2 Prajurit Luka Saat Israel Serang Lebanon, Kasad: akan Dibahas di Mabes TNI, jadi Bahan Evaluasi
Kasad mengaku belum mendapat arahan khusus dari Panglima TNI untuk menambah jumlah prajurit untuk misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Markas PPB di Lebanon tak luput dari gempuran Israel. Dua orang anggota TNI yang tengah melaksanakan misi perdamaian di sana terkena dampak serangan hingga mengalami luka-luka.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan TNI akan segera melakukan pembahasan hingga evaluasi internal pascaperistiwa tersebut.
- Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon dengan Bom Fosfor Putih, Belasan Tentara Terluka
- Pasukan PBB Ngotot Tetap di Lebanon Walau Diminta Netanyahu Minggat, Bakal Berhadapan dengan Tentara Israel?
- Dunia Kecam Keras Israel Setelah Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Dua TNI Terluka
- Israel Terus Gempur Lebanon, Bagaimana Nasib Pasukan Penjaga Perdamaian PBB dari Indonesia?
"Tentu akan dibahas di tingkat Mabes TNI. Cidera personel kemarin tentu akan jadi bahan evaluasi, kami coba memikirkan agar tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi ke depannya," kata Kasad di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (13/10).
Menyikapi kondisi terkini di sana, Kasad mengaku belum mendapat arahan khusus dari Panglima TNI untuk menambah jumlah prajurit untuk misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
"Itu yang mengelola semua dari Panglima TNI, kalau saya hanya posisi bersiap. Kalau memang butuh untuk menambah pasukan ke sana, tentu disiapkan," katanya.
Sembari, TNI terus melakukan perkembangan-perkembangan terbaru di Lebanon. Sebab posisi Indonesia tergabung dengan pasukan dari negara lain, sehingga hanya bisa memantau situasi dan tidak bisa melakukan intervensi lebih jauh.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto menyatakan prajurit TNI yang bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terkena serangan tembak militer Israel (IDF).
Ia menjelaskan prajurit yang kena serangan tembak itu mengalami luka ringan pada kaki dan dalam kondisi normal.
"Pada Kamis 10 Oktober 2024 pukul 05.05 waktu setempat di Tower Pengamatan (OP 14) Naqoura telah terjadi aktivitas saling tembak antara IDF dan Hizbullah, terdengar ledakan dari kedua belah pihak," kata Kapuspen TNI menjelaskan kronologi peristiwa.
"Situasi kontak tembak terus terjadi dan tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaannya di seputaran Green Hill. Rekoset (peluru nyasar, red.) luncuran mengenai menara pengamatan (OP 14) yang diduduki oleh personel pengamat situasi," tambah dia.
Hariyanto menyebut personel TNI itu terluka akibat rekoset baku tembak IDF dan Hizbullah.
Siaran resmi UNIFIL yang dikeluarkan tidak lama setelah insiden itu menyebut tank Merkava IDF membidik dan menembak ke arah menara pengamat di Markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon.
UNIFIL mengingatkan serangan apapun yang sengaja ditujukan kepada prajurit pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Nomor 1701 Dewan Keamanan PBB.
"Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF (militer Israel)," kata UNIFIL dalam pernyataan resminya yang dikutip di Jakarta, Kamis (10/10).