15 Sekolah Menengah di Garut Mulai KBM Tatap Muka Terbatas
Sekolah yang menggelar KBM itu adalah 9 SMA dan 6 SMK. Sekolah-sekolah tersebut tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Dalam prosesnya, pertemuan di sekolah dibatasi 4 jam saja, mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00.
Sebanyak 15 sekolah di wilayah Kabupaten Garut telah memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas. Sekolah yang menggelar KBM itu adalah 9 SMA dan 6 SMK.
Kepala Kantor Cabang (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah XI Garut, Asep Sudarsono, menjelaskan 15 sekolah yang menggelar KBM tatap muka sebelumnya sudah melewati verifikasi kesiapan sarana dan prasarana sekolah.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara kerja virus? Cara kerja virus adalah sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
"Sekolah dinyatakan layak menggelar KBM tatap muka secara terbatas lantaran kasus Covid-19 wilayah selatan Kabupaten Garut dinilai terkendali. Itu hasil verifikasi bersama gugus tugas kecamatan. Memang di sana nihil kasus Covid-19," jelasnya, Selasa (24/11).
Walau begitu, kata Asep, sekolah-sekolah tersebut tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Dalam prosesnya, pertemuan di sekolah dibatasi 4 jam saja, mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00.
"Kapasitas di dalam kelas juga dibatasi, maksimal hanya 50 persen dari kapasitas maksimal. Kita ikuti prosedur itu. Baru seminggu kemarin dibuka," kata Asep.
Selain sekolah di wilayah selatan Garut, diungkapkan Asep, untuk sekolah di wilayah perkotaan dan utara Kabupaten Garut belum ada satupun yang diizinkan menggelar KBM tatap muka karena kasus Covid-19 dinilai masih tinggi.
Ia mengungkapkan, beberapa sekolah di wilayah perkotaan Garut sebetulnya sudah banyak yang lolos verifikasi terkait protokol kesehatan. Namun, wilayah sekolah itu masih termasuk ke dalam zona merah penyebaran Covid-19.
"Karena masih zona merah, jadi masih secara daring. Namun secara umum kesiapan sekolah sudah baik. Tinggal posisi zona saja," ungkapnya.
Pemerintah pusat, disebutnya memang telah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk izin operasional KBM tatap muka. Meski begitu, pihaknya tetap akan melakukan verifikasi sesuai standar yang seharusnya.
Proses verifikasi yang dilakukan, dijelaskan Asep, adalah mulai dari sarana prasarana hingga kurikulum dan guru. "Kalau memang kondisi di wilayah tak memungkinkan, walaupun ada izin, kita tetap mengutamakan kesehatan siswa, guru dan orang tua," jelasnya.
Pihaknya mengaku tidak akan membiarkan KBM tatap muka kalau kasus Covid-19 di wilayah sekolah masih tinggi. Menurutnya hal tersebut harus dilakukan karena khawatir sekolah akan menjadi pusat klaster penyebaran Covid-19.
"Kegiatan di sekolah itu melibatkan banyak orang dari berbagai wilayah. Kalau di sekolah terjadi (kasus), khawatir masuk ke masyarakat, semakin banyak yang terkena Covid-19," sebutnya.
SD-SMP Masih Timbang-Timbang
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, mengaku pihaknya belum bisa memastikan kapan KBM tatap muka untuk SD dan SMP akan dibuka walau Kemendikbud sudah memberi lampu hijau kepada setiap daerah.
Dia mengaku bahwa saat ini masih ada ketakutan kalau dilaksanakan KBM tatap muka karena tren kasus Covid-19 di Garut masih meningkat.
"Harus hati-hati untuk menentukan sekolah tatap muka ini. Yang jadi pertimbangannya trend (Covid-19) masih naik. Bagaimana kalau terjadi outbreak, itu kami khawatirkan," ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa saat KBM tatap muka dilakukan, setidaknya 600 ribu siswa yang akan masuk sekolah. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan matang untuk membuka sekolah agar tidak menjadi klaster baru.
"Kalau 1 persennya saja (terpapar Covid-19) maka akan ada 6 ribu orang. Makanya masih dipertimbangkan," ungkapnya.
Bupati Garut, menurut Totong, telah meminta agar KBM tatap muka diberlakukan setelah ada vaksin Covid-19. Oleh karena itu, menurutnya kecenderungan diberlakukannya KBM tatap muka untuk SD dan SMP di Kabupaten Garut setelah adanya vaksin.
"Kalau Januari sudah ada vaksin, tak apa-apa sekolah dimulai," ucapnya.
Sekolah, menurutnya, bisa menjamin bisa melakukan sterilisasi lingkungannya, namun bisa saja siswa terpapar saat berangkat sekolah. Apalagi saat siswa harus menggunakan angkutan umum dan berkerumun sehingga tingkat kerawanan terpapar di jalanan semakin meningkat.
Meski begitu, Totong mengaku tidak menentang kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbud terkait membuka sekolah di awal tahun 2021.
"Prioritas utama kalau sudah ada vaksin baru akan dibuka. Kalau SMA/SMK atau perguruan tinggi mau dibuka silakan. Beda sama anak SD dan SMP yang harus dibimbing guru agar patuh ke protokol kesehatan. Makanya belum berani untuk buka sekolah," katanya.
Kampus Menunggu Arahan Pemerintah Daerah
Sementara Rektor Universitas Garut, Abdusy Syakur Amin, menyebut KBM tatap muka, termasuk perkuliahan di kampus-kampus masih menunggu arahan dari Pemerintah Daerah.
"Tentu kami sudah rindu dengan perkuliahan tatap muka ini. Cuma semuanya bergantung kepada Pemkab Garut," sebutnya.
Sambil menunggu arahan dari Pemerintah Daerah, pihak kampus mulai menyiapkan berbagai hal, termasuk di dalamnya teknis pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Selain arahan dari Pemerintah Daerah, menurutnya yang tidak kalah penting adalah perizinan dari orang tua.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan survei terlebih dahulu kepada dosen dan mahasiswa terkait rencana perkuliahan tatap muka.
"Kampus tak bisa membuat keputusan sepihak dalam melaksanakan tatap muka. Harus ada kesepakatan semuanya dari dosen, mahasiswa. Nanti dimatangkan dulu teknisnya juga," tutupnya.
Baca juga:
Satgas Ingatkan Tempat Pendidikan Bisa Jadi Klaster Covid-19 Jika Tak Patuhi Prokes
Jadwal Sekolah Tatap Muka di Kota Bekasi Mulai 11 Januari 2021
Pemprov DKI Belum Putuskan Soal Rencana Sekolah Tatap Muka
Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Wali Kota Solo Belum Pastikan Gelar Belajar Tatap Muka
Belajar Tatap Muka Tahun 2021, Keselamatan Siswa Harus Jadi Prinsip Utama