4 Alasan pemerintah Tank Leopard dibutuhkan Indonesia
Pembelian tank asal Jerman itu belakangan hangat menjadi perbincangan publik.
52 Tank Leopard dari 164 yang telah dipesan TNI AD melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) 2013 lalu akan segera tiba di Tanah Air. Rombongan High Level Committee (HLC) dipimpin oleh Wamenhan, Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin telah berangkat ke Jerman untuk mengikuti upacara pengiriman pertama 52 Tank Leopard itu.
Namun, pembelian tank asal Jerman itu belakangan hangat menjadi perbincangan publik. Pasalnya, pembelian Tank Leopard menjadi salah satu isu yang dibahas dalam debat capres.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Apa tugas utama Korps Marinir TNI AL? Sebagaimana kita tahu, Korps Marinir adalah satuan unit pada TNI AL yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, hingga pembina kekuatan serta kesiapan operasi satuan.
-
Apa yang menjadikan TNI sebagai kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara? Indonesia masih menjadi negara terkuat di Asia Tenggara Selanjutnya: Vietnam, Thailand, Singapura, Filipina, Myanmar dan Malaysia. Indonesia masih menjadi macan Asia Tenggara.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan model rambut cepak ala TNI mulai populer? Model gaya potongan rambut pendek yang teratur mirip dengan gaya militer dapat meningkatkan kesan maskulin dan tegas dari penampilan seseorang.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Capres Prabowo Subianto mendukung pembelian Tank Leopard. Menurutnya, Leopard amat berguna dan cocok digunakan di wilayah Indonesia.
"Jadi mengenai pemilihan alat pertahanan tentu sudah melalui rangkaian pembahasan dan penelitian pihak berwenang, yakni Kemenhan, Angkatan Darat dan TNI," kata Prabowo dalam sesi ke-6 debat capres di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6) lalu.
Pendapat berbeda datang dari Capres Joko Widodo ( Jokowi ). Capres nomor urut 2 ini menilai, pembangunan industri pertahanan dalam negeri harus lebih diutamakan ketimbang membeli alutsista dari luar negeri. Jokowi menilai, Tank Leopard tak cocok digunakan di wilayah Indonesia.
"Tank Leopard terlalu berat, sekitar 62 ton. Gak cocok untuk jalan kita, jembatan. Kalau kita mau beli alutsista harus dihitung apakah wilayah kita cocok, apakah kondisi kita kuat," kata Jokowi .
Jauh hari sebelum kedua capres itu mendebatkan soal cocok tidaknya Tank Leopard digunakan di Indonesia, mantan Presiden BJ Habibie telah lebih dulu mengungkapkan pendapatnya. Habibie menilai, tank Leopard sangat jelas tidak sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia.
"Saya dengar Oktober Indonesia akan datangkan tank Leopard. Leopard itu dibuat untuk perang di padang pasir, bukan di perang negara maritim," katanya saat menutup acara uji capres 2014 di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (26/3).
Habibie menyindir pemerintah yang telah membeli armada tempur tersebut sebagai tindakan yang keliru. Pasalnya jenis tank tersebut sudah mulai ditinggalkan dan negara lain pun enggan menggunakan Leopard.
"Buktinya pihak yang menjual mencari orang untuk bayarin besi tuanya, dan Indonesia yang membelinya," tukasnya.
Pro dan kontra soal layak tidaknya Tank Leopard digunakan Indonesia terus bergulir. Pemerintah pun tak tinggal diam. Berikut empat alasan pemerintah membeli Tank Leopard.
Menhan: Tank Leopard sangat penting bagi strategi pertahanan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pembelian Main Battle Tank jenis Leopard dari Jerman sangat penting bagi strategi pertahanan di Indonesia. Tak hanya itu, tank yang memiliki bobot 65 ton ini sudah menjalani serangkaian uji coba, termasuk pengaruhnya terhadap kekuatan jalan maupun medan di Tanah Air.
