Dari Papua Hingga Afrika, Mengapa Banyak Negara di Dunia Bernama Guinea?
Laga antara Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Guinea U-23 membuat banyak orang di Indonesia kini mengenali nama salah satu negara di Afrika ini.
Laga playoff Olimpiade 2024 antara Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Guinea U-23 membuat banyak orang di Indonesia kini mengenali nama salah satu negara di Afrika ini.
-
Mengapa Benua Afrika dinamakan Afrika? Menurut teori yang paling banyak diterima dan dikenal luas, nama Afrika diberikan orang Romawi kuno, berasal dari nama suku Berber Afrika Utara, Afri.
-
Di mana Equatorial Guinea berada? Negara ini terletak di pesisir barat Afrika.
-
Siapa yang memberi nama Benua Afrika? Menurut teori yang paling banyak diterima dan dikenal luas, nama Afrika diberikan orang Romawi kuno, berasal dari nama suku Berber Afrika Utara, Afri.
-
Di mana cacing Guinea biasanya ditemukan? Selain itu, cacing Guinea hidup di krustasea siklopoid, yang sering ditemukan di sumur minum.
-
Mengapa Afrika disebut Benua Hitam? Benua Afrika sering disebut 'Benua Hitam' karena mayoritas penduduknya memiliki kulit berwarna hitam. Sebutan ini awal mulanya digunakan oleh masyarakat Prancis yang dahulu banyak menjajah Benua Afrika.
-
Apa arti dari kata 'Afrika'? Afrika berarti “Negeri Suku Afri“. Ca atau Ka dalam bahasa Latin bearti “Negeri/Tanah“, sehingga setelah digabung menjadi Afrika.
Dari Papua Hingga Afrika, Mengapa Banyak Negara di Dunia Bernama Guinea?
Ketika kita mencari nama Guinea di internet, bisa jadi kita akan menemukan bahwa ternyata terdapat empat negara dengan nama tersebut. Bahkan negara tetangga kita yaitu Papua Nugini juga menyandang nama Guinea.
Bahkan terdapat istilah Guinea Pig yang mengacu kepada marmut. Istilah guinea pig pada Bahasa Indonesia bisa disetarakan dengan kelinci percobaan sebagai hewan sarana uji coba.
Terdapat Guinea, Papua Nugini atau Papua New Guinea, Guinea-Bissau, serta Equatorial Guinea sebagai negara-negara penyandang nama ini. Menariknya, berbeda dari tiga negara lain yang berada di Afrika Barat, Papua Nugini terdapat di wilayah Pasifik yang sangat jauh.
Keempat negara Guinea memiliki nama yang sama, namun memiliki sejarah penjajahan yang berbeda-beda. Guinea dan Guinea-Bissau dijajah oleh Portugis dan Prancis, Guinea Khatulistiwa dijajah oleh Portugis dan Spanyol, sedangkan Papua Nugini dijajah oleh Jerman, Inggris, dan Australia.
Lalu mengapa semuanya memiliki nama Guinea?
Dilansir dari World Atlas, akar kata "Guinea" dapat dilacak kembali ke bahasa Portugis Kuno, yaitu "Guine." Kata ini merujuk pada wilayah di Afrika Barat yang menjadi pusat perdagangan budak trans-Atlantik antara abad ke-15 hingga ke-19.
Orang Eropa menyebut penduduk wilayah ini sebagai "Guineus," yang kemudian berevolusi menjadi nama "Guinea" untuk merujuk pada wilayah geografis yang luas di Afrika Barat. Teori lain menyebut bahwa istilah Guinea berasal dari Djenné, sebuah kota di Mali modern yang sangat penting dalam perdagangan lintas Sahara dari abad ke-15 hingga ke-17. Periode dominasi Djenné menampilkan penggunaan istilah "Genawah" yang merupakan kata Arabisasi untuk "Ghinawen", yang berarti "orang kulit hitam".
Di Masa Lalu Lebih Banyak Wilayah Bernama Guinea
Pada masa lalu, banyak penjajah Eropa yang tiba di wilayah Guinea di Afrika Barat memberikan nama seperti "German Guinea", "Spanish Guinea", "French Guinea", atau "Portuguese Guinea". Beberapa negara mempertahankan bagian-bagian dari nama-nama ini setelah merdeka.
French Guinea menjadi Guinea, Spanish Guinea menjadi Equator Guinea, dan Portuguese Guinea menjadi Guinea-Bissau. Namun, German Guinea sepenuhnya menghilangkan Guinea dari namanya untuk menjadi Kamerun dan Togo.
Meskipun memiliki nama yang sama, keempat negara Guinea memiliki sejarah, budaya, dan bahasa yang unik dan beragam. Penggunaan nama "Guinea" mencerminkan kompleksitas interaksi antar budaya dan pengaruh kolonialisme Eropa di masa lampau.
Di Guinea dan Guinea-Bissau, mayoritas penduduknya adalah suku Mandé dan Fulani, dengan bahasa utama seperti Malinke, Fula, dan Susu. Equator Guinea memiliki populasi yang lebih beragam, dengan kelompok etnis utama seperti Fang, Bubi, dan Ndowe, dan bahasa resmi Spanyol dan Prancis. Di Papua Nugini, terdapat lebih dari 800 bahasa asli yang diucapkan oleh berbagai suku, dengan bahasa Inggris dan Tok Pisin sebagai bahasa resmi.
Pada abad ke-16, penjelajah Spanyol menggunakan istilah "Nueva Guinea" untuk merujuk pada pulau di Pasifik yang sekarang dikenal sebagai Papua Nugini. Hal ini didasari pada kemiripan geografis dan etnis dengan wilayah Guinea di Afrika.
Kondisi kemiripan ini yang menyebabkan Papua Nugini tetap menyandang nama Guinea walau berada jauh dari Afrika. Hal ini membuat saat ini terdapat empat negara Guinea dengan latar belakang yang berbeda walau dengan satu penyebab yang sama yaitu kolonialisme Eropa.