3 Mandor Proyek Masjid Zayed Solo Lunasi Utang Rp 145 Juta ke Pemilik Warung
Dian menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sudah mendengar keluhannya rakyatnya untuk bisa mendapatkan kembali haknya.
Tiga orang mandor proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Minggu (19/3) bertemu pemilik warung makan Restu Bunda, Dian Ekasari (38). Ketiga pria berinisial N, G dan G datang ke Solo dan bertemu pemilik warung, Dian Ekasari (38) di Swiss Belhotel, Gilingan.
Mereka dipertemukan PT Waskita Karya selaku kontraktor proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Dalam pertemuan tersebut ketiga mandor membayarkan lunas utang utangnya. Yakni mandor berinisial N yang memiliki utang Rp65 juta, kemudian G yang berutang Rp50 juta. Keduanya merupakan warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dan selanjutnya mandor berinisial G asal Purwodadi yang memiliki utang Rp30 juta.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Kapan Gibran menyindir Cak Imin soal IKN? Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyelepet Cak Imin soal rencana pembangunan 40 kota besar. Gibran menyindir Cak Imin ingin bangun puluhan kota besar tetapi menolak IKN "Gus Muaimin ini agak aneh ya, pengen membangun kota seperti Jakarta tapi enggak setuju IKN. Tapi ya monggo lah ya enggak apa-apa," kata Gibran dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Kenapa Gibran diarak keliling kampung dengan Kuda Renggong? Pawai khitan Kuda Renggong biasanya dilakukan satu hari sebelum prosesi khitan dilaksanakan.
Dian pun akhirnya bisa bernapas lega setelah para mandor melunasi semua utang kepadanya senilai Rp 145 juta.
"Betul mas, sudah lunas semua, mereka juga minta maaf dan membayar secara tunai, kekurangan mereka," ujar Dian saat dihubungi Senin (20/3).
Menurutnya total utang yang dibayarkan sebanyak Rp 145 juta. "Sesuai yang ada, Rp 145 juta itu sudah lunas tanpa sisa apapun," katanya.
Dian mengaku diundang langsung dan dijemput oleh pihak PT Waskita untuk dipertemukan dengan ketiga mandor. Kegiatan dilakukan sekitar jam 9.00 malam. Usai pelunasan is diantar pulang oleh Waskita.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Waskita yang telah memfasilitasi dirinya untuk dipertemukan dengan ketiga mandor.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sudah mendengar keluhannya rakyatnya untuk bisa mendapatkan kembali haknya.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada PT Waskita yang sudah memfasilitasi pertemuan saya dengan ketiga mandor tersebut sehingga masalah terselesaikan dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada Pak Gibran selaku Wali Kota Solo yang sudah memproses mendengarkan rakyat kecil seperti saya yang kemarin mendapatkan haknya," katanya.
Dengan dibayarkannya semua utang dari ketiga mandor tersebut, maka permasalahan sudah selesai. Dian menegaskan, dengan pembayaran iti, ia menganggap permasalahan utang piutamg sudah selesai.
'Semua saya anggap sudah selesai," ucap dia.
Selanjutnya, Dian berencana memanfaatkan uang tersebut untuk tambahan modal usaha warung makan.
Ia juga berencana menggunakan uang pembayaran utang dari ketiga mandor untuk membangun tempat oleh-oleh mengingat rumahnya yang berdekatan dengan Masjid Raya Sheikh Zayed.
"Nanti uangnya saya pakai untuk modal membesarkan warung. Buat kios oleh-oleh khas Solo di sini gitu," tuturnya .