361 eks anggota Gafatar Mempawah tahap satu dipulangkan Jumat siang
Saat ini di pengungsian, tercatat 1.119 pengungsi dari Mempawah.
Pengungsi eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Mempawah, Kalimantan Barat, segera dipulangkan mulai Jumat (22/1) siang ini. Pemulangan gelombang I ini akan memberangkatkan 361 pengungsi dari tempat pengungsian Denbekang Kodam XII Tanjungpura, tujuan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.
"Dijadwalkan usai salat Jumat jam 13.00 WIB, gelombang I menggunakan KRI Gilimanuk milik TNI AL," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKBP Arianto, kepada merdeka.com, Kamis (21/1) malam kemarin.
Dia menerangkan, saat ini di pengungsian, tercatat 1.119 pengungsi dari Mempawah. Selain itu, turut bergabung 440 pengungsi eks Gafatar dari Kabupaten Kubu Raya serta dari Kabupaten Bengkayang sebanyak 259 orang. Mereka para pengungsi dalam pengamanan TNI dan Polri.
"Pemulangan bertahap karena memang jumlahnya cukup banyak. Saat ini, KRI Gilimanuk sudah bersandar di Pontianak," ujar Arianto.
Pascapemulangan gelombang pertama, gelombang kedua direncanakan sehari setelahnya, pada Sabtu (23/1). Hanya saja sejauh ini, menurut Arianto, belum diketahui persis waktu keberangkatan untuk pemulangan pengungsi gelombang kedua.
"Rencananya, pemulangan gelombang kedua menggunakan KRI Teluk Bone dan KRI Teluk Banten. Waktunya, belum bisa dipastikan," terangnya.
Ditanya lebih jauh kondisi terkini para pengungsi, relatif berada dalam kondisi sehat. Hanya saja, beberapa di antara pengungsi menderita sakit ringan selama berada di tempat pengungsian.
"Telah dilakukan pengobatan baik dari tim Dinas Kesehatan kota Pontianak, tim kesehatan TNI maupun tim kesehatan Polda Kalimantan Barat. Iya, ada gangguan kesehatan kecil pengungsi," tutup Arianto.
Diketahui, pengungsi warga eks Gafatar yang berada di markas TNI AD Denbekang Kodam XII Tanjungpura, setelah sebelumnya mereka diusir paksa massa di Mempawah, Selasa (19/1) lalu, yang meminta segera angkat kaki dari permukiman warga eks Gafatar di Mempawah.
Massa Mempawah khawatir dengan keberadaan warga eks Gafatar yang sebagian besar berasal dari pulau Jawa. Sebab, saat berada di permukiman seluas 43 hektare, warga eks Gafatar juga memiliki areal pertanian yang terkesan eksklusif dilengkapi jaringan listrik dan irigasi. Bahkan, menuju permukiman warga eks Gafatar harus melalui portal dan pos penjagaan. Sehingga, warga menduga warga eks Gafatar masih beraktifitas menyebarkan paham menyimpang. Apalagi, dr Rica asal Yogya yang dilaporkan hilang, belakangan sebelumnya pernah berada di permukiman eks Gafatar di Mempawah.