"Enggak ada masalah, lewat jembatan tidak masalah. Main Battle Tank itu beratnya 60 ton, kita juga medium battle tank jenis Marder, itu sudah dilakukan pilot project, kita jalankan dulu. Itu diketahui setelah hari TNI, mereka menuju ke markasnya, jalan biasa ternyata enggak masalah. Jadi sudah terbukti, jadi tidak ada masalah dan itu dilakukan Angkatan Darat," ungkap Purnomo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/6).
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, 26 main battle tank dan 26 marder Leopard akan tiba di Indonesia pada September 2014. Total pengiriman 164 unit Tank Leopard akan selesai hingga 2016.
Menhan: Hampir semua negara sudah punya MBT
Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, hampir semua negara, kecuali Indonesia sudah memiliki Main Battle Tank (MBT) untuk strategi pertahanan mereka, termasuk Singapura dan Malaysia. Melihat itu, TNI Angkatan Darat kemudian mengajukan pembelian MBT sejak 2010 dengan melirik beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Pakistan dan Inggris.
"Indonesia belum punya Main Battle Tank pada waktu itu, kita punya AMX 12, Scorpion, even medium kita juga tidak punya itu. Kita putuskan bangun kekuatan darat siapkan main battle tank, soal apanya itu diproses bottom-up," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/6).
Setelah dilakukan serangkaian penawaran, ternyata Jerman memberikan kemudahan dengan menawarkan 100 MBT dan medium battle tank kepada Indonesia. Padahal, anggaran yang dimiliki cuma mampu membeli 44 tank berat saja.
Wamenhan: Tank Leopard untuk modernisasi alutsista TNI
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin bersama mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Pramono Edhie Wibowo berkunjung ke Jerman dalam rangka upacara roll out 52 tank Leopard yang dibeli pemerintah Indonesia dari pemerintah Jerman. Sjafrie menegaskan, pembelian Tank Leopard untuk kepentingan memodernisasi alutsista TNI.
"Revitalisasi dan modernisasi alutsista militer Indonesia adalah dalam rangka menjalankan tugas negara menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," ujar Sjafrie dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/6).
Sementara, soal adanya pendapat yang menyatakan Tank Leopard tak cocok digunakan di wilayah Indonesia, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, sebelum membelinya, Indonesia ingin memastikan Tank Leopard cocok dengan medan di Indonesia. Rekayasa teknik sempat dilakukan, dan hasilnya dianggap memuaskan hingga diputuskan untuk membelinya.
"Technical specification sudah diteliti betul," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/6).
Kerjasama militer RI-Jerman untuk alih teknologi
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pembelian Tank Leopard untuk memodernisasi alutsista TNI. Menurut dia, kerjasama militer dengan pemerintah Jerman merupakan salah satu langkah untuk memperkuat ketahanan nasional.
"Menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu negara adalah sebuah hasil kerja militer dan non-militer. Kehadiran main battle tank Leopard di wilayah Indonesia ini adalah bagian penting dalam menjalankan tugas ini," ujar Sjafrie dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/6).
Sjafrie juga menyampaikan pembelian Tank Leopard tersebut merupakan catatan sejarah tersendiri dalam hubungan bilateral Indonesia-Jerman. Sebab, pembelian unit Tank Leopard tersebut juga diikuti oleh nota kesepahaman (MoU) antara Rheinmettal dengan PT Pindad (Persero).
"Untuk Indonesia dapat memproduksi beberapa suku cadang Tank Leopard. Kerjasama antara pemerintah Jerman dan Indonesia ini diikuti oleh alih teknologi yang menguntungkan industri persenjataan, amunisi dan kendaraan alat tempur dalam negeri," jelas Sjafrie.
"Pindad akan kami jadikan pusat produksi dan distribusi suku cadang Tank Leopard untuk wilayah Asia," tambahnya.
(mdk/dan)