WHO Akhirnya Nyatakan Negara Ini Bebas Malaria Setelah Berjuang 100 Tahun
Malaria terjadi akibat infeksi parasit yang kompleks, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Mesir telah mendapatkan sertifikasi sebagai negara bebas malaria dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merupakan pencapaian luar biasa dan sangat dihargai oleh WHO.
"Malaria adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman peradaban Mesir, namun kini penyakit yang pernah menginfeksi para firaun ini telah menjadi bagian dari sejarah," ungkap Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti yang dilaporkan oleh BBC pada Senin (21/10/2024).
-
Apa temuan baru tentang sejarah malaria? Temuan Tulang Purba Ungkap Penyakit Malaria Mulai Menjangkiti Manusia Sejak 5.000 Tahun Lalu, Begini Sejarahnya Penyakit malaria pada awalnya diyakini oleh para peneliti berasal dari 2000-3000 tahun yang lalu, namun sebuah temuan baru dari tulang-tulang kuno mengungkap bahwa penyakit menular tersebut telah ada sekitar 5.500 tahun bahkan lebih.
-
Bagaimana wabah malaria menyebar? Sebaran malaria di Cirebon Merujuk Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon yang dikutip dari Liputan6, penyakit malaria saat itu menyebar dengan cepat.
-
Apa penyebab utama malaria? Parasit ini adalah penyebab utama penyakit malaria.
-
Mengapa malaria berbahaya? Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang fatal jika tidak segera diatasi.
-
Kapan malaria menyebar ke Tibet? Temuan mengejutkan lainnya mengenai penyakit malaria adalah temuan pada tulang manusia dari zaman Besi di Austria dan pada tulang dari Tibet, di Himalaya, para peneliti terkejut karena wilayah ini bukan habitat nyamuk pembawa malaria.
-
Mengapa malaria dianggap penyakit tropis? Alasan mengapa malaria telah menjadi penyakit daerah tropis, katanya, adalah karena beberapa negara mampu mengerahkan sumber daya yang cukup besar untuk memusnahkannya di bagian dunia mereka.
Pemerintah Mesir memulai upaya pertama mereka untuk memberantas penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk ini hampir satu abad yang lalu. Sertifikasi ini diberikan setelah suatu negara berhasil memutus rantai penularan malaria selama minimal tiga tahun berturut-turut.
Setiap tahun, malaria menyebabkan kematian lebih dari 600.000 orang, sebagian besar di benua Afrika. Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Minggu (20/10), WHO memberikan pujian kepada pemerintah dan rakyat Mesir atas usaha mereka dalam "mengakhiri penyakit yang telah melanda negara itu sejak zaman kuno."
Dimulai sejak 1920-an
WHO juga mencatat bahwa Mesir menjadi negara ketiga di kawasan Mediterania Timur yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini, setelah Uni Emirat Arab dan Maroko. Secara keseluruhan, sebanyak 44 negara dan satu wilayah di dunia telah mencapai pencapaian ini, meskipun WHO menekankan bahwa sertifikasi ini hanyalah "awal dari fase baru."
WHO juga mengingatkan Mesir untuk tetap waspada agar status bebas malaria dapat dipertahankan.Untuk memperoleh sertifikasi dari WHO, suatu negara perlu menunjukkan kemampuannya dalam mencegah penularan kembali malaria.
Upaya awal untuk mengurangi kontak antara manusia dan nyamuk di Mesir dimulai pada tahun 1920-an, di mana larangan penanaman padi dan tanaman pertanian di sekitar pemukiman diterapkan. Saat ini, vaksin telah digunakan di beberapa lokasi, tetapi pemantauan penyakit dan pencegahan gigitan nyamuk tetap menjadi metode yang paling efektif dalam mencegah penyebaran malaria.