2 Geng di Surabaya Berseteru, Seorang Remaja Sempat Disekap dan Dipukuli
Giadi menjelaskan, kasus ini terungkap berawal dari laporan orangtua korban, DA (38) warga Pakis Surabaya, yang melapor ke Polrestabes Surabaya pada 22 September 2019.
Seorang remaja di Surabaya menjadi korban penyekapan oleh sebuah geng yang beranggotakan 10 orang. Tak hanya disekap, remaja ini juga dipukuli hingga terkapar karena mengalami luka di kepala dan bibirnya.
Setelah mendapat laporan dan langsung diselidiki, Unit Jatanras Polrestabe Surabaya bisa mengendus lokasi korban disekap.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya yang menandai Hari Pahlawan? Dikutip dari laman semarangkota.go.id, sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November dimulai saat pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris pada 10 November 1945.
"Kita berhasil mengetahui lokasi korban disekap pada Kamis (26/9) siang. Malamnya langsung kita gerebek. Dari 10 pelaku yang terlibat, 9 berhasil kami amankan," sebut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran melalui Kanit Jatanras Iptu Giadi Nugraha, Jumat (27/9) malam.
Giadi menjelaskan, kasus ini terungkap berawal dari laporan orangtua korban, DA (38) warga Pakis Surabaya, yang melapor ke Polrestabes Surabaya pada 22 September 2019.
DA melapor setelah mengetahui unggahan foto dan video salah satu akun Facebook. Pada akun itu, DA melihat anaknya disekap dan dipukuli sejumlah remaja. Dari laporan itulah, polisi langsung bergerak.
"9 pelaku yang kami amankan ini, 7 di antaranya masih di bawah umur dan 2 lainnya dewasa. Sementara korban masih berusia 16 tahun," jelas Giadi.
"Para pelaku ini menyebut dirinya dari Geng Jawara Kampung. Sedangkan korban mengaku menjadi bagian dari Geng All Star Surabaya," tambahnya.
Berdasarkan pemeriksaan, Giadi mengatakan peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 18.00 Wib, 20 september 2019. Korban saat itu berpamitan untuk mengunjungi rumah neneknya di Wonorejo, Surabaya. Sekitar pukul 22.00 Wib, korban masih bisa dihubungi dan mengatakan sedang berada di Jalan Rajawali, Surabaya.
Namun, pada pukul 23.00 Wib hari itu, korban sudah tidak bisa dihubungi dan tidak pulang ke rumahnya, hingga orangtuanya mengetahui dari Facebook kemudian melapor ke Polrestabes Surabaya.
Ternyata, korban saat itu datang ke Krembangan Bhakti, Surabaya dan bertemu kelompok Geng Jawara Kampung. Kemudian di sebuah warung di sana, korban dipukuli geng tersebut, sekitar 10 hingga 15 orang.
Setelah itu, korban dibawa ke Simogunung dan di lokasi ini korban kembali dipukuli. Dan sekitar jam 04.30 Wib atau tanggal 21 September 2019, korban dibawa ke Menganti, Gresik oleh para pelaku.
"Di sana korban lalu disekap dan dipukuli beramai-ramai. Aksi tersebut kemudian direkam video oleh salah satu anggota geng dan dishare ke Group Jawara Ladies hingga video itu diviralkan salah satu akun Facebook. Saat ini kami masih memburu satu pelaku lainnya," tandasnya.
Sementara dari pengungkapan kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya 1 unit motor, 3 potong baju, 5 unit handphone dan sebuah kunci motor. Dan saat ini, para pelaku tengah diperiksa intensif di Mapolrestabes Surabaya. Sedangkan korban masih mendapat perawatan di rumah sakit.
Baca juga:
Ibu di Bogor Aniaya Anak Tiri, dari Jambak Rambut hingga Melempar Korban
Dirut RS Pelni: Faisal Korban Demo di DPR Alami Pendarahan di Kepala dan Patah Bahu
Bamsoet Sebut Kondisi Faisal Amir Sudah Stabil
Jenguk Faisal di RS Pelni, Bamsoet Sebut Ricuh Demo Mahasiswa Ditunggangi
Anak Kritis Usai Bentrok dengan Aparat, Ibunda Faisal akan Lapor Komnas HAM
Kronologi Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Ditemukan Penuh Luka di Senayan