4 Curhat SBY soal pernyataannya yang dipelintir media
Tak cuma media nasional saja, SBY bahkan pernah ngambek pada media Singapura.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) sering curhat lantaran pernyataannya di media menurutnya sering dipelintir, alias tidak sesuai dengan apa yang dia sampaikan. Tak cuma media nasional saja, SBY bahkan pernah ngambek pada media Singapura, yang menurutnya sering mencari-cari kesalahan.
Terakhir, kemarin, Kamis (15/11), Presiden SBY ngambek lantaran pernyataannya dipelintir oleh dua media nasional.
"Ya saya lihat itu jadi dipolitikkan. Pernyataan Presiden jadi ngomong begini, tahu-tahu dipelintir menjadi apa-apa dan sebagainya," ujar Mensesneg Sudi Silalahi usai rapat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, kemarin.
Berikut curhatan-curhatan SBY yang berhasil dihimpun merdeka.com terkait pernyataannya yang dipelintir oleh media:
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
Marah dengan media Singapura
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) prihatin atas pemberitaan yang dilakukan sejumlah media akibat kabut asap. Akibatnya, imej Indonesia dipandang buruk oleh masyarakat di seluruh dunia, sebab dianggap terus mencemari udara.
"Saya ikuti sendiri, saya baca sendiri, bahwa sejak tahun 1997 Indonesia dianggap terus mencemari udara Singapura. Saya kira berlebihan, saya yakin bahwa singapura ataupun Indonesia juga sama-sama mendapatkan benefit dalam kerjasama kedua negara, utamanya di bidang ekonomi dan di bidang bisnis," kata SBY usai mendarat dari Bali di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/6) lalu.
SBY mengaku kecewa dengan pemberitaan tersebut, padahal Indonesia tengah berupaya melakukan pemadaman atas kebakaran hutan di Sumatera. Dia kembali menegaskan, kejadian tersebut bukan sebuah kesengajaan, namun faktor alam juga menjadi penyebab meluasnya kabut asap hingga ke Singapura.
"Tentu menyakitkan kalau dikesankan Indonesia ini menimbulkan masalah bagi tetangga-tetangganya. Dan saya sekali lagi menyayangkan acara pemberitaan itu di saat kami sedang serius menghadapi bencana asap dan ladang ini," keluhnya.
Meski bukan kesengajaan yang dilakukan Indonesia, imbuh SBY, namun pemerintah tidak melempar tanggung jawab dengan menyalahkan pihak-pihak lainnya. Sebab, BNPB dibantu TNI telah melakukan dua kali penerbangan dengan pesawat Hercules C130 dan CN 235 dengan 3.049 prajurit dan satuan tugas.
"Semua kita lakukan untuk rakyat sendiri dan tetangga-tetangga kita, jangan dikirimkan signal yang keliru atas apa yang dilakukan Indonesia ini. Saya masih percaya kita semua punya hati, kita semua ingin menjalin kerjasama dan mitra kerjasama sebaik-baiknya, dan dengan itu lah hubungan kita dengan siapapun akan baik dan baik untuk kita," tandasnya.
SBY mengaku jadi korban media
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dirinya merupakan salah satu dari korban pers. Namun dirinya juga berterimakasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterimakasih kepada pers," kata Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/10).
Presiden melanjutkan, "Kalau saya tidak dikritik, dikecam sejak hari pertama saya jadi Presiden, mungkin saya sudah jatuh, mungkin saya semau-maunya, mungkin gegabah dalam mengambil keputusan, mungkin kebijakan saya malah aneh-aneh, mungkin saya merasa wah saya bisa memimpin bisa berbuat apa saja, saya berterimakasih terhadap semua itu."
Silaturahmi tersebut sekaligus juga pengumuman susunan Pengurus PWI Pusat periode 2013-2015. Ketua Umum adalah Margiono, Ketua Dewan Kehormatan Ilham Bintang, Ketua Dewan Penasehat Tarman Azzam, Ketua PWI Foundation Sofyan Lubis. Selain itu juga sejumlah perangkat lainnya di antaranya Ketua Confederation of ASEAN Journalists Akhmad Khusaeni, Ketua Biro Kerjasama Luar Negeri Teguh Santosa.
