224 Kasus DBD Terjadi di Kota Bandung
Kepala Dinas Kesehatan, Rita Verita Sri Hasniarty meminta masyarakat waspada dengan catatan kasus DBD yang terjadi. Apalagi, musim penghujan merupakan momentum populasi nyamuk Aedes Aegypti ikut meningkat.
Dinas Kota Bandung mencatat kasus demam berdarah (DBD) di Januari 2019 mencapai 224 kasus. Dari jumlah itu, penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu menyerang anak dan remaja.
Kepala Dinas Kesehatan, Rita Verita Sri Hasniarty meminta masyarakat waspada dengan catatan kasus DBD yang terjadi. Apalagi, musim penghujan merupakan momentum populasi nyamuk Aedes Aegypti ikut meningkat.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
"Mudah-mudahan jangan terjadi KLB (kejadian luar biasa). Update terakhir sampai kemarin tanggal 30 Januari itu 224 kasus, waktu tanggal 28 Januari ada 137 kasus," katanya di Pemkot Bandung, Kamis (31/1).
"Kalau di Kota Bandung menyebar rata di semua kecamatan ada, mayoritas usia 4-15 tahun yang banyak," tambahnya.
Rita mengingatkan, puncak gigitan nyamuk terjadi pukul 08.00-10.00 WIB dan pukul 15.00-17.00 WIB. Selain itu, tanda demam berdarah sudah menyerang tidak harus muncul bintik merah di kulit.
"Untuk tanda-tanda DBD tidak harus ada bintik di kulit, kalau ada bintik di kulit itu sudah terjadi pendarahan di bawah kulit, awalnya kayak demam biasa, demam panas tinggi 2-5 hari, perut mual, bahkan bisa sampai muntah, terus pegel persendian, sakit kepala biasanya seperti itu tanda-tandanya," jelasnya.
Untuk itu, dia mengimbau, masyarakat menjaga lingkungannya tetap bersih dan membersihkan bak mandi maupun tempat yang bisa membuat air menggenang. Hal ini berlaku bagi lingkungan sekolah.
Rita mengklaim, Dinkes sudah mengumpulkan para kepala sekolah SD dan SMP se Kota Bandung untuk memberi informasi peningkatan kasus DBD. Sekain itu, kepada murid juga sudah diedukasi agar bisa memantau melihat jentik nyamuk di bak mandi sekolah.
"Karena setau saya di sekolah2 di Kota Bandung ini masih banyak yang menggunakan bak-bak mandi yang kotor," katanya. "Saya lihat paling banyak usia sekolah yang terjangkit. Ada 40,48 persen itu usia sekolah," pungkasnya.
Baca juga:
Kamar Penuh, Pasien DBD Dirawat di Selasar RSU Tangsel
Dinkes Jateng Tetapkan Lima Daerah Waspada DBD Usai 12 Warga Meninggal Dunia
RSUD Pasar Minggu Rawat 233 Pasien DBD
Tangani DBD, Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi DBDklim
Anies Keluarkan Ingub Antisipasi Peningkatan Kasus DBD di Jakarta
Anies Perintahkan Lurah dan Camat Percepat Penanganan DBD