2 WNI disandera, OPM minta barter 2 rekannya ditahan kasus narkoba
Menanggapi permintaan itu, Mabes TNI masih berkoordinasi dengan Kodam Cendrawasih.
Dua warga negara Indonesia di Papua disandera sejak 9 September lalu. Dugaan kuat pelaku penyanderaan adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen Endang Sondik, mengaku pelaku penyanderaan bernegosiasi dengan cara menukarkan dua sandera dengan rekan mereka yang ditahan di Polres Keerom, Papua. Dua rekannya ditahan oleh aparat Kepolisian karena kasus narkoba.
"Hari ini ketika pihak Papua Nugini bernegosiasi, mereka meminta pembebasan 2 rekannya di Polres Keerom, karena kasus ganja itu sudah lama, 2012. Makanya di tahun itu, kelompok separatis menyerang polsek setempat, itu tragedi Abepura berdarah," kata Mayjen Endang saat dikonfirmasi, Senin (14/9).
Dia menjelaskan, dua rekan mereka yang ditahan itu bukan termasuk pimpinan OPM. Namun mereka meminta untuk dibebaskan. Hingga kini, Mabes TNI masih berkoordinasi dengan Kodam Cendrawasih.
"Masih belum ada, kita monitor dari Kodam Cendrawasih," kata dia.
Seperti diketahui, dua warga negara Indonesia (WNI) disandera oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Skowtiau. Menurut Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik, kasus tersebut berawal saat 4 WNI tengah menebang kayu di kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom.
Kampung tersebut merupakan salah satu daerah yang berada di perbatasan RI-PNG. Satu dari empat WNI itu lalu ditembak kelompok bersenjata tersebut.
"Jadi kan tanggal 9 September aksi gerakan separatis OPM atau gerakan separatis Papua bersenjata telah menembak mati satu penebang kayu di kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Dari kasus itu dikembangkan ternyata yang kena ada 4 orang yang bekerja itu, satu mati, satu melapor Polres. 2 orang tidak diketahui. Pada tanggal 11 September ternyata 2 orang itu dibawa ke daerah Skowtiau itu wilayah PNG," kata Endang saat dihubungi merdeka.com, Minggu (13/9).
Endang mengatakan, TNI sudah meminta tentara PNG membebaskan kedua sandera tersebut dengan mengutamakan keselamatan mereka. Namun hingga kini belum ada pernyataan dari kelompok yang menyandera kedua WNI tersebut.
"Karena itu sudah masuk PNG maka TNI dan Kodam berkoordinasi dengan konsulat TNI di Panina di PNG. Kemudian kita kontak atase pertahanan di PNG untuk bersama-sama konsulat RI untuk meminta kepada Bupati Paninai dan Tentara PNG untuk melakukan negosiasi," ujar dia.
Baca juga:
TNI minta sandera dibebaskan hari ini, kalau tidak bakal diserbu
Politikus PDIP: Pemerintahan kita melambai, kerjanya gunting pita
Pangdam Cendrawasi tegaskan OPM sandera 2 WNI belum minta tebusan
Pangdam Cendrawasih sebut OPM sandera 2 WNI berasal dari kelompok JP
Fakta-fakta 2 WNI disandera kelompok bersenjata Papua
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Dari mana WNI yang akan dipulangkan berasal? Sebab, tiga WNI selamat yang akan dipulangkan ke Indonesia ini rencananya diberangkatkan dari Kairo, Mesir.
-
Kapan KPU Papua dan Papua Pegunungan berangkat ke Jakarta? Saat ini kami sedang bersiap-siap menuju Jakarta menggunakan pesawat milik Trigana yang akan transit di Makassar
-
Dimana letak Papua Nugini? Terdapat Guinea, Papua Nugini atau Papua New Guinea, Guinea-Bissau, serta Equatorial Guinea sebagai negara-negara penyandang nama ini. Menariknya, berbeda dari tiga negara lain yang berada di Afrika Barat, Papua Nugini terdapat di wilayah Pasifik yang sangat jauh.