Dalam Dua Bulan Israel Bunuh 3 Anak di Lebanon Setiap Hari, Total Sudah 243 Tewas
Laporan itu disampaikan oleh juru bicara UNICEF dalam jumpa pers di Jenewa kemarin.
Lebih dari 200 anak terbunuh dan lebih dari 1.000 lainnya luka-luka di Lebanon akibat serangan tentara Israel sejak dua bulan terakhir, kata seorang pejabat PBB pada Selasa, (19/11).
"Lebih dari 200 anak tewas hanya dalam dua bulan terakhir. Setidaknya ada 231 sejak dimulainya perang tahun lalu," kata James Elder, juru bicara UNICEF dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dilansir laman the Cradle, Selasa (19/11).
Elder menambahkan, meskipun jumlah anak terbunuh lebih dari 200 dengan rata-rata tiga anak terbunuh setiap harinya, namun tidak ada tanggapan dari mereka (pihak) yang mampu menghentikan kekerasan ini.
Elder mencatat kemiripan yang mengerikan dengan apa yang terjadi pada anak-anak di Lebanon dan anak-anak di Jalur Gaza.
Serangan udara dan pembunuhan terjadi setiap hari
"Sama seperti di Gaza, di Lebanon hal-hal yang tidak dapat ditoleransi (serangan udara, pembunuhan dan penembakan) diam-diam berubah menjadi hal yang dapat diterima, dan hal-hal yang mengerikan berubah menjadi hal yang diharapkan," kata Elder.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 231 anak termasuk di antara 3.452 orang yang tewas sejak Oktober 2023, ketika Hizbullah bergabung dalam pertempuran Operasi Banjir Al-Aqsa untuk mendukung Palestina.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa 14.600 orang cedera yang mana 1.330 lainnya adalah anak-anak.
Mayoritas dari 3.453 orang yang tewas sepanjang serangan Israel, 2.000 orang di antaranya terbunuh setelah Israel memperluas serangannya terhadap Lebanon pada September 2024, yang dimulai dengan serangan teror pager dan walkie talkie serta pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Laporan dari jurnalis Aljazeera, Zeina Khodr pada 8 November menyatakan Israel membunuh rata-rata 50 orang setiap hari di Lebanon.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti