300 Brimob jaga pintu perbatasan cegah militan Maute masuk Kaltim
300 Brimob jaga pintu perbatasan cegah militan Maute masuk Kaltim. Tidak hanya Brimob, 1 pleton Polair Polda Kalimantan Timur atau sekitar 50 orang personel, juga diterjunkan ke perbatasan perairan Kaltim-Kaltara.
Polda Kalimantan Timur menambah kekuatan 3 satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 300 personel Brimob untuk pengamanan perbatasan, mengantisipasi masuknya pelarian militan Maute dari Marawi, di Filipina Selatan. Mereka bertugas hingga situasi benar-benar dirasa aman.
Ratusan personel Brimob itu, ditempatkan di Nunukan dan Tarakan di Kalimantan Utara dan Berau di Kalimantan Timur. Tidak hanya Brimob, 1 pleton Polair Polda Kalimantan Timur atau sekitar 50 orang personel, juga diterjunkan ke perbatasan perairan Kaltim-Kaltara dengan Malaysia dan Filipina. Keberangkatan mereka, dilepas pagi tadi.
"Berdasarkan laporan intelejen, kita harus tambah personel sebagai langkah-langkah antisipasi," kata Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Safaruddin, kepada wartawan di markas Polresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Kamis (8/6).
Safaruddin menerangkan, pengiriman pasukan ke ketiga wilayah di perbatasan itu, memang bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya militan Maute, yang berkiblat kepada ISIS.
Terlebih lagi, lanjut Safaruddin, militan Maute benar-benar sedang terdesak oleh serangan militer Filipina, dalam beberapa hari terakhir ini. "Supaya suasana lebih kondusif (di perbatasan Indonesia dan Malaysia dan Indonesia dengan Filipina)," sebutnya.
Penempatan ratusan personil itu, 1 SSK berada di Tarakan, 1 SSK di Nunukan dan 1 SSK di Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur. "Selain jaga perbatasan, tugas pasukan ini juga mengantisipasi ancaman bahaya narkoba, yang diselundupkan dari negara lain," ungkap Safaruddin.
"Soal berapa lama pasukan ditugaskan di sana, tergantung ya dari situasi dan kondisi
Kalau sudah kondusif, kita akan tarik kembali," demikian Safaruddin.
Sebelumnya diketahui, Brimob telah ditempatkan di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Selain itu, TNI juga diterjunkan, untuk keluar masuk orang dan barang, terutama di jalur tikus. Bahkan Pangdam VI Mulawarman Mayjend TNI Sonhadji memerintahkan personilnya melalukan sweeping muatan atau transportasi, yang masuk ke Indonesia di perbatasan Kaltim-Kaltara.