Sektor Jasa Keuangan di Solo Tumbuh Positif Hingga Akhir 2022, Ini Buktinya
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan didominasi kredit modal kerja yang mencapai 58 persen. Kemudian diikuti kredit investasi sebesar 21 persen, dan kredit konsumsi sebesar 21 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, perkembangan sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya tetap tumbuh positif dan stabil. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit dan aset perbankan. Selain itu, pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) pada sektor pasar modal juga mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya.
"Perkembangan kinerja industri jasa keuangan di Solo Raya sampai dengan periode Desember 2022menunjukkan kredit perbankan tumbuh sebesar 7,19 persen (yoy) menjadi sebesar Rp102,71 triliun. Aset perbankan juga tumbuh sebesar 3,38 persen (yoy) menjadi sebesar Rp112,64 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Solo Raya tumbuh sebesar 0,38 persen (yoy) menjadi Rp90,05 triliun," ujar Kepala OJK Solo Eko Yunianto, Jumat (24/2).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan didominasi kredit modal kerja yang mencapai 58 persen. Kemudian diikuti kredit investasi sebesar 21 persen, dan kredit konsumsi sebesar 21 persen.
Sedangkan berdasarkan jenis usaha, lanjut dia, kredit perbankan didominasi kredit bukan mikro, kecil dan menengah (non UMKM) yang mencapai 56 persen. Kemudian diikuti kredit mikro sebesar 21 persen, kredit kecil sebesar 14 persen dan kredit menengah sebesar 9 persen.
"Untuk industri pasar modal menunjukkan peningkatan dari jumlah SID di wilayah Solo Raya sebesar 110,23 persen (yoy) menjadi 360.956 investor," bebernya.
Menurut Eko, peningkatan ini didominasi oleh investor Reksa Dana, diikuti oleh investor Saham dan investor Surat Berharga Negara (SBN). Dari sisi perlindungan konsumen, sampai dengan Desember 2022, Kantor OJK Solo telah menerima 174 layanan konsumen yang dilakukan secara online melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo.
"Dari jumlah layanan tersebut, 128 atau 74,8 persen merupakan layanan dari sektor perbankan khususnya terkait restrukturisasi kredit. Kami juga menerima 371 layanan walk in yang terdiri dari 284 layanan konsumen dan 87 Layanan SLIK," katanya.
"OJK Solo mengimbau masyarakat Solo Raya untuk selalu waspada terhadap modus penipuan online/social engineering (soceng) yang mulai marak di masyarakat," imbuhnya.
Eko menambahkan, selain menjaga pertumbuhan sektor jasa keuangan agar tetap tumbuh positif, OJK Solo juga berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada mahasiswa, pegawai ASN, komunitas dan masyarakat di lingkungan pemerintah kota dan kabupaten di Solo Raya.