16 Warga Suku Anak Dalam dirawat di RSUD Batanghari karena malaria
Jika sudah ada perubahan mereka dibolehkan untuk pulang kembali ke hutan rimba sebagaimana kehidupan mereka selama ini.
Sebanyak 16 orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Hamba Muarabulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, karena mengalami masalah dengan kesehatannya.
"Saat ini sebanyak16 orang rimba sakit dan dirawat di rumah RSUD Muarabulian," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD Hamba, Firdaus, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/3).
Sementara sekitar sepekan sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Pemerintah Provinsi Jambi memberikan bantuan bagi warga SAD.
"Dalam sepekan terakhir ini kita sudah merawat sebanyak 16 warga orang rimba atau SAD yang sakit dan kini mereka masih dalam perawatan dan diagnosa tim medis rumah sakit," kata Firdaus.
Untuk sementara ini penyakit yang di derita belasan warga SAD itu bermacam-macam, di antaranya sakit ISPA, cacingan dan malaria. Tapi sebagian besar mereka menderita penyakit malaria akibat tinggal di dalam hutan taman nasional.
Firdaus menjelaskan, untuk penanganan warga SAD sendiri pihak rumah sakit sudah menyediakan tempat atau ruangan khusus dan di antara mereka juga ada yang dirawat inap dan rawat jalan.
Untuk rawat inap sendiri umumnya selama tiga hari dan jika sudah ada perubahan maka mereka diperbolehkan untuk pulang kembali ke hutan rimba sebagaimana kehidupan mereka selama ini.
Sejauh ini, pihak rumah sakit juga sudah melakukan penanganan dan pencegahan serta penyembuhan terhadap warga SAD yang sakit.
Dugaan sementara penyebab banyaknya warga SAD yang mengalami sakit karena perilaku hidup yang tidak bersih dan perilaku hidup yang berpindah-pindah juga jadi pengaruh.
Pihak rumah sakit sendiri sudah berbicara dengan pendamping SAD agar mereka bisa berprilaku hidup bersih sebab dengan hidup bersih bisa mencegah dan menghindari penyakit.
Pantauan dari rumah sakit, di mana warga SAD yang dirawat di ruang penyakit dalam dan ruang anak dan pihak RSUD Hamba sendiri menempatkan ruang khusus bagi warga SAD dan tidak bercampur dengan pasien lain.
Baca juga:
Suku Anak Dalam terancam, Setkab baru rencana bikin satgas
Bambang Widjojanto dinonaktifkan, pencegahan korupsi sawit tertunda
Cerita tragis belasan warga Suku Anak Dalam mati kelaparan di hutan
Pemerintah malah ingin Suku Anak Dalam segera hidup menetap
Selamatkan Suku Anak Dalam, Mensos janji pertahankan adat
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Bagaimana cara anak-anak SD di Desa Gabus menyeberangi Sungai Cidurian? Rakit yang digunakan sendiri berbahan batang bambu utuh yang disusun sejajar. Rakit ini hanya bisa menampung enam sampai tujuh orang, dengan resiko tinggi. Pasalnya rakit bambu hanya dibuat ala kadarnya, sebagai alat penyeberangan utama. Untuk menggerakannya, seorang operator menarik tali baja yang membentang dari masing-masing ujung Sungai Cidurian.
-
Apa yang terjadi ketika Danau Segara Anak terlihat sempit? Jika danau terlihat sempit, diyakini sebagai pertanda bahwa usia seseorang mendekati akhir.
-
Apa makna dibalik Hari Memeluk Anak? Momen ini digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya memberikan kasih sayang kepada anak.
-
Mengapa anak-anak di Desa Gabus terpaksa menyeberangi Sungai Cidurian dengan rakit? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Siapa saja anak-anak yang berjalan merangkak itu? Keluarga Olas ini terdiri dari 18 anak, dengan enam di antaranya lahir dengan ciri yang belum pernah ditemukan pada manusia modern dewasa. Tragisnya, salah satu dari keenam anak tersebut telah meninggal dunia, namun sisanya tetap menjadi misteri yang menarik bagi para peneliti.