata Supari kepada wartawan.
merdeka.com