SBY juga menyatakan mendukung program Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan menyindir cara kerja insan pers atau media massa. Sindiran Presiden SBY , terkait pemberitaan yang terkadang atau terkesan kurang memperhatikan ketentuan check and recheck (pengecekan ulang) kepada mereka yang menjadi sasaran berita tersebut.
"Karenanya sangat banyak korban pemberitaan, yang belum tentu kebenaran berita tersebut," ujar pendiri Partai Demokrat itu.
SBY curhat pernyataannya soal gaji dipelintir media
Di hadapan bupati dari seluruh Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluh soal pernyataannya yang kerap dipelintir oleh media. Pengakuan itu dia sampaikan saat menyampaikan langsung soal permintaan kenaikan gaji oleh Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Irsan Noor.
Hal ini terjadi saat Irsan Noor mengeluh dan meminta kenaikan gaji kepada Presiden SBY. SBY pun memberi lampu hijau soal keluhan tersebut. Namun tidak sekadar lampu hijau, SBY pun curhat di hadapan para bupati seluruh Indonesia itu.
"Soal gaji. Ini pers ada di belakang, tolong dengarkan baik-baik jawaban saya, karena saya penah dihajar, statement saya dipotong, dilepas dari konteksnya, digoreng ke sana ke mari, akhirnya saya hanya katakan Ya Allah," cerita SBY saat memberikan sambutan pada acara Rakernas Apkasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2) lalu.
Mendengar pengakuan itu, sejumlah hadirin yang terdiri dari seluruh bupati seluruh Indonesia lantas tertawa dan tersenyum. Namun, sebagian di antaranya tetap menyimak dengan serius pernyataan tersebut.
Menurut SBY, dia memang menyampaikan pernyataan mengenai gaji yang ia terima tidak naik-naik, namun banyak yang media yang kreatif kemudian melintir pernyataannya.
"Saya menyampaikan statement seperti itu, tapi banyak yang kreatif, akhirnya dipelintir ke sana ke mari, digoreng," keluhnya.
"Oleh karena itu, saksinya banyak ini, kalau nanti ada TV, radio, media cetak yang ungkapkan lain seolah-olah presiden mengeluh karena gaji, saudara saksinya," lanjut SBY disertai tepuk tangan.
Dipelintir 2 media massa, SBY ngambek
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kekecewaannya kepada media melalui Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. SBY merasa beberapa pernyataannya dipelintir bahkan seolah-olah dipolitisir.
"Ya saya lihat itu jadi dipolitikkan. Pernyataan Presiden jadi ngomong begini, tahu-tahu dipelintir menjadi apa-apa dan sebagainya," ujar Sudi usai rapat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (14/11) kemarin.
Menurut Sudi, SBY mengatakan bahkan pernyataannya dihadapkan dengan pihak-pihak tertentu yang menimbulkan kontroversi di masyarakat.
"Bahkan dihadap-hadapkan Presiden dengan pihak-pihak lain padahal sama sekali nggak ada hubungannya dengan itu," ujar Sudi.
Menurut Sudi, padahal maksud pernyataan SBY hanya menanggapi persoalan yang terjadi sehari-hari.
"Presiden memberikan pernyataan konteksnya masalah-masalah yang dihadapi dengan persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari," ujar Sudi.
Sayangnya, Sudi enggan membeberkan media apa yang sering memelintir pernyataan SBY. Sudi menyebut ada dua media yang kerap memelintir pernyataan SBY, bahkan terus di running setiap harinya.
"Sudahlah. Jangan jadi kura-kura dalam perahu lah," ujar Sudi sambil tertawa.
Baca juga:
Sambil hujan-hujanan, SBY terima gelar Warga Kehormatan Brimob
Sering diberi arahan, Brimob anugerahi SBY Warga Kehormatan
Peringati HUT ke-68, Brimob sematkan warga kehormatan untuk SBY
SBY curhat ucapannya sering dipolitisasi media
Pernyataannya dipelintir dua media, SBY ngambek