15 Wilayah di Solo Rawan Bencana, BPBD Minta Masyarakat Waspada
Sementara potensi bencana di Kota Solo, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih dalam kategori rendah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo mengungkapkan ada 15 wilayah rawan bencana berdasarkan hasil pemetaan. Pihaknya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan jika terjadi bencana alam.
"Berdasarkan pemetaan, ada 15 wilayah rawan bencana. Di daerah titik rawan bencana itu kita klasifikasikan yang paling rawan bencana di Pasar Kliwon. Di sana daerahnya paling banyak yang bersinggungan langsung dengan luapan Sungai Bengawan Solo dan anak sungai di dalam kota, sehingga rawan banjir," ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Solo, Nico Agus Putranto, seusai Apel Kesiapsiagaan Bencana di halaman Balai Kota Solo, Rabu (17/11).
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Kapan Gibran bertemu Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
-
Apa yang dituntut Almas dari Gibran? Almas menuntut Gibran menyampaikan pernyataan terima kasih kepadanya melalui konfrensi pers.
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
-
Kenapa Gibran menemui Gus Miftah? Gibran mengaku meminta bantuan doa agar diberikan lancar. Ia juga menegaskan pertemuannya dengan Miftah tidak membicarakan soal program dana abadi untuk Pondok (ponpes). "Silaturahmi, sudah lama tidak bertemu sejak coblosan," ungkapnya.
Nico menyampaikan, di kawasan tersebut saat hujan deras yang melanda Kota Solo beberapa hari lalu juga mengalami banjir. Air mulai masuk ke rumah-rumah penduduk meskipun hanya setinggi 20 hingga 50 meter.
"Alhamdulillah durasinya tidak lama hanya setangah jam sudah surut lagi," katanya.
Sementara potensi bencana di Kota Solo, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih dalam kategori rendah. Namun saja jika dalam cuaca ekstrem menjadi kategori sedang.
"Alhamdulillah kita tidak pernah dalam kategori tinggi. Kalau untuk ancaman bencana yang besar di Kota Solo, tentunya genangan air atau banjir," tutur dia.
Selain itu, ada juga di beberapa titik yang berpotensi terjadi tanah longsor. Kemudian ada juga titik rawan terjadi pohon tumbang saat angin kencang
"Kemarin ada tanah longsor hanya di satu rumah, longsor karena rumahnya kebetulan berada dekat dengan takut. Jadi saat takutnya longsor tergerus air, rumahnya juga ikut longsor," katanya lagi.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka seusai memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Kota Solo memgatakan semua stakeholder harus saling berkoordinasi.
"Yang namanya kesiapan untuk kesiapsiagaan bencana memang harus agak lebai seperti ini. Ini tadi kan alat-alatnya sudah cukup lengkap semua. Tinggal nanti seberapa cepat merespon bencana, seberapa cepat berkoordinasi dengan stakeholder, dan kuncinya dua itu saja," katanya.
Putra Presiden Jokowi itu mengatakan pihaknya telah memetakan titik-titik rawan diantaranya titik rawan banjir, serta rawan pohon tumbang. Untuk titik rawan pohon tumbang sudah dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Tadi sudah kita identifikasi yang paling rawan itu pohon Angsana, rawan tumbang. La ini kita lakukan rampel yang agak ekstrim saja karena memang rawan rumbang. Tapi pohon ini juga cukup cepet juga tumbuhnya," katanya lagi.
Menurutnya, ada delapan kejadian pohon tumbang sampai saat ini. Hal tersebut disebabkan karena cuaca hujan ekstrim yang kadang disertai dengan angin.
"InsyaAllah bisa kita antisipasi semua. Seluruh warga Kota Solo saya minta hati-hati kalau di jalan. Kalau pas hujan deres ya ngeyup (berteduh) dulu kalau bisa," ucap dia.
Gibran juga meminta pengelola atau pemilik tempat-tempat komersial seperti mal, hotel yang belum memiliki Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) untuk segera melengkapi.
"Pokohya kita siap-siap dulu lah. Kalau memang ada banjir memang ini titik-titiknya sudah lama lah. Kita antisipasi lah dengan ini, juga titik- titik rawan longsor seperti di Mojosongo juga sudah koordinasikan dengan lurah camat setempat," tutup dia.
Baca juga:
Alami Banjir Paling Parah, Warga Sergai Minta Ini ke Wagub Sumut
Pengungsi Pergeseran Tanah di Sukamakmur Bogor Bertambah, Logistik Menipis
Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemerintah Daerah Siaga Hadapi Bencana