200-an Orang Korban Konflik Sampang Tinggalkan Pengungsian
Menurut Rumadi, penjemputan secara bertahap penyintas warga Sampang korban konflik keagamaan menunjukkan pemerintah terus bekerja melakukan proses rekonsiliasi dan cipta kondisi. Agar warga Sampang yang sudah 12 tahun di pengungsian bisa pulang ke kampung halamannya.
Sebanyak 265 jiwa atau 62 KK warga Sampang korban konflik keagamaan dijemput dari di pengungsian Jemundo, Sidoarjo, pada Kamis (4/5) kemarin. Kini warga Sampang yang masih tinggal di pengungsian Jemundo berjumlah 25 jiwa dari 5 KK.
Ini yang kedua kalinya dilakukan setelah sebelumnya penjemputan pertama penyintas warga Sampang korban konflik keagamaan dilakukan pada 29 April 2022. Saat itu, sebanyak 53 jiwa dari 14 KK dijemput.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Di mana lokasi Benteng Lohayong berada? Benteng itu letaknya berada di atas bukit dan berhadapan langsung dengan Laut Flores.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Rumadi Ahmad mengatakan, penjemputan kembali penyintas warga Sampang korban konflik keagamaan merupakan wujud komitmen Presiden Joko Widodo dalam menuntaskan penyelesaian konflik sosial keagamaan masa lalu.
Menurut Rumadi, penjemputan secara bertahap penyintas warga Sampang korban konflik keagamaan menunjukkan pemerintah terus bekerja melakukan proses rekonsiliasi dan cipta kondisi. Agar warga Sampang yang sudah 12 tahun di pengungsian bisa pulang ke kampung halamannya.
"Proses rekonsiliasi warga Sampang yang pernah terlibat konflik keagamaan sehingga terjadi pengusiran, bukan hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan kerjasama semua pihak sehingga warga Sampang yang terlibat konflik itu mau berkomunikasi sampai akhirnya mereka mau menjemput saudaranya sendiri yang dulu pernah dimusuhi," kata Rumadi, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (5/5).
Rumadi yang intens mengawal proses penjemputan penyintas warga Sampang ini juga memberikan apresiasi kepada semua pihak. Baik dari unsur masyarakat dan Kementerian/Lembaga, khususnya Bupati Sampang Slamet Junaidi, yang berani mengambil prakarsa dan terobosan-terobosan. Sehingga tumbuh saling percaya di antara warga yang dulu terlibat konflik.
"Tanpa prakarsa untuk menumbuhkan sikap saling percaya proses rekonsiliasi tidak pernah terjadi," tuturnya.
Rumadi juga berharap, peristiwa konflik Sampang menjadi pelajaran bagi seluruh kompenen bangsa agar semakin dewasa dalam menyikapi berbagai perbedaan. Sebab, jika konflik pecah menjadi kekerasan, butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka sosial itu.
"Keanekaragaman bangsa Indonesia harus kita jaga. Toleransi harus terus menerus kita tumbuhkan," kata dia.
Baca juga:
KSP: Penjemputan Pengungsi Konflik Sampang Bukti Masyarakat Toleran
SBY yakin konflik di Sampang bisa diselesaikan
Said Aqil: NU malu atas aksi pengusiran warga Syiah Sampang
Menko Polhukam: Kondisi darurat pengungsi Syiah harus direlokasi
Ketum PBNU: Relokasi paksa warga Syiah bukti SBY gagal
Pengungsi Syiah: Bapak Presiden, tolong dengar keluhan kami