30 Sekolah di Kabupaten Kupang belum layak
Sekolah tersebut masih beratapkan lontar, berdindingkan bambu, serta berlantaikan tanah.
Kekurangan sarana-prasarana pendidikan banyak dialami sekolah-sekolah di Kabupaten Kupang, NTT. Kurang lebih 30 sekolah mulai dari SD sampai SMA hingga kini bangunannya masih darurat. Untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM), murid-murid terpaksa mengadakannya di dalam bangunan yang jauh dari kata layak.
"Artinya ada 30 sekolah yang masih beratapkan lontar, berdindingkan bambu, serta berlantaikan tanah," kata Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo saat bersama-sama Komunitas 1.000 Guru Kupang memberikan kelas inspirasi di SDN Amsila, Desa Nuanu Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, seperti dilansir Antara, Minggu (11/10).
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kapan anak tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Mengapa anak malas belajar? Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
Ia menjelaskan, banyaknya sekolah di Kabupaten Kupang yang bangunannya masih darurat tersebut bukan karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah setempat. Namun, hal itu terjadi karena sejumlah sekolah tersebut masih berstatus baru oleh adanya keinginan kuat dari orang tua di daerah pedalaman atau terpencil agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan.
"Sekolah-sekolah yang baru tersebut usianya rata-rata tiga sampai lima tahun. Dan itu yang ada di Kupang, belum di daerah-daerah lainnya," ujarnya.
Ada beberapa sekolah di kabupaten Kupang yang diusulkan untuk segera diperbaiki. Salah satunya adalah sekolah SDN Amsila yang menjadi pusat dari kegiatan komunitas 1.000 guru Kupang.
"Kalau untuk SDN Amsila kita sudah usulkan dan sudah ada pembicaraan dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Kupang untuk segera diperbaiki dan pada pertengahan tahun 2016 dipastikan akan direnovasi," ujar Winston.
Sementara itu, terkait guru-guru di SDN Amsila yang masih berstatus pegawai honor dan hanya mendapatkan gaji Rp 78 ribu per bulan. Ia mengatakan, untuk tingkat provinsi pihaknya sudah berupaya agar turut melibatkan APBD provinsi untuk membantu gaji guru yang tidak layak.
"Kita lagi usahakan agar guru-guru yang mau mengabdi untuk sekolah bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp1,5 per bulannya," tuturnya.
Menurut Winston, walaupun tidak terlalu mencukupi kebutuhan hidup guru-guru Komite, setidaknya sudah bisa menambahkan dan membantu. Kata dia, pihaknya juga masih menunggu keputusan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mengangkat guru-guru honor, namun sampai saat ini belum terwujud.
"Kita masih menunggu realisasinya, sebab dana yang besar bagi guru-guru kita tersebut, masih berada di pusat," tandas dia.
(mdk/noe)