2 Mantan anggota Gafatar penculik Dokter Rica divonis berbeda
2 Mantan anggota Gafatar penculik Dokter Rica divonis berbeda. Dokter Rica sempat hilang dan ditemukan di kawasan Mentawah Kalimantan Barat bersama para pengungsi anggota Gafatar lainnya. Terdakwa Eko divonis 2 tahun, sementara Feni divonis 1 tahun penjara.
Majelis hakim yang diketuai Ninik Hendras Susilowati membacakan putusan sidang, kasus dugaan penculikan Dokter Rica Tri Handayani, di Pengadilan Negeri Sleman, Kamis (29/9). Putusan tersebut menyatakan bahwa terdakwa penculikan yakni dua anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Eko Purnomo dan Feni Orinanda masing-masing dijatuhi hukuman vonis dua tahun penjara dan satu tahun penjara.
"Bahwa terdakwa satu yakni Eko Purnomo dan terdakwa dua yakni Feni Orinanda telah terbukti telah bersama-sama melakukan pelarian terhadap seseorang dengan tipu muslihat, maka terdakwa satu dikenai hukuman pidana penjara selama dua tahun dan terdakwa dua dikenakan pidana penjara selama satu tahun," ujar Ninik Hendras Susilowati di ruang persidangan.
Dalam pembacaan putusan perkara nomor 261/pid.b/2016/PN Sleman, majelis hakim menjelaskan bahwa vonis hukuman pidana penjara tersebut akan dikurangkan dengan masa tahanan yang telah dijalani kedua terdakwa. Diketahui bahwa kedua terdakwa telah menjalani masa tahanan terhitung sejak penangkapan awal Januari 2016 lalu.
"vonis hukuman pidana penjara tersebut akan dikurangkan dengan masa tahanan yang telah dijalani kedua terdakwa," ujar Ninik Hendras Susilowati.
Majelis hakim menyatakan kedua terdakwa terbukti melanggar pasal 332 Kitab Hukum Undang-undang Pidana (KUHP). Dalam sidang sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) menjerat keuduanya dengan pasal 328 KUHP tentang penculikan dengan hukuman 7 tahun penjara.
"Karena keduanya telah terbukti dan meyakinkan melanggar pasal 332 KUHP, maka pasal, 328 tak perlu dipertimbangkan lagi," imbuh Ninik Hendras Susilowati.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Apa yang terjadi pada Dokter Aulia Risma? Kasus kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dokter Aulia Risma Lestari menjadi perbincangan hangat masyarakat luas. Bagaimana tidak, di balik kematian mendadak dokter Aulia ternyata ada tindak pembullyan yang dialami oleh mendiang.
-
Siapa yang melakukan pemalakan terhadap Dokter Aulia Risma? Kemenkes RI mengatakan ada dugaan dokter Aulia Risma harus mengeluarkan uang dengan jumlah besar di luar biaya pendidikan resmi. Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu.
-
Apa profesi Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah dikenal sebagai seseorang yang tidak memiliki latar belakang militer. Ia adalah seorang warga sipil yang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Jakarta, serta aktif berpartisipasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dikenal sebagai Resimen Mahasiswa (Menwa).
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
Baca juga:
Dalam sidang, dr. Rica akui tujuan akhir Gafatar adalah berperang
Anggota ormas ribut saat sidang kasus penculikan dokter Rica
Bareskrim limpahkan berkas tersangka Gafatar ke Kejari Cibinong
Hasil pemeriksaan polisi: Mussadeq mengaku nabi dan juru selamat
Deretan orang Indonesia mengaku nabi